Wednesday, August 15, 2012
Tuesday, August 14, 2012
TANYA JAWAB NABI (S) DENGAN IBLIS:
TANYA JAWAB NABI (S) DENGAN IBLIS:
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn `Abbas (r) bahwa suatu hari Nabi
(s) keluar dari masjid dan beliau (s) melihat Iblis di hadapannya.
Nabi (s) berkata kepadanya, "Mengapa engkau datang ke masjidku?" Ia
berkata, "Ya Muhammad (s), Allah telah mengutusku untuk mendatangimu."
Apakah Iblis beriman kepada Allah? Ya, dia beriman, tetapi perbuatannya
telah dikutuk, tetapi dia tetap beriman kepada Allah. Sebelumnya dia
adalah malaikat (Azaziil) tetapi dia membangkang dan sampai sekarang
tetap membangkang sehingga Allah mengutuknya. Dia berkata, "Allah
memintaku, 'Pergilah kepada Nabi-Ku dan biarkan ia bertanya kepadamu.'
dan aku harus menjawabnya.
Kemudian Nabi (s) bertanya padanya, "Mengapa engkau menghalagi umatku untuk melakukan salat berjamaah?"
Dan
dia menjawab, "Ketika mereka salat berjamaah aku mengalami demam tinggi
dan tidak akan kembali normal sampai mereka meninggalkan masjid."
Nabi (s) bertanya padanya, "Mengapa engkau mencegah umatku untuk
menuntut ilmu?" dan dia berkata, "Segera setelah mereka berdoa meminta
kepada Allah, tiba-tiba aku menjadi buta dan tuli dan itu akan
berlangsung terus sampai mereka berhenti berdoa."
Nabi (s)
bertanya, "Mengapa engkau menghalagi mereka untuk membaca al-Qur'an
suci?" dan dia berkata, "Ketika mereka membaca al-Qur'an suci, aku
meleleh seperti serbuk mesiu."
Dan beliau (s) bertanya,
"Mengapa engkau mencegah umatku untuk berjihad?" dia berkata, "Ketika
mereka pergi berjihad, mereka membelenggu kakiku sampai mereka kembali
dan ketika mereka pergi haji aku dibelenggu dari atas hingga ke bawah.
Dan ketika mereka memberi sedekah, sebagaimana yang kalian tahu, Iblis
menggigil. Dan ketika kalian berniat untuk memberi sedekah, Setan
segera berkata, "Mengapa kau berikan sebanyak itu, berikan sedikit
saja!" Jadi ketika kalian berniat untuk memberi 1000, lalu dia berkata,
"500 saja, untuk apa memberi sebanyak itu!" Iblis berkata, "Ketika
mereka memberi sedekah, aku akan digergaji seperti kayu dan aku akan
terpotong-potong hingga berkeping-keping dan aku akan merasakan
sakitnya." Itulah sebabnya dia mencegah kita untuk bersedekah.
{dari shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 12 Agustus 2012}
Nabi (s) bertanya padanya, "Mengapa engkau mencegah umatku untuk menuntut ilmu?" dan dia berkata, "Segera setelah mereka berdoa meminta kepada Allah, tiba-tiba aku menjadi buta dan tuli dan itu akan berlangsung terus sampai mereka berhenti berdoa."
Nabi (s) bertanya, "Mengapa engkau menghalagi mereka untuk membaca al-Qur'an suci?" dan dia berkata, "Ketika mereka membaca al-Qur'an suci, aku meleleh seperti serbuk mesiu."
Dan beliau (s) bertanya, "Mengapa engkau mencegah umatku untuk berjihad?" dia berkata, "Ketika mereka pergi berjihad, mereka membelenggu kakiku sampai mereka kembali dan ketika mereka pergi haji aku dibelenggu dari atas hingga ke bawah. Dan ketika mereka memberi sedekah, sebagaimana yang kalian tahu, Iblis menggigil. Dan ketika kalian berniat untuk memberi sedekah, Setan segera berkata, "Mengapa kau berikan sebanyak itu, berikan sedikit saja!" Jadi ketika kalian berniat untuk memberi 1000, lalu dia berkata, "500 saja, untuk apa memberi sebanyak itu!" Iblis berkata, "Ketika mereka memberi sedekah, aku akan digergaji seperti kayu dan aku akan terpotong-potong hingga berkeping-keping dan aku akan merasakan sakitnya." Itulah sebabnya dia mencegah kita untuk bersedekah.
