Thursday, June 21, 2012

Pekerjaan Ringan, Amal yang Berat

Muslimsufi : Pekerjaan Ringan, Amal yang Berat

Syaikh Muhammad Hisham Kabbani
Sohbet, 24 Februari 2002


Rasulullah bersabda, “Kalimataani khafiifataani ‘ala al-lisan thaqiilataan fil-miizan, subhanallah wa bihmdihi subhanallah il-‘adziim.”[1] [dan kita menambahkan ‘astaghfirullah’ di bagian akhirnya] “Dua frase yang ringan di lidah, akan tetapi berat dalam timbangan, Mahasuci Allah dan kepada-Nya segala puji, Mahasuci Allah Yang Maha Agung.” Ketika Allah bertanya kepadamu dan amalanmu ditimbang, sisi kanan timbangan menjadi sangat berat dengan dua frase tersebut.

Wahai umat Muslim! Jangan biarkan dirimu sibuk dengan urusan dunia. Jagalah frase ini dan ucapkanlan terus-menerus karena mereka akan menyelamatkanmu di hari Pembalasan kelak. Di hari itu Allah akan bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah mereka lakukan. Apakah kalian sudah membuat persiapan untuk hari itu?

Dewasa ini jika IRS, atau orang dari dinas pajak datang untuk menanyakan pendapatanmu, apa yang kalian lakukan? Kalian akan gemetar. Meskipun mungkin kalian tidak membuat suatu kesalahan. Atau muingkin kalian berbuat suatu kesalahan tanpa maksud buruk, tetapi tetap saja kalian gemetar.

Lupakan soal pajak pendapatan tadi—sekarang pikirkan tentang imigrasi. Bagi mereka yang tidak mempunyai paspor biru, petugas imigrasi akan bertanya kepada kalian dan tentu kalian akan gemetar—karena kalian tidak memiliki paspor. Para petugas melakukan pemeriksaan seperti biasa, jadi apa yang akan kalian lakukan? Jika saja kalian tidak bisa menunjukkan paspor, tentu mereka akan memulangkan kalian.

Apakah kita telah mempunyai paspor untuk ke Surga? Apakah kita telah mempunyai paspor hijau? Belum?

Tidak, kita tidak mempunyainya! Hanya ada 10 yang telah mempunyainya, al-‘ashara al mubashara—ada 10 sahabat yang telah diberikan kabar baik, sisanya kita belum tahu. Jika kita tidak mempunyai paspor dari Surga, itu berarti kita akan gemetar.

Mengapa kita takut dengan orang dari dinas pajak tadi, atau imigrasi, tetapi kita melupakan Tuhan kita? Melupakan bagaimana kita akan gemetar di hadapan-Nya kelak pada Hari Pembalasan. Jadi untuk menyelamatkan kita, Allah telah mengutus Rasulullah dengan maksud dan cara yang beragam, salah satunya yang diajarkan beliau adalah, “Kalimataani khafiifataani ‘ala al-lisan thaqiilataan fil-miizan, subhanallah wa bihmdihi subhanallah il-‘adziim.”

Wahai Muslimin! Frase itu sangatlah ringan di lidah, kita tidak perlu bekerja keras, “Subhanallah wa bihmdihi subhanallah il-‘adziim.”

Allah Mahabesar, Allah Mahatinggi. Frase ini akan menyelamatkanmu dari hukuman. Apakah kita akan mengerjakannya? Tidak? Mengapa? “Karena kita tidak mengetahuinya. Tidak ada satu pun yang memberi tahu kepada kita,” kata beberapa orang di antara mereka. Tetapi Rasulullah telah menyebutkannya. Jadi tugas kitalah untuk meneliti dan menemukannya, bukan hanya duduk dan tanpa melakukan apa-apa, menunggu datangnya makanan, kemudian makan dan kita pergi menghabiskan waktu untuk hal-hal yang sia-sia. Sebagaimana kalian makan untuk kebutuhan jasmani, ada juga makanan untuk roh. “Subhanallah wa bihmdihi subhanallah il-‘adziim,” apakah semua orang mengerjakannya? Tidak, jangan bohong.

Kalian boleh membacanya setiap Subuh (sebagaimana Maulana mengerjakannya setiap hari) . Lakukanlah hal itu kapan saja setiap hari. Kelak itu akan meningkatkan amalanmu. Dia akan menyiapkan beberapa file bagimu. Jangan sampai pergi dengan tangan hampa.

Jika kalian akan diaudit oleh dinas pajak, kalian akan menyiapkan banyak file. Mereka akan bertanya kepadamu, “Bagaimana dengan pengeluaran ini?” dan kalian menjawab, “Ini dia, Aku mempunyai tanda terimanya untuk itu.” Kalian mempunyai catatan dan tanda terima dan segala bentuk dokumentasi untuk keperluan semacam ini. Apakah kalian telah menyiapkan suatu file untuk Akhirat? Demikiankah kalian—wahai orang terpelajar? Jangan pernah berpikir bahwa kalian telah mengetahui segala sesuatu.

Apapun yang kita kerjakan bahkan belum tentu diterima. Jangan menghitung berapa banyak yang telah kalian kerjakan. Itu adalah permainan ego. Cobalah untuk selalu berbuat lebih banyak lagi.

Sayyidina ‘Umar selalu mencoba agar setiap hari beliau mengerjakan sesuatu lebih banyak dari hari sebelumnya, sehingga hari berikutnya lebih baik daripada kemarin. Itulah cara agar kalian bisa menyelamatkan diri dengan baik.

Di dunia ini, apabila kalian memakan nasi atau daging, sama saja, keduanya akan memenuhi perut. Hal ini berarti jika kalian bisa menggenggam seluruh dunia ini, tidak akan ada manfaatnya. Tetapi Allah memberi banyak hal, sebaiknya bergembiralah dan bersyukurlah, dengan demikian Dia akan memberi lebih banyak lagi kepada kalian.

