10 Ayat Terakhir Surat al-Kahfi Sebagai Perlindungan Fitnah Dajjal (Surat Kahfi ayat 101 - 110)
Bacaan
Quran Hari ini adalah 10 ayat terakhir surat al-Kahfi dan jadi teringat
Suhbah Mawlana Syaikh Hisyam kabbani qs tentang 10 ayat pertama dan 10
ayat terakhir Surat al-Kahfi sebagai benteng perlindungan terhadap
Fitnah Dajjal
alladziina kaanat a'yunuhum fii ghithaa-in 'an dzikrii wakaanuu laa yastathii'uuna sam'aan
101. yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari
memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup
mendengar.
afahasiba alladziina kafaruu an yattakhidzuu 'ibaadii min duunii awliyaa-a innaa a'tadnaa jahannama lilkaafiriina nuzulaan
102. maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat)
mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami
telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.
qul hal nunabbi-ukum bial-akhsariina a'maalaan
103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
alladziina dhalla sa'yuhum fii alhayaati alddunyaa wahum yahsabuuna annahum yuhsinuuna shun'aan
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.
ulaa-ika alladziina kafaruu bi-aayaati rabbihim waliqaa-ihi fahabithat a'maaluhum falaa nuqiimu lahum yawma alqiyaamati waznaan
105. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan
mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia [896], maka hapuslah
amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi
(amalan) mereka pada hari kiamat.
dzaalika jazaauhum jahannamu bimaa kafaruu waittakhadzuu aayaatii warusulii huzuwaan
106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan
kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan
rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
inna alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati kaanat lahum jannaatu alfirdawsi nuzulaan
107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal
khaalidiina fiihaa laa yabghuuna 'anhaa hiwalaan
108. mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
qul law kaana albahru midaadan likalimaati rabbii lanafida albahru
qabla an tanfada kalimaatu rabbii walaw ji/naa bimitslihi madadaan
109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)".
qul innamaa anaa basyarun mitslukum
yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaahun waahidun faman kaana yarjuu
liqaa-a rabbihi falya'mal 'amalan shaalihan walaa yusyrik bi'ibaadati
rabbihi ahadaan
110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia
biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan
kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Banyak hadits-hadits Nabi saw yang menjelaskan keutamaan surat al-Kahfi, antara lain:
عَنْ
أَبِي الدَّرْدَاءِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ
حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ
الدَّجَّالِ
Dari Abu Darda,
dari Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama
surat al-Kahfi maka dia akan dijaga dari Dajjal (HR: Muslim)
عن
أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :
من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة و
من قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه
Dari
Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca surat
al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari
Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca
sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan
dapat dikuasainya. (HR: Muslim)
عن أبي الدرداء عن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) أنه قال ( من قرأ عشر آيات من آخر سورة الكهف عصم من فتنة الدجال )
Dari
Abu Darda, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa membaca
sepuluh ayat terakhir surat al-Kahfi, maka ia terlindung dari fitnah
Dajjal”
Hampir
seluruh nabi mewasiatkan kepada kaumnya untuk berlindung kepada Allah
dari fitnah Dajjal, sebab orang yang mengalami zaman Dajjal akan
mendapat ujian iman yang begitu berat. Selain hadits-hadits di atas yang
berisi pesan agar kita membaca surat al-Kahfi dan terhindar dari fitnah
Dajjal, Rasulullah saw pun menyuruh kita membaca doa perlindungan dari
fitnah Dajjal pada saat tahiyat akhir dan sebelum salam dalam
shalat-shalat kita.
Lalu, apa hubungannya fitnah Dajjal (akhir zaman) dengan surat al-Kahfi sebagai benteng perlindungan dari fitnah Dajjal?
