Shalat Khusyuk
Assalmu’alaikum wr wbA’udzubillahiminashaiythonirrojiim,
Bismillahirrohmanirrohiim,
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad, wa’ala ali sayyidina Muhammad.
” Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya” (Q.S.Al-Maa’uun 4-5).
Orang yang lalai disini adalah orang-orang yang tidak khusyuk dalam sholatnya. Saya tidak akan memberi komentar mengenai khusyuk dari sisi saya sendiri, karena dalam diri saya masih banyak kesalahan dan Ego, namun akan mencoba sharing dari pengetahuan yang didapat dari para Ulama.
Saya ambil sedikit dari kitab tafsir Alquran Al-Iklil mengenai Bismillahirrohmanirrohim, imam syafi-i berkata:” Tidak sah sholat tanpa diawali niat terlebih dahulu sebelum sholat…..”. pembacaan niat ini adalah pengukuhan niat ibadah, dan selama niat inilah kita dituntun untuk bisa menyampaikan syukur kita dalam ibadah, syukur karena Allah maha Pengasih lagi maha Penyayang sehingga diberi
kesempatan untuk menghadap Allah(sholat). Niat ibadah dalam rasa syukur inilah yang akan mendatangkan rahmat Allah sehingga dalam sholat, kita bisa diberi kekusyukan.
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:
Bahwa Nabi saw. mengerjakan salat sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak, lalu beliau ditanya: Apakah engkau masih membebankan dirimu dengan beribadah seperti padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang? Kemudian beliau menjawab: Apakah
aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim 5044
Maka sebelum sholat dianjurkan untuk menenangkan diri terlebih
dahulu untuk kemudian membaca niat, Urutannya ialah :
1. Ta’awudz
2.Basmalah 3
. QS.Annas
4.Niat sholat.(jangan membaca basmalah kemudian niat, basmallah harus dilanjutkan suratul Quran,
jika ingin mempercepat maka baca ta’awudz kemudian langsung saja
membaca niat}. Khusyuk itu bukan dari kita, namun itu dari Allah SWT”.
Dari Kitab FafiruilaAllah: Syarat Khusyuk ada 5 perkara, dan 5 perkara ini harus dipenuhi kesemuanya, 5 perkara ini adalah sebagai berikut:
1. Sholat dilakukan tepat waktu
2. Sholat tepat waktu dilakukan secara Istiqomah ( continue / berkesinambungan)
3. Rutin melakukan Puasa Sunah.
4. Menjauhi kemaksiatan
5. Makan makanan yang halal.
Yang pertama-tama dipertanyakan terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya
buruk maka dia kecewa dan merugi (Hr.Annasa’i dan Attirmidzi) Beberapa nasihat yang saya rangkum dari ahlul hikmah :
” setelah selesai sholat janganlah langsung beranjak pergi, duduklah sebentar untuk berdzikir dan berdo’a, karena jika sesudah sholat beranjak pergi tanpa dzikir dan do’a maka baginya sama hal dengan
kera”.
” jika jualan rokok tidak laku, maka kamu bisa jualan beras, demikian pula jika kamu sholat, maka berdikirlah sesudahnya, karena hal itu untuk menutup kekurangan atas sholatmu.”
Tiba-tiba saya ingin menulis mengenai bai’at, padahal pokoknya mengenai sholat dan khusyuk. Namun apalah daya, jika saya tidak menulisnya, maka tidak tenang rasanya hati ini.
Bai’at adalah kesempurnaan beragama, karena para sahabat juga berbai’at kepada Rosululloh SAW.
Sekarang ini sepeninggal Rosululloh SAW, Bai’at tetap dilakukan kepada pengganti Baginda Nabi Muhammad SAW yaitu para ulama terutama yang mursyid, yang memiliki jalur dari guru-guru menuju Baginda Nabi SAW.
Dari abu abdurrahman bin auf bin malik ra, ia berkata; Kami sedang duduk-duduk bersama rasulullah saw, waktu itu kira-kira berjumlah sembilan , delapan atau tujuh orang , kemudian beliau bertanya”Apakah kalian tidak akan berbai’at (berjanji setia) kepada rasulullah ? ; padahal kami baru saja berbai’at ; maka kami menjawab; bukankah kami telah berbaiat kepada engkau wahai rasulullah ?? beliau bertanya lagi; “apakah kalian tidak akan berbaiat kepada rasulullah saw ? kemudian kami mengulurkan tangan dan berkata; kami telah berbaiat kepada engkau, maka dalam hal apakah kami harus berbaiat ? beliau menjawab ; kalian harus menyembah Alloh, Zat yang maha esa dan kalian tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, Salat lima waktu, serta harus senantiasa mendengarkan dan mentaati segala perintah-Nya, dan beliau berbisik “Janganlah kalian meminta-minta sesuatu pun kepada sesama manusia” setelah itu , sungguh saya telah menyaksikan , bahwa salah
seorang di antarakemlompok ini, ada yang cambuknya terjatuh dan ia tidak mau meminta kepada seseorang untuk mengambilkan cambuknya (HR Muslim ).
Maka jika ingin bersungguh-sungguh dalam beragama, lakukanlah sholat dan bai’at. Siapa saja yang membaca tulisan ini insyaAllah mengetahui Maulana syech Nazim & Maulana Syech Hisyam, maka beruntunglah yang sudah melakukan bai’at kepadanya.
Cintailah beliau, jika sudah mencintai, akan mudah untuk mengikuti. Bertemunya cinta kepada Rosululloh SAW adalah cinta kepada para pewarisnya. Ditanah jawa ini banyak para wali, jika cinta kita terbalas oleh MSN / MSH, maka akan sangat mudahlah kita bertemu dengan para wali-wali
tersebut.
Para wali ditanah jawa ini melakukan pertemuan setiap bulan sekali, jadi sebenarnya para wali itu tetap satu, tidak ada wali kanan ataupun wali kiri.
Masih sekitar shalat khusyuk, menurut Syeh Mustofa, latihan yang bisa dilakukan supaya khusyuk dengan cara diam sejenak berkonsentrasi sebelum mengangkat tangan takbiratul ihram.
”Aja ujug-ujug takbiratul ihram Allahu Akbar,” katanya dengan logat Jawa Timuran yang medhok. Saat diam dan konsentrasi tersebut gunakan untuk menghitung-hitung segala kenikmatan yang diterima beberapa saat sebelum shalat. ”Bicaralah dengan hati,” tuturnya.
Renungkan juga beban hidup, musibah, berbagai keruwetan masalah yang dihadapi sesaat sebelum shalat. Bila beban dan persoalan itu sangat berat, sampaikan dan pasrahkan semuanya kepada Allah. ”Kalau semuanya sudah, baru takbiratul ihram Allahu Akbar. Coba resep ini, kalau sungguh-sungguh Insya Allah berhasil. Intinya jangan kesusu takbiratul ihram” katanya sambil tersenyum.
Ia menyontohkan peristiwa saat Sayidina Ali terkena panah. Ia minta para sahabatnya untuk mencabut anak panah yang menancap di punggung saat Ali terlihat sudah dalam keadaan benar-benar khusyuk. Benar saja, ketika pengaruh otak dan ego sudah hilang dan berpindah ke hati, para sahabat buru-buru mencabut anak panah. Dan Sayidina Ali tidak merasa kesakitan sedikitpun. (Agus Fathuddin Yusuf-46)
Billahi Taufik…Al-Fatikhah.
Wassalamu’alaikum wr wb
sumber