Tidak akan pernah terjadi—jika kalian berada di jalan Allah —kalian menemukan suatu hari yang penuh dengan kesulitan. Lain halnya jika kalian berada di jalan ego dan jalan Setan lalu, “Allahu Akbar!”—kalian akan selalu mendapat masalah.

Lihatlah pada binatang. Barangkali lebih banyak binatang daripada manusia. Apakah mereka mati kelaparan? Tidak, mereka makan. Mereka menemukan sesuatu—Allah memberi mereka. Mereka tidak berada di jalan Setan. Hidup mereka penuh dengan bertasbih. Ketika tasbih mereka berhenti, hidup mereka pun berakhir. Mereka tidak pernah mati karena kelaparan—Allah yang mengirimnya. Mereka akan menemukan sesuatu.

Tetapi ummat manusia tidak menyerah, mereka justru mengejar rizq—rezeki mereka. Jika kalian berada di jalan-Nya, Dia akan membukanya bagimu lebih, lebih dan lebih banyak lagi.

Saya pernah bersama Maulana Syaikh Nazim di Indonesia. Kami melintas begitu banyak perkampungan. Kami harus menempuh suatu perjalanan panjang menuju zawiya Syaikh Abah Anom . Kami melihat desa-desa yang terpencil, orang-orang tua yang berusia kira-kira 90 tahun, duduk di sawahnya. Mereka mempunyai sedikit nasi dan mereka meletakkannya di dalam selembar daun pisang dan mereka begitu bergembira, begitu puas dengan satu porsi nasi yang sedikit itu. Mereka mengucapkan, “Alhamdulillah, tanpa mengeluh.” Allah membuat mereka bahagia dengan sedikit nasi itu. Hidup mereka adalah surga bagi mereka. Mereka tidak menanggung suatu beban, mereka juga belajar untuk membuat sebuah rumah. Rumah mereka terbuat dari seng atau jerami dan batang bambu. Mereka bergembira. Dan ketika mereka meninggal mereka akan seperti raja di negeri yang lain. Ketika mereka meninggal dunia mereka akan sama keadaannya.

Dunia ini tidak akan membuatmu menjadi orang yang penting. Yang membuatmu penting adalah apa yang kalian perbuat selama hidupmu untuk akhirat. Dunia ini ada akhirnya. Kalian tidak bisa mengambil sesuatu darinya. Sekali pun hanya turban, atau pakaian, mereka melucuti semuanya darimu. Dan jika kalian mempunyai gigi emas, orang yang menguburmu akan membuka makam, siapa yang peduli padamu, kalian sudah meninggal, dia akan mengambil gigi itu dan menjualnya. Tidak hanya keramik yang mereka ambil, jadi tidak ada lagi bisnis bagi pengurus pemakaman ini.

Jadi apa yang kalian ambil dari dunia ini? Tidak ada. Jangan membuat dunia ini sebagai sesuatu yang paling kalian pikirkan—la taj’al ad-dunya akbara hammik. Lihatlah pada Fulan [saudara yang rendah hati dan sangat miskin] dia tidak peduli, dia sibuk menghitung cincinnya. Lihatlah padanya, dia bermain, dia tidak mendengar. Dia berserah diri. Dia akan makan jika ia mendapat makanan . Dia tidak peduli.

Jadilah orang tuli, bisu, buta. Jangan mendengar, melihat, jangan berbicara. Tetapkan hatimu bersama Allah. Kalian adalah Muslim. Menyerahlah kepada Allah . Jangan menyerah kepada Setan. Jangan keluar dari sini lalu mulai berkelahi. Jangan menjadi sombong. Jangan! Ingatlah kata-kata ini.

Allah mengutus Rasulullah dengan maksud dan cara yang beragam, salah satunya yang diajarkan beliau adalah, “Kalimataani khafiifataani ‘ala al-lisan thaqiilataan fil-miizan, subhanallah wa bihmdihi subhanallah il-‘adziim.” Bacalah frase ini terus-menerus. Kelak kalian akan memahaminya didalam kematian. Pada saat itu baru kalian akan ketahui, betapa berharganya frase tersebut.

Semoga Allah memaafkan kita. Semoga Dia memperlihatkan kembali Eid setelah Eid.
[1] Sahih Bukhari, volume 8, buku 78, #673. Diriwayatkan dari Abu Hurairah .

Wa min Allah at taufiq

Makna Syahadat

Muslimsufi : Makna Syahadat

Maulana Sulthanul Awliya’ Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil al-Haqqani
Kamis, 6 Desember 2001, Lefke, Siprus Turki


Makna dari syahadat adalah, “Ya Rabbi, wahai Tuhanku, Aku meninggalkan Setan dan mereka yang besertanya di belakangku dan Aku palingkan wajahku kepada-Mu.” Wajah berarti keberadaan seluruhnya dari seseorang dengan ketulusan dan tanpa kemunafikan atau syirik, tanpa mengatributkan apa pun kepada-Nya, Pencipta langit dan bumi, Yang Ada sebelum apa pun yang Dia ciptakan. Segala sesuatu dalam mulk-Nya (kerajaan-Nya) dan malakut-Nya memiliki penciptaannya masing-masing, juga suatu tujuan, suatu hikmah, suatu rahasia masing-masing. Jika kalian menanam suatu bibit tertentu, hanya pohon tertentu yang akan tumbuh melalui rahasia tertentu yang terkandung dalam bibit tersebut. Dalam bibit zaitun (olive) terdapat rahasia pohon zaitun.