{dari shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 12 Agustus 2012}
PERBEDAAN CARA SALAT MENURUT MAZHAB SYAFI'I DAN HANAFI
PERBEDAAN CARA SALAT MENURUT MAZHAB SYAFI'I DAN HANAFI
Ketika kalian salat, kalian mengucapkan, "Allahu Akbar!" Seperti pada
Mazhab Syafi'i, mereka harus mengikuti prosedur tertentu ketika memulai
salat. Di dalam Hanafi, kalian cukup mengucapkan, "Allahu akbar" dan
kemudian melakukan salat; tetapi di dalam Syafi'i seluruh tubuh kalian
harus berkonsentrasi penuh dan memusatkan pikiran (bertafakur) pada saat
mengucapkan, "Allahu akbar." (sambil memperagakan bagaimana
bertakbiratul ihram menurut mazhab Syafi'i), membawa seluruh kekuatan
luar kalian ke dalam kalbu. Itulah sebabnya ketika kalian salat bersama
pengikut Syafi'i kalian melihat mereka bertakbir, "Allahu..." allahu
(lalu mengulangi lagi) Allahu akbar..." itu adalah untuk menyakinkan,
dan bukannya bermain-main, bahwa ketika mereka
memasuki salat, mereka memasuki jalan yang benar dalam memerangi Setan.
Itulah niat yang paling penting dari salatnya.
Mereka memiliki prinsip ini di dalam mazhab Syafi'i, sementara mazhab Hanafi mengatakan, innamaa'l- `amaalu bin-niyyat, (segala sesuatu berdasarkan niat), jadi mereka langsung mengucapkan "Allahu akbar." Dan mereka mengatakan niatnya adalah untuk Allah lalu serahkan amalan itu kepada Allah, tetapi mazhab Syafi'i berbeda, mereka mengatakan, "Kita harus fokus dalam memasuki/memulai salat."
Dan di dalam mazhab Hanafi ketika
kalian mengikuti imam, kalian tidak perlu membaca apa-apa. Di dalam
Syafi'i kalian membaca, ketika imam membaca Surat al-Fatiha, kalian
membacanya setelah imam, itulah sebabnya imam berhenti sejenak untuk
memberi kesempatan makmunya untuk membaca Surat al-Fatiha. Ketika
kalian membaca, kalian lebih berkonsentrasi. Tetapi Hanafi mengatakan
bahwa imamlah yang mengembang tanggung jawab. Tetapi Syafi'i berkata,
"Tidak, kalian harus membacanya bersama imam atau mengikutinya atau
membacanya setelah imam menyelesaikannya. Dengan begitu kalian lebih
berkonstrasi."
{dari Shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 13 Agustus 2012}
Dan di dalam mazhab Hanafi ketika kalian mengikuti imam, kalian tidak perlu membaca apa-apa. Di dalam Syafi'i kalian membaca, ketika imam membaca Surat al-Fatiha, kalian membacanya setelah imam, itulah sebabnya imam berhenti sejenak untuk memberi kesempatan makmunya untuk membaca Surat al-Fatiha. Ketika kalian membaca, kalian lebih berkonsentrasi. Tetapi Hanafi mengatakan bahwa imamlah yang mengembang tanggung jawab. Tetapi Syafi'i berkata, "Tidak, kalian harus membacanya bersama imam atau mengikutinya atau membacanya setelah imam menyelesaikannya. Dengan begitu kalian lebih berkonstrasi."
{dari Shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 13 Agustus 2012}
RESEP UMUM GRANDSYEKH `ABDULLAH (Q) UTK MENANGKAL SIHIR
RESEP UMUM GRANDSYEKH `ABDULLAH (Q) UTK MENANGKAL SIHIR
Permintaan Doa:
salam `alaykum,
Kami memiliki masalah yang sangat serius, dimana seluruh keluarga kami
terkena sihir dan itu mempengaruhi setiap orang dengan sangat buruk,
menciptakan berbagai masalah dan kami tidak bisa berhasil dalam segala
hal. Mohon pertolongannya!
