Tuesday, March 5, 2013

Keutamaan Membaca Al-Qur'an dan Kalimat Tawhid


Keutamaan Membaca Al-Qur'an dan Kalimat Tawhid
Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (q)
Masjid ash-Shiddiq, Fenton, MI - 2 Maret 2013




A'udzu billah mina 'sy-syaythani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim. Nawaytu 'l-arba'iin, nawaytu'l-'itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaadha, nawaytu's-saluuk, nawaytu'l-'uzlah, lillahi ta'ala fii hadza'l-masjid.

fa idzaa qara'ata al-qur’aan fasta`id billahi min asy-syaythaan ir-rajiim Inna laysa lahu sulthana `ala alladziina aamanuu ..

Allah berfirman carilah perlindungan kepada Allah, ketika kalian membaca Qur’an.  Apa artinya?  Ketika kalian membaca kitab suci al-Qur’an, sudah tentu tanpa membacanya Setan bersama kalian.   Ketika kalian membacanya, Setan berusaha untuk menghentikan kalian karena membaca kitab suci al-Qur’an bagaikan air pada api.

Bagaimana air menghancurkan api, Setan adalah api.  Khalaqtanii min naar wa khalaqtahu min tiin.  Engkau menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah.  Jadi Setan, sebagaimana Allah berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an, adalah api.  Ketika kalian membaca kitab suci al-Qur’an, kalian memasuki Samudra yang tidak ada akhirnya, jadi kalian menyeburkan diri kalian di dalam Samudra itu.

Ketika kalian berada di musim panas, sangat panas, apa yang kalian lakukan?  Kalian pergi berenang, melompat ke lautan.  Jadi, kitab suci al-Qur’an akan membukakan bagi kalian ketika kalian membukanya untuk membaca nya, Allah tahu apa yang akan dibukakan bagi kalian.  Jadi ketika kalian memasuki samudra itu, Setan berusaha untuk menarik kalian keluar, karena segera setelah kalian membacanya, Setan melarikan diri.

Jadi kalian  membaca kitab suci al-Qur’an, kalian belum murni, waktu antara kalian berwudu dan salat 2 rakaat, Setan bisa datang berkali-kali dalam periode yang singkat itu.  Berapa banyak khawatir, pikiran buruk datang, antara waktu kalian berwudu dan salat 2 rakaat, kita tidak tahu sekarang ini, bagaimana wudu itu diterima, karena semua air kini berada di toilet.  Bagaimana kalian berwudu dan kalian berada di toilet?  Subhanallah, mereka memperdaya kita di dalam segala hal.  Di beberapa negara kalian dapat menemukan air (untuk wudu) terpisah dari area toilet.

Jadi dari saat kalian mengambil wudu di toilet, hingga waktu kalian salat 2 rakaat, dan akhirnya kalian mengambil kitab suci al-Qur’an untuk dibaca, Setan telah banyak menginterferensi dalam kehidupan kalian.  Jadi, apa yang Allah katakan?  Ketika kalian ingin membaca kitab suci al-Qur’an, mintalah perlindungan dari Setan kepada Allah.  Ketika kalian memohon perlindungan ini, Setan akan pergi.

Wahai Mukmin, kita diperintahkan untuk membaca kitab suci al-Quran agar Setan senantiasa jauh dari kita.  Dan jika kalian tidak mengetahui bagaimana membacanya, maka bacalah Qul Huwa Allahu Ahad 3 kali.  Sebagaimana Nabi (saw) bersabda, “Barang  siapa yang ingin seolah-olah membaca seluruh kitab suci al-Qur’an, bacalah al-Ikhlash 3 kali.”  Pasti banyak rahasia di dalamnya.  Dan buatlah agar Setan menjadi lelah dengan mengucapkan La ilaha ill’Llaah.  Bagaimana caranya membuat Setan menjadi lelah?