Lihatlah ‘Azhimat dari Allah! Bibit terkecil pun memiliki fitrah-nya sendiri, kejadiannya yang khusus (konstitusi privat, pengaturan alami). Dengan rahasianya yang tersendiri pula, atom-atom bergabung. Dan elektron-elektron juga mempunyai rahasianya yang lain. Segala sesuatu diciptakan sebagai suatu contoh dan bersifat unik, Allah tidak menciptakan sesuatu yang sama, itu bukan atribut-Nya, tetapi segala sesuatu selalu bersifat baru, menurut fitrahnya yang lain dan berbeda. Siapakah yang menanam pohon-pohon liar di gunung-gunung? Siapakah yang menaruh binatang-binatang di sana? Allah menciptakan alam ini dari awalnya. Karena itu kita berkata, “Aku palingkan wajahku menuju Pencipta langit dan bumi, Allah”, dan kita berkata, “Subhanaka, Allaahumma, wa bi hamdika wa tabaraka ismuka”… Siapa yang mengucapkan syahadat, berarti mengatakan bahwa dia tidak menghadapkan wajahnya pada siapa pun selain Allah.

Pada hari ini, Jumat, Allah mengundang para penghuni Surga menuju ‘Hasinat-ul Quds’, suatu maqam di Kekuatan-Nya. Kata-kata ini tidak dapat diterjemahkan… Setelah bahasa Arab, bahasa Persia adalah bahasa yang paling kaya dan paling berharga yang biasa dipelajari orang-orang dulu. Siapa yang dapat membaca dan mengerti haruslah mempelajari kedua bahasa ini. Mereka adalah seperti dua sayap. Orang-orang berada pada dua level: beberapa adalah terpelajar, dan yang lain tidak terpelajar. Ada halk edebiyati dan adapula divan edebiyati--literatur umum dan literatur khusus. Darwis Yunus k adalah seseorang yang menceramahi orang umum kebanyakan. Dia pernah berbicara tentang kincir air. Dan dia memang seperti itu-- mengambil dan memberikan kepada orang-orang dari sumbernya, seperti seorang ibu yang terkadang mengunyah terlebih dahulu makanan untuk membuatnya mudah dimakan oleh sang bayi, yang belum memiliki gigi. Dengan cara seperti ini pulalah, sang bayi mendapatkan sebagian rahasia sang ibu pula. (Saat ini, para ibu tidak lagi melakukan hal ini, dan anak-anak tumbuh dewasa sebagai orang-orang yang liar berangasan…) Yunus k dan Awliya lainnya terinspirasi oleh Haqq.

Orang-orang tidak tahu lagi perbedaan antara kepala dan kaki. Dan tidak setiap orang akan menjadi kepala. Jika seandainya semua menjadi kepala, tetap akan ada perbedaan, karena beberapa kepala adalah kosong… Tak ada seorang pun yang seperti orang lainnya. Ada yang terpelajar dan tidak terpelajar, guru dan murid, orang berilmu dan orang lalai. Kalian tak dapat mencampur segala sesuatunya. Pada susu terdapat krim dan air, tidak semuanya adalah krim. Tanpa susu, tidak ada krim, tetapi krim akan terapung di bagian atas. Itu adalah sebuah pelajaran. Rasulullah diutus kepada suatu ummat yang lalai. Saat ini, ilmu pengetahuan telah ada dan maju, dan mereka berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang demikian terpelajar, tetapi mereka tidak memahami makna dari ilmu atau pengetahuan itu. Siapa yang mengucapkan syahadat berarti mengucapkan bahwa dia akan menghadapkan wajahnya kepada Allah, dan bahwa dia tidak menghadapkan wajahnya pada selain-Nya setelah itu.

Jadi, pada setiap Jumat ada undangan Tuhan untuk hamba-hamba Allah. Para malaikat mengumumkan, “Dia adalah Malik-ul Mulk, Allah dzal Jalaal mengundang hamba-hamba-Nya untuk menuju Dar-ul Salam.” Jika kita ingin berbicara tentang peristiwa ini, kita membutuhkan waktu satu minggu untuk melukiskan Kesultanan-Nya dan keindahan-keindahan di dalamnya…. Dan setiap undangan memiliki tajalli yang lain dan keindahan yang berbeda pula ragam dan macamnya. Setiap orang diterima berdasarkan tingkatan dan maqamnya. Saya pernah diundang oleh beberapa Sultan, dan pada meja-meja mereka pada setiap kursi tertulis sebuah nama. Orang-orang duduk berdasarkan tingkat dan pangkat mereka, dan seperti ini pula undangan Tuhan. Kemudian Allah akan menyediakan makanan dan pakaian… Kemudian Allah menunjukkan kesempurnaan-Nya kepada orang-orang beriman yang wajahnya bersinar seperti matahari-matahari ketika mereka melihat kepada-Nya. Untuk beberapa orang, hanya sejumput cahaya yang dibukakan baginya, karena mereka akan terbakar jika dibukakan seluruhnya. Mereka hanya meraih tingkat tertentu saja semasa hidupnya di muka bumi dan mereka tidak mampu membawa lebih banyak cahaya. Jika mereka diberi lebih banyak lagi, ‘sekring’ (fuse) mereka akan terbakar… Ketika Jamaal dan Jalaal, keindahan dan kesempurnaan Allah dibukakan pada hamba-hamba, mereka tak akan mampu memalingkan lagi wajah mereka…

