Tujuh Tipe Orang yang akan berada dalam Naungan Allah di Hari Kiamat
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani qs
29 Maret 2013 - Burton, Michigan
Khotbah Jumat di Masjid As-Siddiq
Hari-hari
berlalu dan sekarang sudah hari Jumat, di mana banyak non-Muslim di
berbagai negara di seluruh dunia yang memperingatinya sebagai “Jumat
Agung”. Dan Allah (swt) memberi Muslim 52 ‘Jumat Agung’, Dia memberi
Jumat Agung itu setiap minggu. Bukan seperti satu Jumat Agung yang
diperingati oleh umat lain, tetapi Allah berfirman, “Aku memberimu 52
Jumat, memuliakanmu dengannya. Hari di mana Aku menurunkan Sayyidina
Adam (a) ke Bumi adalah Jumat, hari di mana Aku menyelamatkan Sayyidina
Nuh (a) dari tenggelam dengan bahteranya adalah hari Jumat, dan hari di
mana Aku menyelamatkan from drowning with his vessel was a Friday, and
the day I saved Sayyidina Ibrahim (a) dari api Namrud adalah Jumat, hari
di mana Aku menyelamatkan Sayyidina Musa (a) dari Firaun adalah Jumat,
hari di mana Aku menyelamatkan Sayyidina `Isa (a) adalah Jumat, dan hari
di mana Aku menyelamatkan semua Mukmin ini dari musuh-musuh mereka
adalh Jumat, dan hari di mana Aku mengangkat Nabi (s) dalam ‘Israa dan
Mi`raaj adalah Jumat.”
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى
بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ
الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ
مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Subhaan-alladzii
asraa bi `abdihi laylan min al-masjid al-haraam ila 'l-masjidi
'l-aqshaa 'Lladzii baaraknaa hawlahu li-nuuriyahu min ayaatinaa innahu
huwa ‘s-samii`u 'l- bashiir.
Mahasuci Allah yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram (di Mekah)
ke Masjidil Aqsha (di Jerusalem), yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)
Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Surat al-'Israa, 17:1)
Dan
apa yang kita lakukan bukannya membalas kebaikan Allah dengan kebaikan
pula, tetapi kita melakukan hal yang buruk, tetapi alhamdulillah pada
hari Jumat kita pergi ke masjid dan jika masjidnya penuh, alhamdulillah.
Jika ada dua masjid yang bersebelahan di jalan yang sama,
alhamdulillah karena tajali berkah akan turun lebih banyak, bila semakin
banyak masjidnya. Jika ada seratus masjid di suatu daerah, semakin
banyak berkahnya karena Allah tidak melihat pada jumlah manusianya,
daerah itu dan sekelilingnya akan penuh dengan keberkahan dengan berkah
yang Allah turunkan pada Rumah-Rumah Allah. Jadi masjid-masjid harus
dibuka. Jika ada orang yang datang, tugas kalian adalah menyenangkan
orang itu dengan jalan salat bersamanya dan memberinya nasihat.
Dan Allah memberi kita sesuatu di mana bila kita berpegang teguh padanya, kita akan selamat. Itu sangat mudah dan sederhana.
Pada
Hari Kiamat, pikirkanlah hari itu, jangan berpikir pada nafsu yang
kalian miliki, bahwa “Aku menginginkan dunia.” Saya tidak akan
mengatakan, karena ada yang berpikir bahwa mereka sangat kompeten, dapat
meninggalkan dunia--tunjukkan pada saya seorang syekh yang telah
meninggalkan dunia, itu sangat langka, meskipun langka, namun ada syekh
yang memang telah meninggalkan dunia--saya tidak akan mengatakan kepada
kalian, “Tinggalkan dunia ini”, karena jika saya mengatakannya, lalu
mengapa Allah mengirim kita ke dunia? Dan mengapa Allah berfirman di
dalam al-Qur’an,
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa atinaa fi ’d-dunyaa hasanatan wa fi ’l-akhirahti hasanatan wa qinaa `adzaaba ’n-naar.
Wahai
Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,
dan lindungilah kami dari siksa Neraka!" (Surat al-Baqarah, 2:201)
Itu
akan terakumulasi di dalam bank kalian di sini, itu adalah bank kalian
untuk akhirat di mana kalian bekerja dan menyimpan di dalamnya.