Dengan mengucapkan la ilaha ill’Llaah.  Itu artinya kita beribadah kepada Allah (swt), kita tidak menyembah yang lainnya.  Setan tidak suka dengan hal itu.  Setan tidak suka dengan orang yang mengucapkan la ilaha ill’Llah.  Ia ingin agar semua orang berada di sisinya.  Karena la ilaha ill’Llah berarti, “Wahai hamba-Ku, engkau mengucap kan la ilaha ill’Llah, tetapi engkau masih melakukan dosa, apa itu?”  La ilaha ill’Llah akan melapangkan dada dan membuat hati menjadi gembira.  Di dalam kitab suci al-Qur’an kata “Kalbu” disebutkan 148 kali.  Allah menekankan pada kalbu, dan Dia berfirman, “La ilaha ill’Llah Muhammad Rasuulullah (saw) adalah cahaya bagi kalbu.”

Jika kalian membawa lilin, kalian memerlukan pasangannya, yaitu untuk meletakkan lilin tersebut.  La ilaha ill’Llah adalah lilin itu atau cahaya di dalam kalbu.  Jangan ditutupi, jangan ditutupi dengan kegelapan, karena tidak seorang pun yang dapat memadamkannya.  Cahay itu adalah Cahaya Allah.  Cahaya Allah tidak pernah gelap.  Cahaya Allah selalu terang benderang, tidak ada seorang pun yang dapat memadamkan Cahaya Allah, tidak mungkin.  Jadi Sayyidina 'Abdul-Qadir al-Jilani (q) berkata, “Buatlah agar Setan kalian menjadi lelah dengan terus membaca ‘La ilaha ill’Llah Muhammad Rasuulullaah.”  Jika kalian membacnya sekali, maka Setan akan berlari dari kalian, tetapi bila kalian lupa, apa yang bisa kita lakukan?

Bagaimana hewan kalian yang membawa, di masa dulu, unta yang membawa beban kalian dan bergerak di gurun, jika kalian meletakkan beban terlalu banyak padanya, ia menjadi lelah.  Dan unta itu dapat menyebrangi gurun tanpa minum, karena bila ia minum air, ia menyimpan air itu di dalam perutnya selama 3 bulan.  Tetapi walaupun ia tidak memerlukan air, ia tetap merasa lelah.  Jadi, jangan merasa lelah untuk mengucapkan la ilaha ill 'Llah tetapi buatlah agar Setan merasa lelah karena mendengarnya dari diri kalian, karena Asmaullaah al-Husna-lah yang membuat Setan merasa lelah, dan ia akan berkata, “Orang itu, ia tidak perlu didekati lagi, karena ia di luar jangkauan kita.”

Saya akan menceritakan sebuah kisah: Grandsyekh diperintahkan untuk berkhalwat di Madinatul Munawarrah selama 1 tahun.  Seminggu sebelum khalwat, beliau membuka ruangannya dan memperbaikinya.  Apa yang kita lakukan untuk memperbaiki sebuah ruangan?  Kita membuka jendela-jendelanya.  Jadi, segera setelah beliau masuk, beliau tidak membuka jendelanya.  Beliau membawa kayu dan memakunya di jendela, beliau tidak ingin berhubungan dengan dunia luar.  Salatnya adalah dekat dengan Haram asy-syariif, beliau hanya meninggalkan kamar untuk memperbarui wudunya, karena tempat wudu berada di luar, dan beliau salat di dalam kamarnya.  Dan makanannya adalah 7 buah zaitun dan sepotong roti.

Dan beliau memberi izin pada Mawlana Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani (q) untuk melakukan khalwat bersamanya tetapi beliau boleh keluar untuk melakukan salat 5 waktunya dan Mawlana, semoga Allah memanjangkan umurnya, sangat jarang melihatnya tidur, jarang sekali.  24 jam dalam ibadah.  Beliau berkata, ketika beliau berdoa, beliau merasakan kamarnya begerak.