Jadi, makna dari syahadat adalah untuk menghadapkan wajah seseorang pada Allah, dan untuk membuat jarak dari Setan--untuk memotong ikatan yang mengikat seseorang dengan Setan, sehingga Setan tak mampu mendekat lagi. Itulah makna syahadat. Mengucapkan A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim, mengingatkan diri kita akan makna ini, sehingga Setan tidak lagi menyimpan harapan terhadap kita. Ketika dia mencoba mendekat, mengucapkan A'uudzu… memisahkan kita darinya. Siapa yang dapat mengucapkan ini selama 40 hari, Setan akan melepaskan diri darinya dan Setan akan mengatakan pada pengikut-pengikutnya untuk tidak mendekati kalian lagi, karena tidak ada lagi harapan bahwa mereka akan mampu mempengaruhi kalian lagi. Setelah itu, Setan akan datang setiap 40 hari lagi untuk memeriksa apakah dia (Setan) dapat melakukan sesuatu lagi atau tidak (untuk menggoda kalian). Dan jika kalian berkata, “Kau ada lagi? A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim!” Dia akan melarikan diri… Mengucapkan syahadat berarti mengakui ketuhanan Allah dan kehambaan diri kita, untuk mengakui Dia sendiri saja, untuk hidup bagi-Nya dan untuk bekerja bagi-Nya… Seseorang tak akan dapat memuaskan egonya dan menjadi hamba Allah pada waktu yang bersamaan…

Turunkan hujan, ya Allah, dan buatlah hati orang-orang menjadi lunak… Oh Allah, siapakanlah hati kami untuk pertemuan dengan Sayyidina Mahdi u. Kirimkan beliau dan pasukannya itu saja cukup! Semoga kesultanan Setan terhancurkan dan Sayyidina Mahdi as datang. Fatihah

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Maulana Sulthanul Awliya’ Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil al-Haqqani
Kamis, 22 November 2001, Lefke, Siprus Turki


Tanpa Bismillaahir rahmaanir rahiim, tak ada amal yang baik, karena itu, Setan berusaha 70 kali untuk merusak atau menggagalkannya. Melupakan Bismillaahir rahmaanir rahiim berarti melupakan Allah, dan tanpa Allah tidak ada pondasi dan tidak ada dukungan untuk apa pun. Bismillaahir rahmaanir rahiim telah dikaruniakan kepada ummat Nabi akhir zaman, dan Basmalah adalah rahmat terbesar dari-Nya. Saat Allah menciptakan Lauh Mahfuzh (Pelat yang Terpelihara) dan Qalam (Pena), serta memerintahkan Qalam untuk menulis kalimat Bismillaahir rahmaanir rahiim, dia membutuhkan waktu 700 tahun untuk menulisnya. Barangsiapa yang mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim dengan takzim (kerendahan hati dan mengagungkan Allah akan mendapatkan pahala selama 700 tahun.

Saat ini, semua jalan tertutup kecuali dengan jalan Bismillaahir rahmaanir rahiim, dalam hal apa pun yang dilakukan. Jika kalian menggunakan Bismillaahir rahmaanir rahiim, semua pintu akan terbuka; jika tidak, pintu-pintu itu akan tertutup dan tidak berguna. Ketika mereka tidak menggunakan Basmalah, segala sesuatunya akan sirna (seperti di Turki setelah Dinasti Utsmaniyyah/Ottoman). Dan kini mereka bertanya, “Apa yang akan terjadi pada kami?” Jalan mereka adalah menuju Neraka, sudah habis bagian mereka di dunia dan di akhirat.

Tulislah Bismillaahir rahmaanir rahiim di mana pun di rumah kalian, di atas pintu, sehingga orang masuk dengan Basmalah, di dalam mobil tulislah dan jangan takut, dengan Bismillaahir rahmaanir rahiim, tak ada hal buruk yang akan terjadi. Mereka meminta kalian untuk memiliki keimanan yang kuat. Allah telah berkata bahwa al-Quran yang suci menjadi sebab bagi sebagian orang untuk naik derajatnya dan menjadi sebab bagi orang yang lain untuk turun dan jatuh ke asfala saafiliin (serendah-rendahnya derajat). Sebelum ini, al-Quran adalah mahkota kita dan menjadi sebab Dinasti Utsmaniyyah dapat berkuasa hingga 700 tahun lamanya. Sekarang mereka telah punah dan sirna, tak lagi dihormati, karena mereka tidak lagi menghormati Qalam Allah, dan itu berarti mereka tidak lagi menghormati-Nya. Maka Allah telah menjadikan mereka hina. Kakek-kakek kita adalah orang-orang terhormat, dan cucu-cucunya menjadi terhina.

Sultan Mahmoud (jannat makan) suatu saat lewat di suatu tempat di mana dua orang tuna netra sedang duduk berzikir, seorang di antara mereka berkata “Ya Ma'bud, Ya Ma'bud.” (“Wahai Dzat Yang Maha Disembah…”), sedangkan yang lainnya berkata “Ya Mahmoud, ya Mahmoud.” Sultan senang dengan orang kedua yang menyebut namanya, dan memerintahkan agar orang itu diberi hadiah. Beliau mengirimkan baginya seekor ayam yang telah diisi emas di dalamnya. Karena orang tersebut tidak lapar, dan dia tidak menemukan atau melihat emas di dalam ayam tersebut, dia berkata kepada temannya yang satu, “Jika engkau suka, ambillah ayam ini, Aku menjualnya kepadamu seharga dua lembar uang.” Orang itu setuju. Ketika dia menemukan emas di dalamnya, dia segera mohon diri, dan pulang ke rumahnya, memakan ayam tersebut dan menyembunyikan emasnya. Kemudian dia kembali dan dengan tenaga penuh melanjutkan dzikirnya, “Ya Ma'bud, ya Ma'bud.” Orang yang lain juga melanjutkan dzikirnya. Ketika Sultan melewati tempat itu lagi, untuk melihat keadaan orang yang diberi hadiah, beliau begitu terkejut menemukan bahwa orang lain-lah yang berdzikir dengan sepenuh tenaga, sementara orang kesayangannya berdzikir seperti biasanya. Dia bertanya kepada prajuritnya apakah mungkin mereka belum memberikan emas kepadanya. Para prajuritnya berkata bahwa mereka telah memberinya emas, maka sang Sultan menyuruh mereka untuk memberi emas lagi kepada orang kesayangannya tersebut. Kejadian yang sama terulang. Karena dia tidak begitu tertarik pada ayam, dia menjualnya lagi kepada tetangganya, yang kemudian membawanya pulang dan menyembunyikan emasnya, dan kembali pada dzikirnya dengan lebih bersemangat dari sebelumnya. Sang Sultan sangat terkejut. Karena dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, dia memerintahkan agar orang kesayangannya itu dibawa ke istana agar dia dapat menghadiahinya secara langsung di sana. Mereka membawanya ke istana dan mengatakan kepadanya untuk mengeruk emas dengan sekop dan mengambil emas sebanyak yang dia mau. Tuna netra tersebut memegang sekop dengan cara yang salah dan tak ada emas yang tersangkut pada sekop tersebut semuanya terjatuh dan dia tidak mendapat apa pun... Akhirnya sang Sultan mengerti, bahwa barangsiapa yang tidak menyebut dan memanggil Nama Allah, dia tak akan pernah berhasil dan sukses...