Tanggapan:
wa `alaykum salam,
Ikuti resep umum dari Grandsyekh `Abdullah al-Fa’iz ad-Daghestani (q) untuk menyingkirkan sihir:
1. Setiap pagi dan sore, seluruh keluarga harus membaca Du`a Ayatul -Kursi. secara bersama-sama.
2. Setelah membaca doa tadi, panggilah/sebutkanlah Sultan Jin yang
bernama al-Hazzaz, dan mintalah untuk melepaskan sihir yang telah
menimpa keluarga Anda dengan izin Allah: Ya Sultan al-Jinn Sayyidina
Hazzaz, adrikna.
3. Kemudian bacalah Shalawat al-Fatih dan Shalawat Badawi Kubra.
Anda dapat menemukannya di link berikut: http://sufilive.com/salawat/
4. Kemudian (lakukan tawasul) dengan memanggil Nabi (s), Grandsyekh
`Abdullah, Sultan al-Awliya Mawlana Syekh Nazim Haqqani, dan Sultan Jin,
al-Hazzaz, untuk menghilangkan seluruh kesulitan kalian, dengan izin
Allah: Ya Rasuulullah, Ya Sultan al-Awliya Syekh `Abdullah Daghestani,
Ya Sayyidina asy-Syekh Nazim al-Haqqani, Ya Sultan al-Jinn Sayyidina
Hazzaz, adrikna.
Insya-Allah dengan bacaan ini selama 40 hari
masalah tersebut akan hilang. Jika tidak, lanjutkan lagi selama 40 hari
berikutnya sampai masalahnya hilang.
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani
http://eshaykh.com/quran-tafsir/ sihr-affects-whole-family/
Doa Ayatul Kursi:
A`udzū billāhi min asy-syaythānir-rajīm
bismillāhi ’r-rahmāni ’r-rahīm
Allāhummā innī as’aluka wa atawassalu ilayka Yā Allāhu Yā Allāhu Yā Allāh
Yā Rahmānu Yā Rahmānu Yā Rahmān, Yā Rahīmu Yā Rahīmu Yā Rahīm,
Yā Hin Yā Hin Yā Hin, Yā Rabbāhu Yā Rabbāhu Yā Rabbāh,
Yā Sayyadāhu Yā Sayyadāhu Yā Sayyadāh, Yā Hūwa Yā Hūwa Yā Hūwa,
Yā Ghiyātsī `inda syiddatī, Yā Anīsī `inda wahdatī, Yā Mujībī `inda da`watī,
Yā Allāhu Yā Allāhu Yā Allāh,
“Allāhu lā ilāha illa Hūwa ’l-Hayyu ’l-Qayyūm,”
Yā Hayyu Yā Qayyūm,
Yā man taqūmu ’s-samāwātu wa ’l-ardhu bi amrihi,
Yā jāmi‘a al-makhlūqāti tahta luthfihi wa qahrihi,
As’aluka Allāhuma an tusakhkhir lī rawhānīyyata hādzihi ’l-āyati ’sy-syarīfati
an yu`īnūnī `alā qadhā’i hawā’ijī
Yā man “lā tā’khudzuhu sinnatun wa lā nawm.”
Ihdinī ila ’l-haqqi wa ila ’th-tharīqi ’l-mustaqīmi hatta astarīha minal lawmi.
lā ilāha illa Anta subhānaka innī kuntu min azh-zhālimīn.
Yā man “lahu mā fi ’s-samāwāti wa mā fi ’l-ardhi man dza ’Lladzī yasyfa`u `indahu illa bi-idznihi.”
Allāhummasy fa`lī wa arsyidnī fīmā urīdu min qadhā’i hawā’ijī wa itsbāti qawlī wa fi`lī wa `amalī wa bārik lī fī āhlī
Yā man “ya`lamu mā bayna aydīhim wa mā khalfahum wa lā yuhīthūna bi-syayyin min `ilmihi illa bimā syā`a”
Yā man ya`lamu dhamīra `ibādihi sirran wa jahran.
As’aluka an tusakhkhira lī khuddāma hādzihi ’l-āyati ’sy-syarīfati
wad-da`wati ’l-munīfati an yakūnu `awnan lī `alā qadhā’i hawā’ijī:
haylan haylan haylan, jawlan jawlan jawlan, mulkan mulkan mulkan,
yā man lā yatasharrafu fī mulkihi “illa bimā syā’a wasi`a kursīyyuhu ’s-samāwāti wa ’l-ardha”
sakhkhir lī `abdik al-maliku kandiyāsa hatta yukalimanī hāla yaqzhatī wa yu`īnanī `alā qadha‘i jamī`i hawāijī,
yā man “wa lā yaū’duhu hifzhuhumā wa Hūwa ’l-`Alīyy ul-`Azhīm.