Beliau berkata, lebih dari itu, saya tidak bisa mengatakannya.  Saya akan mengatakannya sedikit saja, ketika beliau berdoa, alam semesta berguncang karenanya.  Dan doa yang beliau panjatkan pada hari ini, tidak diulangi keesokan harinya, secara spontan doa itu keluar dari dalam kalbunya.  Mawlana Syekh berada di dalam kamar yang sama dengan Grandsyekh.  Pada salat Ashar terakhir dari masa khalwatnya, mereka mendengar suara erangan, tangisan dan terdengar suara yang mengatakan, “Kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan kedua orang ini.  Mereka di luang jangkauan kita.”

Grandsyekh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs berkata bahwa itu adalah Iblis yang mengatakan kepada bala tentaranya untuk meninggalkan mereka berdua.  “Mereka berada di luar jangkauan kita, kita tidak bisa membawa mereka pada kita.” Itu artinya Setan tidak pernah berputus asa untuk membawa orang ke sisi mereka.  Ada banyak jalan bagi mereka, banyak sekali.  Pertama adalah suami-istri yang saling bertengkar, bukankah begitu?  Untuk sesuatu, mereka berteriak satu sama lain.  Anak-anak dengan anak-anak, saudara dengan saudara, orang tua dengan yang lainnya.  Setan bergerak di mana ia bisa menimbulkan masalah.  Jadi Allah berfirman, “Inna Allaha ma ` ash-shabiriin.  Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.”  Itu artinya, jika kalian bersabar, Allah akan membukakan bagi kalian jalan untuk mengirimkan cahaya.  Tetapi bersabarlah, jangan terlalu cepat marah. Sekarang, orang-orang mudah marah, dan mereka tidak suka dengan sesuatu, mereka menjadi marah.

Jadi Sayyidina 'Abdul-Qadir al-Jilani (q) berkata sebagaimana seseorang akan membuat untanya lelah dengan beban yang berat, dengan mengucapkan la ilaha ill 'Llah bahkan sekali sehari, kalian akan membuat Setan lelah dengan membuatnya tidak mengejar kalian.  Setiap orang mempunyai seorang Setan yang ditugaskan untuknya.  Bagaimana kalian mengetahuinya?  Nabi (saw) menyebutkannya di dalam hadits bahwa ada suatu tempat di dalam kalbu di mana Setan bisa keluar masuk ke sana dan satu-satunya yang dapat menunggangi Setannya adalah aku,” yaitu Nabi (saw).  Jadi apa yang harus kita lakukan?  Mengucapkan, la ilaha ill 'Llah Muhammad Rasuulullah.

Walladziina ma`ahu ashidaau `ala al-kufaar ruhamaau baynahum.  Orang-orang yang bersama Nabi (saw) adalah keras terhadap orang-orang kafir dan terhadap Setan dan yang bersamanya.  Orang yang bersama Nabi (saw), orang yang mengucapkan, la ilaha ill 'Llah harus mengucapkan, Muhammad Rasuulullah.  Dan orang yang bersama Nabi (saw) adalah bersama Allah.  Allah berfirman bahwa siapa yang berbay’at denganmu berarti berbay’at dengan ‘Tangan’ Allah.

Jadi seseorang yang berbay’at, itu adalah kepada Nabi (saw) dan itu adalah bay’at kepada Allah.  Dengan segera Nabi (saw) akan mempersembahkan kalian di dalam Hadirat Ilahi.  Jadi sekarang, sebagaimana para Sahabat melakukan bay’at dengan Nabi (saw), kita juga melakukan bay’at.  Kita memerlukan seseorang untuk menyaksikan bay’at kita.  Seseorang yang dapat membawa kita ke hadirat Nabi (saw).

Jika kalian tidak dapat menemukannya, maka dari sini, dari rumah kalian, atau di depan muwajaha asy-syariif, menghadap Nabi (saw), dan bacalah ayat inna alladziina yuba`yuunaka... Membaca ayat itu dan katakan, “Kami datang ke hadiratmu dan memperbarui bay’at kami.”  Dengan segera bay’at itu akan sampai pada Hadirat Ilahi dan ia akan sampai pada hadirat Nabi (saw) dan mencapai Hadirat Allah.  Jika kalian mencapai seseorang yang murni dan tulus, kalian akan tahu bahwa ia adalah seorang wali, kalian bisa berbay’at dengannya dan bay’at itu akan sampai pada Nabi (saw).