Maka, Allah tidak memberi kepada mereka. Mereka memerangi-Nya dan Dia tidak ridha kepada mereka. Saat ini seluruh dunia adalah musuh Turki karena Turki menjadi musuh Allah. Ada tulisan tak terlihat pada diri mereka, “Musuh Allah”, sehingga seluruh makhluk menjadi tahu. Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'un semoga Allah menjauhkan kita dari orang-orang itu. Sayyidina Mahdi as akan mengundang ke mejanya. Orang-orang yang terpilih akan menggunakan karamah, kekuatan luar biasa, dan dalam selangkah saja mereka bisa tiba dengan segera. Yang lain cukup dengan mengedipkan mata mereka, dan mereka pun sudah di sana. Kelompok lainnya cukup dengan berkehendak untuk tiba di sana dengan hati mereka, dan itu sudah cukup untuk membawa mereka. Hal-hal ini tergantung pada tingkatan mereka...

Kami mempunyai kekuatan untuk menyelamatkan orang, siapa yang mengucapkan, “Madad, Ya Rasulullah saw!” atau memanggil nama saya, sekalipun mereka (sebagian golongan-red) mengatakan ini syirik. Manusia suci dapat mengubah penampakan mereka, agar tidak dikenali. Ubaidullah al-Ahrar k (Grandsyakh ke-20 pada Mata Rantai Emas Thariqat Naqsybandi-red) adalah seorang Wali besar, beliau selalu dihiasi sifat Jalal, dan tampil dengan penampakan (tajalli) yang berbeda-beda di hadapan orang. Pernah suatu saat beberapa orang mencoba menuntut dan memperkarakannya, tetapi mereka tidak bisa memutuskan penampakan yang mana dari beliau yang mesti dihukum... Seperti inilah seorang manusia suci 'dihiasi' dan siapa yang memanggil mereka untuk minta tolong, akan diselamatkan.

Ibadah Khusus Pada Hari-Hari Besar

Muslim Sufi : Ibadah Khusus Pada Hari-Hari Besar

Ibadah Khusus pada Hari-Hari Besar
Maulana Syaikh Adnan Kabbani
dalam Futuhat al-Haqqaniyya


Di bulan Rajab dan Sya’ban seseorang sebaiknya berpuasa:
a. Setiap hari senin dan kamis, atau
b. Setiap hari

Dalam Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad dinyatakan bahwa ‘Utsman Ibnu Hakim al-Ansari berkata, “Aku bertanya kepada Sa’id Ibnu Jubayr mengenai puasa di bulan Rajab, kemudian kami sampai pada bulan itu, di mana beliau berkata, ‘Aku dengar Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Rasulullah biasa berpuasa secara kontinu sehingga kami berpikir bahwa beliau tidak pernah menghentikannya dan di lain waktu beliau tidak berpuasa berhari-hari sehingga kami berpikir bahwa beliau tidak akan berpuasa lagi.”
Jika seseorang berpuasa setiap hari Senin dan Kamis maka orang itu juga harus berpuasa pada hari ke-15 setiap bulannya dan juga pada 26-27 Rajab. (sangat dianjurkan untuk berpuasa pada hari-hari ‘putih’ setiap bulan, yang jatuh pada hari ke-13, 14, dan 15). Ini hanyalah petunjuk secara umum, bila ada keraguan sebaiknya dikonsultasikan dengan seseorang yang ahli dalam syari’ah.

Laylatu l-‘Israa’ (27 Rajab)

Malam 27 Rajab adalah Malam Kenaikan Rasulullah e. Antara Maghrib dan ‘Isya dianjurkan untuk melakukan ibadah sebagai berikut:
a.Shalat 20 rakaat, 2-2 atau 4-4, setiap rakaat dibaca surat al-Ikhlash 20 kali.
b.Setelah selesai melaksanakan 20 rakaat, bacalah istighfar 100 kali dengan suara keras.
c.Dilanjutkan dengan shalawat 100 kali dengan suara keras.