Yā Hamīdu Yā Majīdu Yā Bā‘itsu Yā Syahīdu Yā Bā‘itsu Yā Syahīdu Yā Haqqu Yā Wakīlu Yā Qawīyyu Yā Matīnu.
Kun lī `awnan `alā qadhā’i hawāijī bi-alfi alfin
lā hawla wa lā quwwata illa billāhi ’l-`Alīyy il-`Azhīm.
Aqsamtu `alayka ayyuha’l-maliku kandīyāsa an tujībanī anta wa
khuddāmuka wa ā`īūnī fī jamī`i umūrī bi-haqqi mā ta`taqidūnahu min
al-`azhamati wa ’l-kibrīyyā’i wa bi-haqqi hādzihi ’l-ayyati ’l-`azhīmati
wa bi-haqqi sayyīdinā Muhammadin shall-Allāhu `alayhi ’s- wa sallam.
Wa bi hurmati ’l-Fātiha.
Tanggapan:
wa `alaykum salam,
Ikuti resep umum dari Grandsyekh `Abdullah al-Fa’iz ad-Daghestani (q) untuk menyingkirkan sihir:
1. Setiap pagi dan sore, seluruh keluarga harus membaca Du`a Ayatul -Kursi. secara bersama-sama.
2. Setelah membaca doa tadi, panggilah/sebutkanlah Sultan Jin yang bernama al-Hazzaz, dan mintalah untuk melepaskan sihir yang telah menimpa keluarga Anda dengan izin Allah: Ya Sultan al-Jinn Sayyidina Hazzaz, adrikna.
3. Kemudian bacalah Shalawat al-Fatih dan Shalawat Badawi Kubra.
Anda dapat menemukannya di link berikut: http://sufilive.com/salawat/
4. Kemudian (lakukan tawasul) dengan memanggil Nabi (s), Grandsyekh `Abdullah, Sultan al-Awliya Mawlana Syekh Nazim Haqqani, dan Sultan Jin, al-Hazzaz, untuk menghilangkan seluruh kesulitan kalian, dengan izin Allah: Ya Rasuulullah, Ya Sultan al-Awliya Syekh `Abdullah Daghestani, Ya Sayyidina asy-Syekh Nazim al-Haqqani, Ya Sultan al-Jinn Sayyidina Hazzaz, adrikna.
Insya-Allah dengan bacaan ini selama 40 hari masalah tersebut akan hilang. Jika tidak, lanjutkan lagi selama 40 hari berikutnya sampai masalahnya hilang.
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani
http://eshaykh.com/quran-tafsir/
Doa Ayatul Kursi:
A`udzū billāhi min asy-syaythānir-rajīm
bismillāhi ’r-rahmāni ’r-rahīm
Allāhummā innī as’aluka wa atawassalu ilayka Yā Allāhu Yā Allāhu Yā Allāh
Yā Rahmānu Yā Rahmānu Yā Rahmān, Yā Rahīmu Yā Rahīmu Yā Rahīm,
Yā Hin Yā Hin Yā Hin, Yā Rabbāhu Yā Rabbāhu Yā Rabbāh,
Yā Sayyadāhu Yā Sayyadāhu Yā Sayyadāh, Yā Hūwa Yā Hūwa Yā Hūwa,
Yā Ghiyātsī `inda syiddatī, Yā Anīsī `inda wahdatī, Yā Mujībī `inda da`watī,
Yā Allāhu Yā Allāhu Yā Allāh,
“Allāhu lā ilāha illa Hūwa ’l-Hayyu ’l-Qayyūm,”
Yā Hayyu Yā Qayyūm,
Yā man taqūmu ’s-samāwātu wa ’l-ardhu bi amrihi,
Yā jāmi‘a al-makhlūqāti tahta luthfihi wa qahrihi,
As’aluka Allāhuma an tusakhkhir lī rawhānīyyata hādzihi ’l-āyati ’sy-syarīfati
an yu`īnūnī `alā qadhā’i hawā’ijī
Yā man “lā tā’khudzuhu sinnatun wa lā nawm.”
Ihdinī ila ’l-haqqi wa ila ’th-tharīqi ’l-mustaqīmi hatta astarīha minal lawmi.
lā ilāha illa Anta subhānaka innī kuntu min azh-zhālimīn.