Jadi beliau berkata, “Berusahalah untuk membuat Setan kalian lelah dalam ketulusan ketika mengucapkan la ilaha ill 'Llah, bukan karena kalian menghapalnya, tetapi dengan ketulusan yang murni dan akhiri dengan Muhammad Rasuulullah.  Dan dalam hadirat Grandsyekh Abdullah qs, saya selalu menyebutkan Grandsyekh, karena beliau sering mengatakan kepada kami apa yang harus dikatakan.  Beliau berkata, “Ketika kalian berzikir, tutupi diri kalian dengan sehelai kain dan lakukan di dalam kamar.”  Mengapa ditutup dengan sehelai kain?  Untuk mengetahui bahwa itulah batasan kalian.  Itulah ruangan yang kalian gunakan di dalam kehidupan kalian.  Kalian berlari, berlari, dan berakhir di dalam sebuah kuburan dengan maksimum 6 kaki.

Jadi ketika kalian mengucapkan la ilaha ill 'Llah: “La ilaha”, menyangkal bahwa tiada tuhan, diucapkan ke arah kanan, “ill, kecuali” lalu ke arah kiri, menuju kalbu, pastikan bahwa kalbu kalian mengucapkan “Allah”.  Jadi pertama ke kanan: la ilaha, lalu ke kiri, ill-Allah.  Bila kalian melakukannya sendiri, kalian akan melihat bahwa kalbu kalian mengucapkan itu.  Segera setelah kalian membawa sehelai kain itu, Setan lari dari kalian, tidak melihat apa yang terjadi. Dan beliau berkata, bukan hanya di lidah, tetapi ini adalah kalimat Tawhid, berkata kepada Allah bahwa “Engkau adalah Satu, Engkau adalah Sang Pencipta….itu akan membakar Setan, dengan mengucapkan, la ilaha ill ‘Llah artinya kalian mengekspresikan kepada diri kalian sendiri bahwa tiada tuhan selain Allah dan kalian menerimanya dengan tulus, bila tidak tulus, itu tidak berarti apa-apa.

Kalian pergi ke dokter untuk mengecek diri kalian dan ada dokter yang hanya ingin mengambil uang kalian.  Dokter lainnya adalah dokter yang tulus, mereka ingin membuat pasiennya menjadi lebih baik, mereka membutuhkan uang untuk membiayai pengeluarannya, tetapi mereka melakukannya untuk menolong si pasien dan apa yang dikatakan oleh pasiennya? “Semoga Allah memberkatimu, engkau telah melakukan yang terbaik.”  Jadi Allah ingin agar kita mengucapkan la ilaha ill ‘Llah dengan tulus dan murni.  Itu artinya kalian adalah hamba.  Hamba bukanlah apa-apa, mereka bisa menjual kalian di pasar (budak).

Mereka menjual kalian.  Pergi dan bekerjalah untuknya dan berikan kami 50 persen dari pendapatan kalian.  Dan mereka mengajari orang untuk menjadi orang yang pintar, saya tidak ingin mengucapkan kata, “bajingan”, tetapi membuat orang pintar agar tidak membayar pajak, mereka membuat kalian untuk berlaku curang.  Untuk apa semua akuntan ini?  Untuk menyelamatkan uang kalian, untuk berlaku curang.  Jadi, Allah ingin agar kalian mengucapkannya dengan rendah hati, bahwa kita menerima apa yang Dia perintahkan.  Dan saya tidak akan berpanjang-panjang lagi.