Lakukanlah kebaikan dan jadilah orang yang baik, dan besarkan anak-anak
kalian dalam kebaikan, maka kalian akan berada di bawah hadits yang
disebutkan oleh Nabi (s) kepada Abu Hurayrah (r), yang penting bagi kita
agar kita mendapat tiket selamat untuk ke Surga.
Mengapa
kita datang untuk salat Jumat? Untuk mendengar apa yang Nabi (s)
katakan. Mengapa kita datang untuk salat? Agar diberkati dengan pahala
dari Allah dan agar selamat di Akhirat nanti. Pikirkanlah tentang hari
itu. Kini mereka membuat perencanaan untuk dua puluh atau tiga puluh
atau empat puluh atau lima puluh tahun. “Rencana untuk 2050. Kita
harus merencakan untuk membangun infrastruktur kota.” Bagaimana dengan
infrastruktur bagi Surga? Apakah kita tidak perlu membuat rencana
apa-apa? Hentikan kemarahan kalian! Kemarahan membuat kalian menjadi
gila, ia membuat manusia menjadi gila ketika ia marah, jadi jangan
marah. Sebagaimana sebuah puisi mengatakan,
ما كل ما يتمناه المرء يدركه تجري الرياح بما لا تشتهي السفن
Maa kull maa yatamanaahu ’l-marraw yudrikahu tajrii ar-riyaahu bimaa laa tasytahii as-sufunu
Tidak semua yang engkau inginkan akan terjadi, seperti sebuah perahu di samudra yang bergerak sesuai dengan arah angin.
Jadi,
tidak semua yang kalian inginkan akan kalian temukan, tidak. Mungkin
saja, itu menjadi ujian bagi kalian, apakah kalian kuat, menahan diri
kalian atau tidak? Itulah sebabnya apa yang kita lihat di dunia adalah
ujian. Segala sesuatu menginginkan sesuatu dari dunia dan Allah
memberinya ujian, dengan berfirman, “Biarkan Aku melihat, semir dirimu,
berjuanglah.” Jadi, untuk menjadi bersih dan masuk Surga, ikuti hadits
ini karena pada Hari Kiamat Allah akan memerintahkan matahari untuk
mendekati bumi dan dalam beberapa hadits dikatakan, “sejarak 70 yard,”
atau 210 kaki, yang sangat rendah untuk matahari.
Manakah
bagian tubuh kalian yang paling penting untuk berpikir? Kepala. Allah
membuat kepala kalian mendidih, bukan kalian saja, tetapi kita semua.
Allah membuat kepala manusia mendidih, tidak ada naungan, dan itu
bukannya seperti makanan yang mendidih pada 100 derajat Celcius,
bukannya pada suhu di mana besi atau emas meleleh, yaitu pada 1000
derajat Celcius. Di dalam inti dari matahari, yang lebih jauh dari
bumi, pusat matahari suhunya 55 juta derajat Celcius, karena setiap saat
terjadi reaksi atom, terjadi ledakan, dan subhaanAllah matahari tetap
bertahan! Allah akan memerintahkan matahari dengan suhu 50 juta derajat
Celsius untuk mendidih dan Allah tidak membuat tubuh kita untuk
meleleh, tetapi membuat otak kita meleleh! (Mikrofon terjatuh.) Ini
adalah sebuah tanda!
Apa yang telah kita persiapkan untuk
Hari itu? Apa yang telah kita persiapkan untuk mendapat naungan pada
Hari di mana tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya untuk melindungi
kepala-kepala mereka agar tidak mendidih? Siapakah orang-orang ini,
yang Allah ciptakan sebuah naungan untuk membalas perbuatannya? Ada
tujuh golongan manusia yang akan diberikan naungan oleh Allah pada Hari
Kiamat, ketika yang lain meleleh dan mendidih.