Laylatu l-Baraa’ah (15 Sya’ban)

Rasulullah saw bersabda, “Allah melihat ciptaan-Nya pada malam pertengahan Sya’ban dan Dia mengampuni semua ciptaan-Nya kecuali orang musyrik (menyekutukan Tuhan) dan musyahin (orang yang penuh kebencian).” ‘A’isya berkata, “Rasulullah berdiri dalam shalatnya selama separuh malam dan melakukan sujud yang begitu lama hingga aku mengira nyawanya telah dicabut. Lalu aku bermaksud untuk menggerakkan tumitnya, seketika beliau pun bergerak, jadi aku mundur. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari posisi sujud dan menyelesaikan shalatnya, beliau lalu berkata, “Yaa ‘A’isya y, Yaa Humayra! (si kecil yang pipinya merah) Apakah kamu pikir Nabi telah melanggar perjanjiannya denganmu?” ‘A’isya y lalu menjawab, “Tidak! Demi Allah Yaa Rasulullah , tetapi aku pikir nyawamu telah dicabut karena engkau sujud begitu lama.” Beliau membalas, “Apakah kamu tahu malam apakah sekarang?” “Allah dan Rasul-Nya Maha Tahu!”, jawabnya. Rasulullah lalu menjelaskan, “Ini adalah malam pertengahan Sya’ban! Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Mulia melihat hamba-Nya pada malam ini. Dia memaafkan siapapun yang memohon ampun dan Dia memberikan rahmat kepada yang memintanya. Namun Allah akan menahannya terhadap pendengki dan orang-orang yang tidak mensyukuri keadaan mereka.” (Hadits riwayat Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman)

Al-Azhari menerangkan bahwa kalimat, ‘melanggar perjanjian denganmu’ merujuk kepada orang yang berkhianat kepada sahabatnya sehingga orang yang demikian ini tidak mendapatkan rahmat dari Allah. Bayhaqi menggarisbawahi bahwa hadits ini kehilangan salah satu mata rantainya sehingga dia menganggapnya sebagai hadits yang baik (hadha mursal jayyid). Mungkin karena al-‘Ala’ bin al-Harits mengambilnya dari Makhul, dan Allah Maha Tahu. Ini adalah malam ke-15 di mana rezeki kalian di tahun yang akan datang ditentukan pada hari ini dan malam ini merupakan malam yang penuh pengampunan.
Meskipun sebagian besar komentator hadits berpendapat bahwa “malam yang diberkati” dalam Surat ad-Dukhan ayat 3-6 merujuk kepada malam laylat al-Qadr yang jatuh di bulan Ramadhan, tetapi ada beberapa pendapat yang menyatakan malam itu juga bisa berarti malam pertengahan Sya’ban (laylat al-baraa’ah). Konsekuensinya syari’ah menganjurkan untuk mengistimewakan malam itu. Imam Suyuti berkata, “Bagi malam pertengahan Sya’ban terdapat penghargaan yang sangat besar dan sangat dianjurkan (mustahabb) untuk menghabiskan malam itu dengan kegiatan ibadah sunnat.”

Antara Maghrib dan ‘Isya, dibaca surat Yaa Siin sebanyak 3 kali, dengan niat sebagai berikut;
1. Untuk meningkatkan maqam atau posisi seseorang
2. Memohon diberikan rezeki atau dipenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Memohon perlindungan dari musuh.

Setelah shalat ‘Isya, dilakukan shalat yang menurut Syaikh 'Abdul Qadir al-Jilani k dalam kitabnya Al-Ghunyatu li-Taalibiyi l-Haqq disebut shalat Khair (untuk memperoleh keberuntungan). Jumlah rakaat dalam shalat tidak ditentukan, namun seseorang diharuskan untuk membaca surat al-Ikhlash sebanyak 300 kali atau 1000 kali secara keseluruhan. Ada yang mengerjakan shalat 40 rakaat dengan tiap rakaat dibaca surat al-Ikhlash sebanyak 25 kali. Maulana Syaikh Nazhim k sendiri mengerjakannya dengan 2-2-2 rakaat sampai mencapai 100 rakaat dan tiap rakaat dibaca surat al-Fatiha lalu dilanjutkan dengan al-Ikhlash sebanyak 10 kali. Meskipun demikian dapat juga dilakukan dengan mengkombinasikannya ke dalam empat, enam atau delapan rakaat dengan satu kali salam.

Merits of Sha`ban

Muslimsufi: Merits of Sha`ban

Merits of Sha`ban

Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani


Sha`ban is one of the meritorious months for which we find particular instructions in the Sunnah of Prophet Muhammad (s). It is reported in authentic ahadith that Prophet Muhammad (s), used to fast most of the month in Sha`ban. These fasts are supererogatory (nafl) and well deserving of reward, for Sha`ban is the month immediately preceding the month of Ramadan.The Prophet mentioned in a hadith, "Rajab is the month of Allah, Sha`ban is
my month and Ramadan is the month of the Nation".

1. The blessed companion Anas (r), reports that Prophet Muhammad (s), was asked, "Which fast is the most meritorious after the fasts of Ramadan?" He replied, "Fasts of Sha`ban in honor of Ramadan."

2. The blessed companion Usama ibn Zaid (r), reports that he asked Prophet Muhammad (s): "Messenger of Allah, I have seen you fasting in the month of Sha`ban so frequently that I have never seen you fasting in any other month." Prophet Muhammad (s), replied: That (Sha`ban) is a month between Rajab and Ramadan which is neglected by many people. And it is a month in which an account of the deeds (of human beings) is presented before the Lord of the universe, so, I wish that my deeds be presented at a time when I am
in a state of fasting."

3. Ummul Mu'mineen `Aishah (r), says, "Prophet Muhammad (s) used to fast the whole of Sha`ban. I said to him, 'Messenger of Allah, is Sha`ban your favorite month for fasting?' He said, 'In this month Allah prescribes the list of the persons dying this year. Therefore, I like that my death comes when I am in a state of fasting.'"

4. In another Tradition she says, "Prophet Muhammad (s), would sometimes begin to fast continuously until we thought he would not stop fasting, and sometimes he used to stop fasting until we thought he would never fast. I never saw the Messenger of Allah (s) fasting a complete month, except the month of Ramadan, and I have never seen him fasting in a month more frequently than he did in Sha`ban."

