Friday, November 22, 2013

Mawlana Darwish Muhammad as-Samarqandiqs

Mawlana Darwish Muhammad as-Samarqandiqs

(Semoga Allah Mensucikan Rahasianya)

oleh Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs
Diterjemahkan dari The Golden Chain, Silsilah Rantai Emas Naqshbandi Haqqani

   
"Ini bukan bagianku,
jika ujian-ujian datang kepadaku,
hanyalah untuk mengalihkan dari mereka

Tidak juga, jika aku tenggelam dalam kebahagiaan,
Untuk menolak diriku kedalamnya

Karena aku bukanlah mereka
yang karena hilangnyasuatu  hal
kemudian terhibur karenanya. 

Dalam arti lain,
siapapun yang tidak mengharapkan sesuatu,
maka dia mendapatkan semuanya

(Syekh `Abdul-Qadir al-Jilani qs)


Mawlana Darwish Muhammad as-Samarqandi

Beliau adalah seorang Ghawth (Perantara Tertinggi) dari Wali-Wali Terkemuka dan Ulama-ulama Islam yang diberkahi. Beliaulah Fajar dan Cahaya dari kedua Timur dan Barat. Beliaulah Master dari Kerajaan Tuntunan.

Beliau tumbuh di rumah pamannya yang mengajari tata karma dan adab. Pamannya Mendidik beliau dalam pengetahuan spiritual dan keagamaan, dan mengurus beliau dari sumber moralitas dan etika. Beliau menghilangkan kehausannya dengan Realitas-realitas Surgawi dan Pengetahuan Kasat Mata, sampai hatinya menjadi sebuah Rumah Ilham, sebagaimana Allah katakan dalam Hadist Suci, "Baik surgaku dan juga bumiku dapat berisi akan Aku, tapi hati Hamba-Ku yang Beriman berisi Aku."

Beliau dikenal dimasanya sebagai seorang Darwish WaliAllah. Beliau memahami semua jenis pengetahun tentang Agama dan dapat menghapus hasutan dan tipu daya dari banyak guru yang salah pemahaman pada masanya.

Beliau menghidupkan kembali bahasa hati dan menyembuhkan luka patah hati, sampai beliau menjadi seseorang yang diberkahi dan memberikan keberkahan pada masanya akan Petunjuk Esensi (Dzat) Manusia. Beliau mempunyai banyak pengikut diseluruh pelosok negeri. Kediamannya dan masjid beliau dipenuhi dengan pengunjung yang meminta nasehat dan mencari petunjuknya.

Suatu waktu setelah selesai asosiasi yang beliau adakan bersama murid lainnya, Syekh Muhammad az-Zahid qs memberitahukannya untuk pergi ke sebuah bukit dan menunggunya disana. Sang Syekh berkata kepadanya bahwa dia akan datang menyusul. Darwish Muhammad qs sangat mematuhi Syekhnya dan dia memasrahkan keinginan dirinya sendiri kepada beliau sepenuhnya.

Tingkah laku beliau begitu sempurna. Beliau berangkat dan menunggu Sang Syekh datang, tanpa mengunakan pikirannya untuk bertanya: "Bagaimana caranya aku ke sana, apa yang akan aku lakukan setibanya disana, dan pikiran-pikiran lainnya." Diapun segera bergegas. Beliau pun tiba di tempat yang diperintahkan dan mulai menunggu. Waktu shalat dzuhur datang dan Sang Syekh belum juga kelihatan. Kemudian matahari mulai terbenam.

Ego beliau berkata, "Syekhmu tidak akan datang; kau harus pulang. Mungkin Syekh terlupa." Kepercayaan dan keyakinan beliau begitu  tulus kepada Syaikhnya, hatinya selalu mengatakan, "Wahai Darwish Muhammad, percayalah kepada Syekhmu dan percayalah bahwa dia pasti datang, seperti yang dia katakan sebelumnya. Kau harus tetap menunggunya."

Hati Darwish Muhammad qs tidak pernah mempercayai egonya, karena hati beliau selalu menginginkan untuk bersama Syekhnya. Beliau berdiri dan menunggu Syaikhnya. Malam datang dan uadara menjadi sangat dingin diatas bukit. Beliau mengigil kedinginan. Menghabiskan sepanjang malam bangun dan satu-satunya sumber kehangatan adalah dengan lafas dzikir-nya, yaitu "laa ilaha illallah". Fajar menjelang dan sang Syekhnya masih belum kelihatan.