Mereka
berkata, “Sini, jangan duduk terlalu lama di tepi pantai, kulitmu akan
terbakar.” Bagaimana dengan panas matahari ketika ia mendekati manusia
dan dengan suhunya yang mencapai 55 juta derajat Celcius dan Allah tetap
membuat kalian hidup, tetap berdiri, tidak meleleh, ketika otak
mendidih dan Dia tetap membuat kalian dalam hukuman itu? Saba`tan
yazhiluhumullaah yawman laa zhillun illa zhillahu, “Ada tujuh golongan
yang Allah akan naungi dengan Naungan-Nya pada Hari di mana tidak ada
naungan kecuali Naungan-Nya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ
اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ
الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ
مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ
مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ
شِمَالُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
`An
an-nabiyy (s) qaala saba`tun yuzhillahum allahu fii zhillihi yawma laa
zhilla illah zhillahu: al-imaamu ’l-`adil wa syaabun nasyaa
bi-`ibaadatillahi wa rajulun qalbuhu mu`allaqun fi ’l- masaajidi wa
rajulaani tahaabbaa fillaahi ’jtma`aa `alayhi wa tafarraqaa `alayhi wa
rajulun da`t-hu’mraatun dzaatu mansibin wa jamaalin fa-qaala innii
akhaafullaaha wa rajulun tashaddaqa bi-shadaqatin fa-akhfaahaa hattaa
laa ta`lama yamiinuhu maa tunfiqu syimaaluhu wa rajulun dzakara ’Llaaha
khaaliyan fa-faadhat `aynaahu.
Ada tujuh golongan yang
Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya,
yaitu: seorang pemimpin yang adil; seorang pemuda yang tumbuh dalam
kebiasaan beribadah kepada Allah; seorang yang hatinya terpaut dengan
masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka
bertemu dan berpisah karena Allah;
seorang pria yang digoda
oleh seorang wanita yang cantik dan berkedudukan tinggi, tetapi ia
menolak dengan mengatakan, “Aku takut kepada Allah”; seorang yang
bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya; dan seorang
yang berzikir mengingat Allah dalam keadaan sendiri, hingga kedua
matanya basah karena menangis.
(Sahih Muslim, Book 5, Number 2248)
1:
Imaamun `aadil, yaitu seorang pemimpin yang adil, tidak memakan yang
haram dan melakukan perbuatan yang haram, dan orang yang adil dalam
menjaga orang-orang di sekitarnya, tidak mengatakan sesuatu untuk
keuntungannya sendiri, tetapi hanya demi masyarakat. Apakah `adl itu?
Yaitu adil dalam pemerintahan, adil dalam masyarakat, adil bagi wanita,
adil dalam pernikahan dan perceraian, adil di pengadilan, adil dalam
hal uang dan urusannya, adil dalam bertempur. Dan semua bentuk keadilan
ini yang tidak kita pikirkan; keadilan dalam segala hal di mana Nabi
(s) telah mengajarkan kita. Kalian melakukan sunnah, misalnya, sebelum
Zuhur, kalian juga melaksanakan salat setelahnya, bukan hanya
sebelumnya, dan kalian melakukan salat pada waktunya atau paling telat
satu jam kemudian. Ketika berdiri, kalian tidak bisa mengandalkan pada
satu kaki saja. Jangan merusak tubuh yang telah diberikan Allah kepada
kalian, jangan letakkan tirai-tirai dan tirai kegelapan dalam jiwa
kalian. Jadi adil artinya tidak melakukan hal itu. Imaamin `adil
artinya orang yang selalu berada pada Shiraat al-Mustaqiim.
2:
Syaabun nasya'at bi-tha`tillaah, pemuda yang dibesarkan dalam keluarga
dan masyarakatnya dalam ibadah kepada Allah. Itulah yang harus kalian
lakukan. Jika kalian tidak membuat mereka berada di jalan Islam
sekarang, mereka akan tersesat, dan pada Hari Kiamat naungan akan
diberikan kepada orang-orang ini, yang dibesarkan sejak kanak-kanak
sebagai orang yang beribadah kepada Allah (swt). Jangan hanya
memberikan mereka segala kesenangan duniawi, tetapi jangan pula hanya
memberikan mereka dari akhirat, sebagaimana Allah berfirman, “Rabbanaa
atinaa fi ’d-dunyaa hasanatan wa fi ’l-akhirati hasanatan,” jadi itu
akan membuat kalian diangkat pada Hari Kiamat di bawah naungan Allah,
jika kalian membesarkan anak-anak dalam ibadah dan kepatuhan kepada
Allah. Banyak orang yang datang untuk Jumatan, lalu mereka pergi,
mereka tidak melakukan apa-apa ...