5. In another report she says, "I never saw the Messenger of Allah, (s), fasting in a month so profusely as he did in the month of Sha`ban. He used to fast in that month leaving only a few days, rather, he used to fast almost the whole of the month."

6. Ummul-Mu'mineen Umm Salamah (r), says: "I have never seen the Messenger of Allah fasting for two months continuously except in the months of Sha`ban and Ramadan."
These reports indicate that fasting in the month of Sha`ban, though not obligatory, is so meritorious that Prophet Muhammad (s) did not like to miss it.

The Night of Bara`ah

Another significant feature of the month of Sha`ban is that it consists of a night which is termed in Shari`ah as "Laylatul-bara`ah" (The night of freedom from Fire). This is the night occurring between 14th and 15th day of Sha`ban. Traditions of Prophet Muhammad (s), prove that it is a meritorious night in which the people of the earth are attended by special Divine mercy. We will be posting much more about this blessed night shortly.

What should be done in this night?

On the Holy Night of 15th Shaban, after Maghrib or Isha prayer it is traditional practice to read Surah Yasin three times, and after each time, read a special du`a with the following intentions: 1st reading the niyyat (intention) for should be for Long Life.
2nd reading the niyyat (intention) should be for Protection from Calamities.
3rd Reading the niyyat (intention) should be for not being needy to anyone
except Allah.

It is very necessary that just as others observe this night, you observe it. To make an invitation to feed people on that night, to remember Allah (swt) and to remember His Prophet (s), and to fast its day and pray its night, will be rewarded for that night and for whoever observes it. In order to observe the Night of Bara`ah, one should remain awakened in this night as much as he can. If someone has better opportunities, he should
spend the whole night in worship and prayer. However, if one cannot do so for one reason or another, he can select a considerable portion of the night, preferably of the second half of it for this purpose, and should perform the following acts of worship: It is good to spend that night praying Salat ul-Khair, which conists of 100 raka`ts, in each raka`t
reciting Sura al-Fatiha and 10 Surat Ikhlas. To complete the prayer one recites 1000 Sura Ikhlas. The Night of Bara`ah is a night in which special blessings are directed towards the Muslims. Therefore, this night should be spent in total submission to Allah Almighty, and one should refrain from all those activities which may displease Allah.

Fast of the 15th Sha`ban

On the day immediately following the Night of Bara`ah, i.e. the 15th of Sha`ban, it is mustahabb (advisable) to keep fast. Prophet Muhammad (s), is reported to have recommended this fast emphatically. A large number of the predecessors (salaf) of the Ummah have been observing the fast of the 15th of Sha`ban. Therefore, it is advisable to fast the 15th of Sha`ban as an optional (nafl) fast. One can also keep a fast of qada (make-up) on this day and it is hoped that he can also benefit from the merits of this fast.

Wednesday, June 20, 2012

Adab Memasuki Bulan Sya'ban dan Adab Harian di Bulan Sya’ban

Adab Memasuki Bulan Sya'ban dan Adab Harian di Bulan Sya’ban
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs


Bismillahir Rohmaanir Rohim

Ketika bulan sabit pertanda datangnya bulan Syakban mulai terlihat, murid melakukan mandi (ghusl) dan menyambut datangnya bulan ini dengan melakukan Salat Sunnat Wudu 2 rakaat. Kemudian berdiri menghadap kiblat, baca selawat sebanyak 100 kali. Perbuatan ini diulangi setiap hari hingga berakhirnya bulan Syakban.

Hindari keramaian dan lakukan adab Tarekat Naqsybandi Haqqani di sepertiga akhir dari malam hingga matahari terbit dan atau antara Salat Asar dan Magrib dan/atau antara Salat Magrib dan Isya. Niat : Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`).

Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.


Awrad Harian ( Dzikir Harian )

Kalimat Syahadat :

Asyhadu an la ilaha illal Lah wa ash-hadu anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuluhu 3x
Mohon ampunan : Astaghfirullah 70x
Surat al Fatiha 1x
Amanar Rasul  1x
Surat al Ikhlas 11x
Surat al Inshirah 7x
Surat al Falaq 1x
Surat an Nas 1x
La ilaha illa-Lah 9x La ilaha illa-Lah Muhammadun Rasul Allah 1x
Salawat Nabi :  Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 10x
Ihda (menghadiahkan dan persembahan pahala ) 1x
Allahu Allahu Allaahu Haqq 3x.  Surat al Fatiha 1x

Dzikir Tambahan :

Allah, Allah 1500x
Salawat    Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 100x
Bacaan Quran  1 juz Quran atau Surah al Ikhlas 100x
Satu bab Dala’il al-Khayrat (sebagai bagian dari awrad harian) Atau Salawat : Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 100x

Laa ilaa ha illallaah 100x
Astaghfirullaahal “Azhiim wa atuubu ilaih 100x
Ya Latif 100x
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim 100x
Hasbiyallaahu wa ni’mal wakil 100x

Tambahan khusus Bulan Syaban :

Baca Surat al-An’am (1x setiap hari)
Selawat 2.000 kali (sebagai tambahan dari awrad harian)
Selawat 100 kali (dilakukan ketika berdiri menghadap kiblat dan didedikasikan kepada Nabi SAW).


Penjelasan Dzikir Harian Untuk Tingkat Persiapan
                                                                      
Murid yang telah siap harus menambah dhikir selain yang disebut diatas :  Tingkatkan jumlah pengulangan asma “Allah” dari 1500 sampai 2500 dengan lidah dan tambahkan 2500 dengan hati, sambil berkosentrasi pada Nama di atas.
Tingkatkan jumlah bacaan shalawat Nabi dari 100 sampai 500 kali pada hari Senin, Kamis, dan Jum’at - serta 300 kali pada hari-hari lainnya.