Yā man “lahu mā fi ’s-samāwāti wa mā fi ’l-ardhi man dza ’Lladzī yasyfa`u `indahu illa bi-idznihi.”
Allāhummasy fa`lī wa arsyidnī fīmā urīdu min qadhā’i hawā’ijī wa itsbāti qawlī wa fi`lī wa `amalī wa bārik lī fī āhlī
Yā man “ya`lamu mā bayna aydīhim wa mā khalfahum wa lā yuhīthūna bi-syayyin min `ilmihi illa bimā syā`a”
Yā man ya`lamu dhamīra `ibādihi sirran wa jahran.
As’aluka an tusakhkhira lī khuddāma hādzihi ’l-āyati ’sy-syarīfati wad-da`wati ’l-munīfati an yakūnu `awnan lī `alā qadhā’i hawā’ijī: haylan haylan haylan, jawlan jawlan jawlan, mulkan mulkan mulkan,
yā man lā yatasharrafu fī mulkihi “illa bimā syā’a wasi`a kursīyyuhu ’s-samāwāti wa ’l-ardha”
sakhkhir lī `abdik al-maliku kandiyāsa hatta yukalimanī hāla yaqzhatī wa yu`īnanī `alā qadha‘i jamī`i hawāijī,
yā man “wa lā yaū’duhu hifzhuhumā wa Hūwa ’l-`Alīyy ul-`Azhīm.
Yā Hamīdu Yā Majīdu Yā Bā‘itsu Yā Syahīdu Yā Bā‘itsu Yā Syahīdu Yā Haqqu Yā Wakīlu Yā Qawīyyu Yā Matīnu.
Kun lī `awnan `alā qadhā’i hawāijī bi-alfi alfin
lā hawla wa lā quwwata illa billāhi ’l-`Alīyy il-`Azhīm.
Aqsamtu `alayka ayyuha’l-maliku kandīyāsa an tujībanī anta wa khuddāmuka wa ā`īūnī fī jamī`i umūrī bi-haqqi mā ta`taqidūnahu min al-`azhamati wa ’l-kibrīyyā’i wa bi-haqqi hādzihi ’l-ayyati ’l-`azhīmati wa bi-haqqi sayyīdinā Muhammadin shall-Allāhu `alayhi ’s- wa sallam.
Wa bi hurmati ’l-Fātiha.
Yā Hin Yā Hin Yā Hin, Yā Rabbāhu Yā Rabbāhu Yā Rabbāh,
Yā Sayyadāhu Yā Sayyadāhu Yā Sayyadāh, Yā Hūwa Yā Hūwa Yā Hūwa,
Yā Ghiyātsī `inda syiddatī, Yā Anīsī `inda wahdatī, Yā Mujībī `inda da`watī,
Yā Allāhu Yā Allāhu Yā Allāh,
“Allāhu lā ilāha illa Hūwa ’l-Hayyu ’l-Qayyūm,”
Yā Hayyu Yā Qayyūm,
Yā man taqūmu ’s-samāwātu wa ’l-ardhu bi amrihi,
Yā jāmi‘a al-makhlūqāti tahta luthfihi wa qahrihi,
As’aluka Allāhuma an tusakhkhir lī rawhānīyyata hādzihi ’l-āyati ’sy-syarīfati
an yu`īnūnī `alā qadhā’i hawā’ijī
Yā man “lā tā’khudzuhu sinnatun wa lā nawm.”
Ihdinī ila ’l-haqqi wa ila ’th-tharīqi ’l-mustaqīmi hatta astarīha minal lawmi.
lā ilāha illa Anta subhānaka innī kuntu min azh-zhālimīn.
Yā man “lahu mā fi ’s-samāwāti wa mā fi ’l-ardhi man dza ’Lladzī yasyfa`u `indahu illa bi-idznihi.”
Allāhummasy fa`lī wa arsyidnī fīmā urīdu min qadhā’i hawā’ijī wa itsbāti qawlī wa fi`lī wa `amalī wa bārik lī fī āhlī
Yā man “ya`lamu mā bayna aydīhim wa mā khalfahum wa lā yuhīthūna bi-syayyin min `ilmihi illa bimā syā`a”
Yā man ya`lamu dhamīra `ibādihi sirran wa jahran.