Dalam surat al-Kahfi terdapat empat kisah:
Kisah
pertama; tentang sekelompok anak muda yang beriman kepada Allah SWT dan
hidup di tengah pemerintahan yang zhalim, mereka menawarkan Islam namun
ditolaknya, kemudian mereka dikejar-kejar, lalu berlindung di gua
(kahfi) dan tertidur selama 309 tahun, kemudian tatkala bangkit kembali,
keadaan negeri berubah jauh dari sebelumnya dan penduduknya telah
beriman kepada Allah. (ayat 14-18)
Kisah
Kedua, tentang seorang shohibul Jannatain (pemilik dua kebun) yang
telah diberi nikmat Allah, namun mengingkari nikmat itu, dan melupakan
Allah serta hari kiamat karena terlena dengan harta meskipun sudah
diperingatkan saudaranya. (Ayat 32-42)
Kisah
ketiga, Kisah Nabi Musa as dan Khidr, tatkala Nabi Musa ditanya oleh
kaumnya, “Siapakah orang paling alim (pintar) di bumi ini?” Musa
menjawab bahwa dirinya-lah orang yang paling pintar di dunia. Kemudian
Allah mengingatkan nabi Musa as bahwa ada hamba Allah yang lebih pintar
dan alim dari dirinya, yang kemudian Musa as pun memohon kepada Allah
agar ditunjukkan tempat Khidr yang berada di antara dua pertemuan laut
(Majma’ al-bahrain). Namun setelah menuntut ilmu kepada Khidr, Musa as
pun tidak tahan dengan sikap Khidr as.(ayat 62-70)
Kisah
keempat, tentang Zulkarnain seorang raja yang adil dan menebarkan
kebenaran ke seluruh negeri-negeri, hingga bertemu dengan suatu kaum
yang hampir tidak dapat dimengerti bahasanya. Namun meskipun beliau
mempunyai kekuasaan dan kemampuan, dalam melaksanakan tugasnya beliau
masih tetap meminta pertolongan dari pihak lain karena ketawadhuannya.
“maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka” (ayat 95)
Keempat kisah di atas mengandung pesan bahwa di dalam kehidupan ini terdapat empat fitnah (ujian) utama:
Pertama,
fitnah atau ujian memegang teguh agama. Dalam memegang teguh agama dan
menegakkannya, seringkali mendapat tantangan, terutama dari kaum mapan,
seperti para penguasa. Hal ini telah dialami para pemuda al-Kahfi
(ashabul Kahfi), namun Allah telah menyelamatkan mereka.
Kedua,
fitnah atau ujian harta, hal ini di alami oleh salah seorang pemilik
kebun seperti yang disebutkan dalam kisah di atas. Dengan hartanya, dia
mengingkari Allah, bahkan mengingkari datangnya hari kiamat. Dia
berkata: “dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang,” (ayat 38)
Ketiga,
fitnah atau ujian ilmu, sehingga seseorang sombong dan mengira dirinya
paling pintar serta merendahkan pihak lain, sehingga hilang sifat
tawadhu’ dan enggan berkumpul menuntut ilmu bersama yang lain. Hal
seperti ini pernah terjadi dalam kisah Nabi Musa as dan Khidr.
Keempat,
fitnah atau ujian kekuasaan. Dengan kekuasaannya seseorang melakukan
apa saja yang diinginkannya, menebar fitnah serta berbuat kezhaliman.
Hal ini berbeda sekali dengan kisah Dzulkarnain sang raja yang adil dan
bijak dan menebar kebenaran serta keadilan.
Nah,
empat fitnah, atau ujian inilah yang akan terjadi pada saat datangnya
Dajjal. Dajjal akan melakukan kezhaliman berupa pemaksaan orang untuk
beriman dan beribadah kepadanya serta melupakan Tuhan Allah swt,
kemudian memamerkan kemampuannya melakukan sesuatu yang supranatural di
luar kemampuan manusia biasa, sehingga manusia mengimaninya. Ini adalah
ujian memegang teguh agama (fitnah al-din).
Dajjal
juga sanggup memenuhi permintaan orang untuk menurunkan hujan di suatu
kawasan, dan dapat merubah pada pasir tandus menjadi kawasan yang subur
dan rindang. Ini merupakan bentuk fitnah harta (fitnah al-maal)
Dajjal
juga mampu menebar orang-orang yang dapat memberitakan
prediksi-prediksi yang akan terjadi sehingga manusia mempercayainya, Ini
merupakan bentuk fitnah ilmu pengetahuan (fitnah al-‘ilm)
Dan
dengan kekuasannya Dajjal pun dapat memaksakan kehendaknya kepada
seluruh negeri (fitnah al-sulthoh/kekuasaan). Keempat fitnah ini
merupakan fitnah yang dahsyat bagi kaum muslimin di setiap zaman dan
tempat. Oleh karena itu Rasulullah saw telah memberi peringatan agar
kita membaca surat al-Kahfi, mentadabburinya, serta merenunginya,
terutama pada empat kisah di atas.
c
No comments:
Post a Comment