Dikatakan bahwa la ilaha ill 'Llah adalah Nuur al-Muwahidiin, cahaya bagi mereka yang menerima Keesaan Allah.  Tetapi beliau mengingatkan kita, “Ada berapa tuhan di dalam kalbu kalian?  Berapa banyak berhala di dalam kalbu kalian?”  Segala yang kalian pikirkan mengantarkan kalian pada sesuatu yang salah, bahkan ketika kalian mengatakan, “Allahu akbar,” kalian tidak tahu kalian berada pada rakaat keberapa. 

Itu adalah karena Setan membawa kalian ke dalam perjalanan yang menyenangkan selama 24 jam.  “Aku akan memberimu rencana yang bagus, membuatmu sukses,”  Segera setelah kalian mengucapkan, “salam 'alaykum wa rahmatullah” rencana itu buyar.  Setan menipu kita.  Kita harus berhati-hati agar tidak ditipu olehnya.  Kita harus mengucapkan la ilaha ill 'Llah Muhammad Rasuulullah alayha nahyaa wa alayha namuut wa alahya nalqallah.  Amantu billahi wa malaa’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi wa bil-yawmil-akhir, wa bil-qadri khayrihi wa syarrihi.

Berikutnya kita salat Isya dan mendengar qasidah dari penyanyai American Idol kita yang merupakan penunjuk jalan di langit dan bumi.

Wa min Allah at Tawfiq

Tasbih Khusus Seekor Katak


Tasbih Khusus
Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (qs)
Khotbah Jumat Masjid ash-Shiddiq, Fenton, MI - 1 Maret 2013





Wahai Mukmin!  Orang-orang yang beragama Islam, di mana pun kalian berada.  Alhamdulillah bahwa Allah (swt) telah mengaruniai kita dengan nikmat di mana bila kita terus beribadah, bersujud siang dan malam, itu tidak cukup untuk berterima kasih atas segala nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita, khususnya menjadikan kita sebagai ummat an-Nabi (saw).

Dia berfirman, “kuntum khayra ummatun ukhrijat lin-naas... kalian adalah umat terbaik yang Allah kirimkan di antara manusia.  Sejak saat Allah menciptakan kita, Dia memilihkan kita dan membusanai kita dengan Rahmat-Nya dan dengan cinta kepada Allah dan Nabi-Nya (saw) dan menjadikan kita bagian dari kelompok itu, kelompok terbaik, umat terbaik yang pernah dikirimkan bagi manusia.  Itu artinya setiap orang dari ummat an-Nabi (saw), Allah telah membusanainya dengan sesuatu yang istimewa yang tidak diberikan-Nya kepada orang lain.   Itu artinya dikirimkan kepada umat manusia, sehingga tidak ada umat yang lebih baik daripada ummat an-Nabi (saw).

Dan Sayyidina Adam (as) mengetahui hal itu.  Allah berfirman kepadanya bahwa jika Sayyidina Muhammad (saw) datang di masanya, ia pasti akan mengikutinya.  Dan Nabi (saw) bersabda, “Sayyidina Adam (as) dan siapapun selainnya berada di bawah benderaku pada Hari Kiamat.”  Itu mempunyai makna yang besar dalam penafsirannya, dan itu berarti secara harfiah kita berada di bawah benderanya dan termasuk Sayyidina 'Isa (as). Jadi apa yang harus kita lakukan?  Kita harus bersyukur kepada Allah (swt).

Kita harus mengucapkan, “Syukran lillaah, syukran laka yaa Allah.”  Jika kita bersyukur kepada-Nya, kita akan mendapat lebih banyak, sebagaimana firman Allah, “La'in syakartum la aziidannakum.”  Jika kita bersyukur kepada-Nya untuk makanan, apakah Dia akan memberikan lebih banyak?  Ya, dan jika kalian bersyukur atas rezeki yang diberikan, Dia akan memberi kalian lebih banyak.  Dan jika kita bersyukur atas kesehatan kita, Dia akan membuat kalian lebih sehat.  Dan jika kalian bersyukur kepada-Nya yang telah menjadikan kalian sebagai bagian dari ummat an-Nabi (saw), maka Dia akan menjadikan kalian sebagai bintang dalam gelapnya malam.  Bagaimana bintang-gemintang itu bersinar, kalian akan bersinar di Surga. “Aku akan membusanai kalian dengan busana yang belum pernah diberikan kepada orang lain.”