As’aluka an tusakhkhira lī khuddāma hādzihi ’l-āyati ’sy-syarīfati wad-da`wati ’l-munīfati an yakūnu `awnan lī `alā qadhā’i hawā’ijī: haylan haylan haylan, jawlan jawlan jawlan, mulkan mulkan mulkan,
yā man lā yatasharrafu fī mulkihi “illa bimā syā’a wasi`a kursīyyuhu ’s-samāwāti wa ’l-ardha”
sakhkhir lī `abdik al-maliku kandiyāsa hatta yukalimanī hāla yaqzhatī wa yu`īnanī `alā qadha‘i jamī`i hawāijī,
yā man “wa lā yaū’duhu hifzhuhumā wa Hūwa ’l-`Alīyy ul-`Azhīm.
Yā Hamīdu Yā Majīdu Yā Bā‘itsu Yā Syahīdu Yā Bā‘itsu Yā Syahīdu Yā Haqqu Yā Wakīlu Yā Qawīyyu Yā Matīnu.
Kun lī `awnan `alā qadhā’i hawāijī bi-alfi alfin
lā hawla wa lā quwwata illa billāhi ’l-`Alīyy il-`Azhīm.
Aqsamtu `alayka ayyuha’l-maliku kandīyāsa an tujībanī anta wa khuddāmuka wa ā`īūnī fī jamī`i umūrī bi-haqqi mā ta`taqidūnahu min al-`azhamati wa ’l-kibrīyyā’i wa bi-haqqi hādzihi ’l-ayyati ’l-`azhīmati wa bi-haqqi sayyīdinā Muhammadin shall-Allāhu `alayhi ’s- wa sallam.
Wa bi hurmati ’l-Fātiha.
Amalan Malam Jumat Terakhir Ramadan
Amalan Malam Jumat Terakhir Ramadan (Dapat dikerjakan bada Magrib, Kamis malam Jumat)
dari Syaikh Abdul Qadir Jailani qs
Pahala dari salat ini setara dengan pahala ibadah 1.000 bulan dan menutupi salat-salat yang tertinggal. Salat sunah ini 4 rakaat dengan satu salam di akhiran.
Niat
salat sunah nawafil untuk menutupi seluruh salat yang tertinggal.
Rakaat pertama : Fatihah + Al-Qadar 15 kali
Rakaat kedua : Fatihah + al-Kautsar 15 kali
Rakaat ketiga : Fatihah + Al-Qadar 15 kali
Rakaat ke empat : Fatihah + Al-Kautsar 15 kali.
Salawat : Allahumma sholi alaa Muhammadin wa alaa ali Muhammadin wa salim (100 kali). Kemudian berdoa 3 kali dengan doa ini.
Salawat : Allahumma sholi alaa Muhammadin wa alaa ali Muhammadin wa salim (100 kali). Kemudian berdoa 3 kali dengan doa ini.
Monday, August 13, 2012
Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs, 13 Agustus 2012
Alhamdulillah di umurku saat ini aku tidak berpikir lagi tentang dunia, dan hanya berpikir tentang kehidupan akhirat. Allah tidak menciptakan manusia untuk menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Apakah kalian pernah berpikir untuk kehidupan akhirat? Bahkan kalian mempertanyakan apakah ada Sang Maha Pencipta. Oh kalian sungguh bodoh, bisakah sebuah mobil ada dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya? Tentu kalian akan mengatakan tidak mungkin. Lalu mengapa kalian mengatakan bahwa manusia berada didunia ini berasal dari dirinya sendiri? Artinya ada sesuatu yang hilang dari pikiranmu, atau dari apa yang kalian pelajari.
Nabi Muhammad (saw) berkata,"Manusia diturunkan kedunia ini untuk mempelajari sesuatu". Maka ayat pertama Surah yang turun adalah Iqra, Bacalah. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan". Surat pertama yang turun dari al-Quran kepada Nabi Muhammad (saw), adalah Iqra, Bacalah. (Quran Suci, Surat al-Alaq ayat 1)
"Alladzii 'allama bialqalami". "Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. (Al-'Alaq Ayat : 4). Siapakah yang mengajarkan kalian untuk menulis? Dan lihatlah kalian dikaruniakan pena untuk menulis. Dan kalian juga dikaruniakan kecerdasan untuk berpikir. Maka tulislah dengan penamu dan pelajarilah ilmu pengetahuan, dan jangan biarkan dirimu menjadi orang yang tak berguna didunia ini. Siapapun yang tidak mau bekerja dan menjadi manusia yang tidak berguna sesugguhnya levelnya turun ketingkat hewan berkaki empat. Binatang tidak dapat memegang pena untuk menulis. Jika kau berikan mereka buku, mereka juga tidak dapat membaca. Tetapi manusia tidak diciptakan seperti ini. Manusia adalah mahluk yang paling terhormat.