Hingga beliau begitu kelaparan dan mulai mencari sesuatu untuk menganjal perutnya. Beliau menemukan beberapa pohon buah, dan makan sambil tetap menunggu Sang Syekh. Hari berlalu, dan datanglah hari berukurnya. Beliau lagi-lagi menghadapi sebuah perlawana besar melawan egonya, namun beliau tetap berpikir: "Jika Syekhku adalah seorang syekh sejati, maka beliau tahu apa yang dilakukannya."

Seminggu berlalu dan kemudian sebulanpun berlalu. Sang Syekh tidak juga kunjung datang. Saat dia berada dalam kebingungan, dalam penantiannya  Darwish Muhammad melantunkan dzikrullah, dan ibadah hariannya adalah satu-satunya aktivitas beliau. Beliau terus menjaga ibadahnya hingga dengan kekuatan dzikirnya, beliau membuat binatang berdatangan dan duduk disekitarnya bersama-sama melakukan dzikir. Beliau menyadari bahwa ini adalah kekuatan menakjubkan yang datang dari Syekhnya.

Musim dingin datang dan Syekh belum juga datang. Cuaca mulai bersalju. Sangat dingin dan disana tidak ada lagi makanan yang bisa dimakan. Beliau mulai memotong kulit-kulit pohon dan memakan bagian yang lembab dari kulit pohon itu, dan dari akar-akar dan dedaunan hijau yang beliau temukan. Rusa datang dan beliau mulai meminum susu rusa betina ini. Ini adalah keajaiban lain yang muncul kepadanya. Rusa betina itu tidak pergi ketika beliau memerah susunya.

Beliau telah diangkat ke tingkatan spiritual yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, dan guru beliau mengiriminya pengetahuan spiritual melalui keajaiban-keajaiban dan penglihatan-penglihatan spiritualnya dimana Nabi Khidr (as) menampakkan dirinya dan mengajarinya.

Satu tahun berlalu, kemudian, tahun kedua, ketiga berlalu dan lalu tahun ke empat. Sang Syekh tidak juga datang, dan Darwish Muhammad dinaikkan lagi dalam maqam kesabaran (sabr) yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Beliau tetap berpikir, "Syekhku mengtahuinya." Pada akhir tahun ketujuh, beliau mulai mencium wangi dari Syekhnya memenuhi udara disekitarnya. Dan segera dia berlari menemui Sang Syekh bersama seluruh binatang liar yang menjadi kawannya selama pelatihan bertahun-tahun dihutan. Tubuh beliau ditutupi oleh rambutnya yang memanjang.

Syekh Muhammad az-Zahid qs datang dan ketika Darwish Muhammad melihat beliau, dia merasakan kebahagiaan yang hebat dalam hatinya, dan cinta yang luar biasa besar kepada Syekhnya. Dia berlari dan mencium tangan Syekhnya, dia berteriak gembira: "Assalamu `alaikum, wahai Syekhku! Betapa aku sangat merindukanmu dan sangat mencintaimu,wahai Syekhku!"

Syekhnya berkata: "Apa yang engkau lakukan disini wahai anakku? Mengapa kau tidak turun kembali kekota?. "Dia menjawab. "Wahai Syekhku, kau berkata akan ke sini, jadi aku tetap menunggumu." Sang Syekh berkata: "Bagaimana jika aku meninggal, atau mungkin aku terlupa?" Darwish Muhammad qs menjawab, "Wahai Syekhku, bagaimana kau akan lupa ketika kau memerintahkanku disini mewakili Sang Nabi Sallallahu Alayhi wa sallam ?"

Beliau berkata, "Bagaimana bila sesuatu terjadi kepadaku?" Darwish Muhammad menjawab, "Wahai Syekhku, jika aku tidak tinggal disini, untuk menunggu dan mematuhimu, maka kau tidak akan pernah datang kepadaku dengan ijin langsung Nabi (saw) !"

Darwish Muhammad sudah mendeteksi hati Syekhnya, bahwa beliau datang atas perintah  Nabi Muhammad Sallallahu alayhi wa sallam. Sang Syekh tertawa dan berkata: "Datanglah kepadaku wahai anakku." Pada kesempatan itu beliau menghujaninya dengan rahasia dan kekuatan dari Rantai Emas Thariqah Naqsybandi yang ada dalam hati beliau.

Beliau kemudian memerintahkannya untuk menjadi Syekh bagi para murid-muridnya. Darwish Muhammad tetap melayani Syekhnya sampai Syekh Muhammad az-Zahid qs meninggal dunia.

Sayikh Darwish Muhammad qs wafat pada tanggal 19 Muharram, 970 H. Beliau meneruskan rahasia Thariqah ini kepada putranya, Muhammad Khwaja al-Amkanaki qs.

Wa min Allah at Tawfiq
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...