La'in syakartum la aziidannakum, ketika Allah berfirman, “Aku akan menambahkannya untukmu,” menambahkan apa?  Lebih banyak makanan?  Kalian bisa bertahan dengan sedikit makanan.  Lebih banyak rezeki?  Kita bisa bertahan dengan lebih sedikit rezeki.  Lebih sehat?  Kalian bisa bertahan dengan sedikit sehat, dan kalian hidup, lalu kalian menuju kehidupan lainnya.  Lalu apa yang membusanai kita?  Dia membusanai kita dengan Ma laa `aynun ra'aat, wa la udzunun sami`at... tidak ada mata yang pernah melihatnya dan tidak ada telinga yang pernah mendengarnya dan belum pernah dibayangkan sebelumnya.  Itu untuk ummat an-Nabi (saw).

Dan itulah sebabnya Nabi (saw) bersabda, rawahu Abu Ya’la fi musnadih, “Tidak ada suatu hari pun di mana seseorang bangun di pagi hari, setiap hari, siapapun, setiap manusia, bangun, dan malaikat akan berteriak, yasrukh, berteriak dan berkata, “ayyuhan-naas, kepada setiap individu manusia, jadi setiap kali seseorang bangun tidur, ada yang berteriak, artinya setiap orang harus mendengar; jika kalian tidak mempunyai telinga untuk mendengar, Nabi (saw) mengatakan apa yang harus kalian lakukan: Ayyuhan-naas, wahai manusia, sabbih al-Malik al-Quddus. Pujilah Raja dari raja-raja, Sultan dari sultan-sultan, Dzat yang tidak ada yang menyerupai-Nya.  Dzat yang memiliki segalanya.  Pujilah Dia, agungkanlah Dia.

Sayyidina Ibrahim (as) berkata, “Yaa Rabbuu, ma jaza au man sabahak, Ya Allah, apa pahala yang Kau berikan bagi orang yang memuji-Mu.   fa awhaa ilayh, Allah mewahyukan kepadanya, laa ya`lam tawiilahu illa rabbu'l-`alamiin.  Tidak ada yang tahu apa yang akan Kuberikan kepada orang itu, kecuali Aku sendiri.  Jadi, bila kita mencuapkan, “Subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah wallaahu akbar,” atau “Subbuuhun qudduusun Rabbunaa wa Rabbul-malaa’ikati war-ruuh”, sekali saja, maka Allah akan membusanai kalian dengan busana yang tidak seorang pun memahaminya.  Jangan katakan ini sesuatu yang terlalu berlebihan, tidak, tidak, ini juga berada dalam batas; jika kalian membandingkannya dengan Kebesaran Allah.  Kebesaran Allah adalah Maha Pemurah (dalam memberi rahmat).  Tidak ada batas bagi Rahmat-Nya.  Jadi setiap kali kalian mengucapkan “Subbuuhun qudduusun Rabbunaa wa Rabbul-malaa’ikati war-ruuh”, kalian memuji-Nya, Allah (swt) membusanai kita dengan rahmat yang tidak terhingga.

Dan Nabi (s) bersabda, “Ada sebuah samudra di mana di sekelilingnya terdapat malaikat-malaikat dari cahaya,” artinya Nabi (s) melihat mereka.   Melihat sebuah samudra di Surga dan di sekelilingnya terdapat malaikat-malaikat.  Mereka menunggangi kuda-kuda dari cahaya.  Di tangan mereka ada tombak surgawi dari cahaya.  Yusabbihuuna hawla al-bahr, mereka memuji Allah (swt) di sekeliling samudra itu.  Wa yaquulun, dan mereka mengucapkan, “Subhanal hayyil ladzi la yamuut” Mahasuci Allah, Dzat yang tidak pernah mati.