3: Tipe orang ketiga adalah
mereka yang begitu terpaut dengan masjid dan kalian selalu melihat
mereka pergi ke masjid. Jika mereka tidak bisa pergi ke masjid, mereka
menjadikan rumah mereka sebagai masjid dan membawa anak-anak untuk salat
bersama mereka. Bangunkanlah keluarga kalian, bangunkanlah anak-anak
kalian, dan ajaklah mereka salat.
Itu adalah tugas kita
jika kita ingin agar anak-anak kita berada di bawah naungan-Nya dan jika
mereka berada di bawah naungan itu dan karena kita mengajari mereka,
maka Allah akan menempatkan kita berada di bawah naungan-Nya juga.
4:
Yang keempat adalah dua orang yang berteman dan menjadi akrab satu sama
lain hanya demi kecintaan pada Allah (swt). Mereka tidak berbicara
kecuali mengenai Allah dan Nabi-Nya (s) dan mereka tidak melakukan
sesuatu kecuali yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka melakukan yang
terbaik untuk membantu masyarkat dan mereka memberi senyuman pada wajah
orang-orang yang sedang gelisah, membuat mereka bahagia. Jangan melihat
masa lalu. Apa manfaatnya berkata kepada suami atau istri, “Kau tidak
melakukannya untukku, kau tidak melakukan itu!” Itu memang sulit,
tetapi kadang-kadang orang harus melangkahi egonya dan menemukan jalan
untuk mengatasinya.
5: Yang kelima adalah seseorang yang
menghadapi sesuatu yang diinginkan oleh nafsunya, tetapi itu dilarang,
seperti seorang pria yang menjumpai seorang wanita yang cantik, atau
seorang wanita yang melihat seorang pria yang menawan, dan mereka
berkata, “Tidak” untuk tidur dengan orang itu. Itu artinya mengetahui
keseimbangan antara apa yang dapat kalian lakukan dengan apa yang tidak.
6:
Yang keenam adalah seseorang yang memberi donasi dan tangan kirinya
tidak tahu apa yang telah dikerjakan oleh tangan kanannya. Itu artinya,
jangan menjadi dermawan agar menjadi terkenal karena dermawan seperti
itu akan dikatakan seorang pembohong pada Hari Kiamat, sebagaimana
disebutkan dalam hadits Muslim:
وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا
تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ
فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ
فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ
فِي النَّارِ
(Pada Hari Kiamat) seseorang yang Allah
jadikan sebagai hartawan, orang yang telah diberi segala jenis kekayaan
akan dibawa dan Allah akan memperlihatkan nikmat-nikmat-Nya itu dan ia
akan mengenalinya. Lalu (Allah) akan berkata, “Dan apa yang kau lakukan
dengan nikmat-nikmat itu?” Ia akan mengatakan, “Tidak ada jalan atau
tempat di mana Engkau senang agar uang itu digunakan, kecuali aku telah
menginfakkannya semata-mata karena Engkau!” Dia akan berkata, “Engkau
bohong! Engkau melakukan perbuatan itu agar orang-orang mengatakan, ‘Ia
orang yang dermawan’ dan orang-orang telah mengatakan hal itu seperti
yang kau inginkan.” Kemudian Allah akan memerintahkan (malaikat) untuk
membawanya melemparkannya ke dalam Neraka!"
(Muslim, Tirmidzi, Nasa'i)
7:
Yang ketujuh adalah orang yang mengingat Allah (swt), yang tidak
membiarkan orang untuk mendengar ketika ia melakukan zikrullah, dan ia
menemukan tempat di sebuah ruangan atau di ruang bawah tanah atau di
atap dan melakukan zikrullah di sana, tidak membiarkan orang lain
mendengarnya. Jika ia dapat melakukan hal itu, tetapi bila tidak, apa
boleh buat? Dan air mata membasahi mata kalian. Jika kalian
mempunyainya, kalian akan mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat. Dan
saya mengetahui beberapa orang yang menyembunyikan dirinya ketika
melakukan zikrullah dan mereka menangis. Itu adalah jarang, tetapi jika
ya, mengapa tidak belajar dari mereka? Bahkan jika mereka masih muda.
Jadi
itulah jalan untuk mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat ketika
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, dan kami akan menerangkannya
lebih lanjut nanti.
(Du`a.)
(Shalaat al-Jumu`ah.)
No comments:
Post a Comment