Tetapi lihatlah manusia saat ini kebingungan, dan setan membuat mereka bingung. Allah swt menciptakanmu sebagai mahluk yang paling dimuliakan dan dihormati. Begitu banyak mahluk didunia ini, tetapi tidak seperti manusia, mereka tidak dikaruniakan kecerdasan pikiran dan pemahaman. Kecerdasan hanya dikaruniakan kepada manusia sebagai anak dari Nabi Adam (as). Wahai manusia, "Iqra, Bacalah dan pelajarilah". Ini berarti, manusia diturunkan kedunia ini adalah untuk mempelajari sesuatu. Pelajaran apakah yang terpenting untuk dipahami manusia?
Pelajaran terpenting adalah manusia harus mengetahui apa yang bermanfaat untuk dirinya dan apa yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Pelajari apa yang diperlukan untukmu dan tinggalkan yang tidak diperlukan. Tetapi saat ini dunia dalam kekacauan, sistem saat ini membuat segalanya menjadi kacau. Begitu banyak universitas dan mereka tidak mengajarkan untuk mengenal siapa Sang Pencipta. Darimana air laut ini datang? Berapa liter jumlahnya? Aku tidak tahu Syaikh. Sejak awal dunia ini diciptakan air laut tak pernah kering, bagaimana bisa?
Wahai Syaikh, universitas saat ini tidak lagi mengajarkan tentang agama. "Mengapa" kataku. "Dilarang melalui Peraturan Hukum". Itulah sebabnya lulusan universitas saat ini menjadi orang yang tidak memahami agama, berkelahi satu sama lain dan berusaha menghancurkan antara satu kelompok kepada kelompok lain, antara satu suku dengan suku lain, dan menjadi beban bagi pemerintah.
Ok jika kalian melarang buku-buku agama, apakah ilmu pengetahuan kalian dapat mengalahkan pengetahuan dari kitab-kitab suci? Lihatlah dunia saat ini sedang jatuh terperosok kedalam berbagai masalah berat, dan mereka tidak mengetahui bagaimana jalan keluar dari segala masalah ini. Dan mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka kerjakan. Jawaban pemecahan masalah didunia ini hanya datang dari surgawi. Jika kunci pemecah masalah ini tidak datang dari surga maka tidak akan bermanfaat bagi manusia.
Mereka membanggakan demokrasi. Apakah demokrasi itu? Bahkan mereka tdiak dapat menjawabnya. Mereka saling berkelahi satu sama lain dengan sistem yang kalian sebut demokrasi. Mereka saling berperang antara satu partai (golongan) anatara negara dengan negara lain. Seluruh dunia kacau, mereka berusaha saling membunuh dan menghancurkan satu sama lain. Demokrasi tidak berasal dari surga. Kunci dari surga adalah bersama para Raja. dan Raja tidak menerima demokrasi. Wahai muslim, bersatulah kalian dan jangan saling berpecahan. Pelajari yang penting bagi kalian dan buanglah yang tidak kalian perlukan. Bacalah, membaca artinya adalah untuk memahami.
Yaa Allah tolonglah kami. Kami terperangkap dengan pemimpin yang tidak mengetahui apa yang harusnya mereka kerjakan. Kirimkan kami Sultan yang dapat menunjukan kepada kami jalan yang benar, dan senantiasa menjaga perintahMU. Jangan biarkan kami berada ditangan orang yang tidak mengetahui siapa dirinya, dan apa yang mereka lakukan. Allahu Akbar (3x) wa lillah ilhamd.
(Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs, 13 Agustus 2012)
Nabi Muhammad (saw) berkata,"Manusia diturunkan kedunia ini untuk mempelajari sesuatu". Maka ayat pertama Surah yang turun adalah Iqra, Bacalah. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan". Surat pertama yang turun dari al-Quran kepada Nabi Muhammad (saw), adalah Iqra, Bacalah. (Quran Suci, Surat al-Alaq ayat 1)
"Alladzii 'allama bialqalami". "Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. (Al-'Alaq Ayat : 4). Siapakah yang mengajarkan kalian untuk menulis? Dan lihatlah kalian dikaruniakan pena untuk menulis. Dan kalian juga dikaruniakan kecerdasan untuk berpikir. Maka tulislah dengan penamu dan pelajarilah ilmu pengetahuan, dan jangan biarkan dirimu menjadi orang yang tak berguna didunia ini. Siapapun yang tidak mau bekerja dan menjadi manusia yang tidak berguna sesugguhnya levelnya turun ketingkat hewan berkaki empat. Binatang tidak dapat memegang pena untuk menulis. Jika kau berikan mereka buku, mereka juga tidak dapat membaca. Tetapi manusia tidak diciptakan seperti ini. Manusia adalah mahluk yang paling terhormat.
Tetapi lihatlah manusia saat ini kebingungan, dan setan membuat mereka bingung. Allah swt menciptakanmu sebagai mahluk yang paling dimuliakan dan dihormati. Begitu banyak mahluk didunia ini, tetapi tidak seperti manusia, mereka tidak dikaruniakan kecerdasan pikiran dan pemahaman. Kecerdasan hanya dikaruniakan kepada manusia sebagai anak dari Nabi Adam (as). Wahai manusia, "Iqra, Bacalah dan pelajarilah". Ini berarti, manusia diturunkan kedunia ini adalah untuk mempelajari sesuatu. Pelajaran apakah yang terpenting untuk dipahami manusia?
Pelajaran terpenting adalah manusia harus mengetahui apa yang bermanfaat untuk dirinya dan apa yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Pelajari apa yang diperlukan untukmu dan tinggalkan yang tidak diperlukan. Tetapi saat ini dunia dalam kekacauan, sistem saat ini membuat segalanya menjadi kacau. Begitu banyak universitas dan mereka tidak mengajarkan untuk mengenal siapa Sang Pencipta. Darimana air laut ini datang? Berapa liter jumlahnya? Aku tidak tahu Syaikh. Sejak awal dunia ini diciptakan air laut tak pernah kering, bagaimana bisa?
Wahai Syaikh, universitas saat ini tidak lagi mengajarkan tentang agama. "Mengapa" kataku. "Dilarang melalui Peraturan Hukum". Itulah sebabnya lulusan universitas saat ini menjadi orang yang tidak memahami agama, berkelahi satu sama lain dan berusaha menghancurkan antara satu kelompok kepada kelompok lain, antara satu suku dengan suku lain, dan menjadi beban bagi pemerintah.
Ok jika kalian melarang buku-buku agama, apakah ilmu pengetahuan kalian dapat mengalahkan pengetahuan dari kitab-kitab suci? Lihatlah dunia saat ini sedang jatuh terperosok kedalam berbagai masalah berat, dan mereka tidak mengetahui bagaimana jalan keluar dari segala masalah ini. Dan mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka kerjakan. Jawaban pemecahan masalah didunia ini hanya datang dari surgawi. Jika kunci pemecah masalah ini tidak datang dari surga maka tidak akan bermanfaat bagi manusia.
Mereka membanggakan demokrasi. Apakah demokrasi itu? Bahkan mereka tdiak dapat menjawabnya. Mereka saling berkelahi satu sama lain dengan sistem yang kalian sebut demokrasi. Mereka saling berperang antara satu partai (golongan) anatara negara dengan negara lain. Seluruh dunia kacau, mereka berusaha saling membunuh dan menghancurkan satu sama lain. Demokrasi tidak berasal dari surga. Kunci dari surga adalah bersama para Raja. dan Raja tidak menerima demokrasi. Wahai muslim, bersatulah kalian dan jangan saling berpecahan. Pelajari yang penting bagi kalian dan buanglah yang tidak kalian perlukan. Bacalah, membaca artinya adalah untuk memahami.
Yaa Allah tolonglah kami. Kami terperangkap dengan pemimpin yang tidak mengetahui apa yang harusnya mereka kerjakan. Kirimkan kami Sultan yang dapat menunjukan kepada kami jalan yang benar, dan senantiasa menjaga perintahMU. Jangan biarkan kami berada ditangan orang yang tidak mengetahui siapa dirinya, dan apa yang mereka lakukan. Allahu Akbar (3x) wa lillah ilhamd.
(Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs, 13 Agustus 2012)
Subscribe to:
Posts (Atom)