Subhanal dzil-Mulki wal-Malakuut, Subhanal dzil `izzati wal Jabaruut. Subhanal hayyil ladzi la yamuut, Subbuuhun qudduusun Rabbul-malaa’ikati war-ruuh.   Apa yang diucapkan oleh malaikat?  Saya ulangi, “Subhanal dzil-Mulki wal-Malakuut, Subhan artinya Mahasuci bagi Dzat yang berada di luar dari apa yang kalian deskripsikan mengenai Dzat-Nya baik di dunia, maupun di Surga, Dia di luar itu, karena tidak ada yang dapat mencakup-Nya, karena Dia mencakup segalanya.  Jadi Dia di luar itu, tunazziah, Maha tinggi dari segalanya.  Dia tidak memerlukan apa-apa; kalian membutuhkan segala sesuatu, tetapi Dia tidak membutuhkannya.  Jadi, itu adalah subhan, salah satu arti dari subhan.

Subhanal dzil-Mulki wal-Malakuut, Mahasuci Dia yang merupakan Pemilik semua kerajaan, di dunia dan langit.  Subhanal dzil `izzati wal Jabaruut. Mahasuci Dia yang memiliki kekuasaan, kehormatan dan Jabaruut, Qahhar, Penguasa dari segala sesuatu.   Subhanal hayyil ladzi la yamuut, Mahasuci Dia yang Maha Hidup dan tidak pernah mati.  Subbuuhun Qudduusun Rabbul-malaa’ikati war-ruuh.  Dia adalah Subbuh, Dia adalah Quddus, Dia adalah Tuhan bagi malaikat dan ruh. 

Barang siapa yang mengucapkannya SATU KALI sehari, atau satu kali dalam sebulan, atau satu kali dalam setahun atau satu kali sepanjang umurnya.  Allah akan mengampuni dosa-dosanya (yaitu orang-orang yang mengerjakan kewajibannya, mukmin, orang-orang yang beriman, muslim, yang melakukan kewajibannya).  Kita semua melakukan kewajiban kita, tetapi kita masih melakukan dosa, kita adalah para pendosa, tidak ada orang yang dapat mengaku bahwa ia tidak mempunyai dosa, kecuali para Nabi.  Mereka maksum, dan begitu pula malaikat.  Jadi, siapapun yang mengucapkannya sekali dalam hidupnya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun jika dosa-dosanya itu sebanyak buih-buih putih di lautan ketika ombak menghantam pantai.  Ombak yang besar ini.

Perhatikan, bayangkan, segala sesuatu harus kalian pikirkan, tafakkur sa`atin khayrun min `ibaadati saba`in sanah. .. berpikir, meditasi, dan merenung (kontemplasi) dan beliau (saw) mengatakan zabad al-bahr, di sini bahr artinya samudra yang tidak mempunyai awal dan tidak ada akhirnya.  Jika kalian melihat samudra, kalian melihat seluruh dunia di kelilingi oleh samudra, itu semua adalah satu lautan tetapi mereka memberikan nama-nama yang berbeda karena daerahnya, tetapi mereka semua adalah satu lautan dan bumi berada di tengahnya.  Di atas Swedia, atau kutub utara, atau kutub selatan, atau Australia, atau Amerika, di atas dan di bawahnya ada samudra.  Dan Timur Tengah, ada samudra-samudra.

Jadi beliau (saw) mengatakan bahkan jika dosa-dosanya itu seperti buih-buih yang muncul dari ombak yang menghantam pantai, kalian melihat buih-buih ini, semuanya dari samudra raksasa yang mengelilingi bumi, berapa banyak ombak yang menghasilkan buih-buih ketika mereka menghantam pantai.  Nabi (saw) bersaba, “Bahkan jika sebanyak itu, Allah (swt) akan mengampuni kalian dari dosa-dosa kalian.”  Dengan mengucapkannya SATU KALI.  Lihatlah betapa Allah Maha Pemurah terhadap umat, sayang pada hamba-hamba-Nya dan betapa Nabi (saw) mencintai umatnya.  Beliau (saw) mengajari kita satu dari apapun yang dimilikinya.  Ada banyak doa al-matsur dari Nabi (saw), doa-doa khusus yang biasa beliau (saw) baca di dalam hidupnya di antara para Sahabat (ra), dan salah satu doanya adalah doa ini.  Jika satu doa saja sudah seperti ini, bagaimana dengan doa-doa yang lainnya.

Wahai Muslim, kuntum khayra ummatin ukhrijat linnaas, Allah menganugerahkan kepada kita untuk menjadi umat terbaik di antara seluruh manusia.  Artinya yang terbaik dari apa yang Allah busanai pada kita.  Dengan doa itu Allah membusanai kita dengan nikmat dan mengampuni dosa-dosa kita.  Bagaimana menurut kalian dengan dua doa sehari atau tiga doa sebulan atau lima doa seperti itu dalam setahun, atau sepuluh doa seumur hidup?  Apa yang kalian dapatkan?  Pikirkan!  Rawahu ad-Daylami, dari Anas bin Malik.

Dan saya tidak akan berpanjang lebar, karena orang-orang sibuk, tetapi saya akan membacakan kisah mengenai Sayyidina Musa (as) dengan seekor katak.  Karena mereka mempunyai perbicangan ini.

Suatu hari, sepanjang malam Nabi Musa (as) berdri memuji dan beribadah kepada Allah (swt).  Saya tidak akan membaca Bahasa Arabnya untuk membuatnya lebih singkat.  Di pagi harinya ketika ia bangun ada sedikit kebanggaan di dalam dirinya karena ia telah beribadah sepanjang malam.  Berapa banyak kebanggaan yang muncul pada diri kita?  Satu kali Sayyidina Musa (as), satu kali di dalam hidupnya muncul kebanggaan di dalam dirinya.  Bagaimana Allah menegurnya?  Allah ingin memperlihatkan kebanggaannya itu kepadanya.

Pagi harinya ia lewat di tepi pantai dan bertemu dengan seekor katak.  Dan katak itu berbicara dengannya.  Banyak sekali binatang, baik yang liar maupun binatang peliharaan yang berbicara dengan Nabi-Nabi.  Dan katak itu berkata, “Ya Musa, apakah engkau bangga dengan ibadahmu tadi malam?  Aku, sejak 400 tahun yang lalu  Allah menciptakan aku, dan kini sudah 400 tahun aku hidup, aku tidak pernah berhenti memuji, mengagungkan Allah (swt) sejak Dia menciptakan aku 400 tahun yang lalu.”

Fa qaala Musa (as), “Demi Dzat yang membuatmu berbicara denganku dalam bahasaku, aku bertanya apakah yang menjadi tasbihmu?” “Apa yang engkau ucapkan?”  Dan katak itu berkata, “Aku ucapkan, ‘Subhana man yusabbihu lahu man fil-bihar.’  Mahasuci Allah, mahasuci bagi-Nya, sebanyak orang-orang di samudra memuji-Nya.  Subhana man yusabbihu lahu man fil-ardh, Mahasuci Allah sebanyak orang-orang di bumi memuji-Nya.  Subhana man yusabbihu lahu man fil-uusir jibal, Mahasuci Allah sebanyak orang-orang di atas gunung memuji-Nya.  Subhana man yusabbihu lahu bi kulli syafatin wal-lisaan, Mahasuci Allah sebanyak orang-orang memuji-Nya dengan bibir dan lidah mereka.”

Semoga Allah (swt) membuat kita paling tidak bertasbih satu kali setiap hari.  Subbuuhun Qudduusun Rabbul-malaa’ikati war-ruuh.   Semoga Allah mengampuni kita.

Wa min Allah at Tawfiq

http://sufilive.com/Special_Tasbeeh-4877.html
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...