Membaca Sayyid as-salawat yang dilakukan sebelum do’a persembahan”  (Ihda )  
Setelah Ihda, bacalah Fatiha, kemudian ulangi Allah Hu Allah Hu Allah Hu Haqq tiga kali, bayangkan diri Anda di antara Tangan-Tangan Sang Pencipta.

Juga penambahan jumlah pengulangan Asma Allah sampai 5000 diucapkan dengan keras dan 5000 kali dalam hati, kemudian tingkatkan bacaan shalawat Nabi dari 300 sampai 2000 setiap hari Senin, Kamis dan Jum’at serta 1000 kali di 4 hari sisanya.

Penjelasan Mengenai Amalan Harian

1. Syahadat atau Pengakuan Keimanan

Kalimat Syahadat di baca sebanyak tiga kali. Yang pertama untuk diri sendiri, bayangkan Kehadiran Nabi dan katakan dalam hati,” Wahai guruku; wahai Nabi Allah ! engkaulah saksiku; Tuhan adalah saksiku; seluruh malaikat adalah saksiku, para Sahabat dan para Nabi adalah saksiku; setiap hamba ciptaan adalah saksiku dan Syaikhku adalah saksiku.”

Syahadat kedua atas nama diri sendiri, para orang tua, anak-anak Anda, keluarga Anda, saudara perempuan dan laki-laki, teman-teman, tetangga dan relasi serta seluruh umat muslim.

Syahadat yang ketiga di atas namakan untuk kaum yang kafir dengan niat agar mereka menjadi mukmin.

ALLAHU…ALLAHU…ALLAHU…HAQQ

Duduk di atas lutut, konsentrasikan pada hubungan dengan syaikh Anda, lalu dari Syaikh menuju Nabi, kemudian dari Nabi menuju Hadirat Ilahiah.

Ayat Keimanan Rasul  (Ayat  Amanar-Rasul  2:285-286)                    

Aamana  ar-rasuulu bimaa unzila ilayhi min Rabbihi wa ‘l-mu’minuun. Kullun aamana Billaahi wa malaa’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi laa nufarriqu bayna aahadin min rusulihi wa qaaluu sam’inaa wa atanaa ghufraanaka Rabbanaa wa ilaykal masiir.

Laa yukallif-Ullaahu nafsan illa wus’ahaa. Lahaamaa kasabat wa ‘alayhaa maaktasabat. Rabbanaa laa tuu’aakhidhnaa in nasiinaa aw akhtaanaa. Rabbanaa wa laa tahmil ‘alaynaa isran kamaa hamaltahu ‘alaa alladhiinaa min qablinaa. Rabbanaa wa laa tuhamilnaa maa laa taaqata  lanaa  bihi w’afu ‘anaa waghfir lanaa warhamnaa Anta Mawlaanaa f’ansurnaa ‘alaa l qawm il-kafiiriin.

Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman. Semuanya beriman pada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya, seraya berkata,” Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) daripada Rasul-Rasul-Nya.”

Dan mereka berkata,”kami dengar dan kami taat. Ampuni kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah kami kembali.” Allah tiada membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupan. Baginya (pahala)apa yang dia kerjakan.

(Mereka berdoa) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau siksa kami jika kami lupa atau bersalah.Wahai Tuhan kami, jangan Engkau pikulkan pada kami beban berat, sebagaimana Engkau pikulkan pada orang-orang sebelum kami. Jangan Engkau pikulkan kami beban yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkan kami, ampuni kami, rahmatilah kami, Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami dari kaum kafir.”

Siapa yang membaca ayat ini akan meraih maqam tinggi dan posisi yang agung. Dia akan menerima tingkatan keselamatan dunia dan akhirat. Dia akan memasuki lingkaran keamanan dalam Hadirat Ilahi, Maha Kuasa dan Maha Agung. Ia akan meraih semua maqam-maqam dalam Thareqat yang paling mulia Naqsybandi. Dia akan menjadi pewaris rahasia Nabi dan para Awliya, dan akan tiba pada maqam Bayazid al Bistami, Imam Thareqat ini,  yang mengatakan,” Saya adalah Kebenaran juga.” Inilah manifestasi keagungan ayat ini, dan juga ayat-ayat lain. Grandsyaikh Khalid al Baghdadi menerima penglihatan dan rahasia ayat ini, melaluinya Tuhan menganugerahi keistimewaan di waktu beliau.


SURAT AL FATIHA ( 1x )

Bacalah surat al Fatiha dengan niat pertama untuk  turut serta dalam Tajali keberkahan atas surat itu saat diturunkan di Mekkah. Pembacaan yang kedua diniatkan untuk dibaginya rahmat atas surat itu saat diturunkan kedua kalinya di Madinah. Grandsyaikh Abdullah Faiz ad Dghestani qs berkata,”Jika seseorang membaca surat al Fatiha, dia tidak akan meninggalkan dunia ini tanpa meraih barakah suci yang tersembunyi di balik makna surat al Fatiha yang memungkinkan dia untuk meraih  tingkatan kepasrahan pada Tuhan, Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Berkah surat al Faatiha yang Tuhan anugerahkan ketika diberikan pada Nabi tidak akan berhenti, dan akan abadi bersama siapapun yang membacanya.

Tak seorangpun yang tahu berapa banyak berkah di sana kecuali Tuhan dan para utusan-Nya. Siapa yang membacanya tanpa niat ini akan menerima karunia suci secara umum, namun siapapun yang membaca surat fatiha, dengan niat untuk berbagi Rahmat Ilahi akan mencapai sebuah posisi yang tinggi  dan sebuah tingkatan mulia. Surat ini mengandung maqam-maqam yang tidak terbatas dan tak terhitung  dalam Pandangan Tuhan, Yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi.

Sayyid as-Salawat (Sultan Salawat)

‘alaa ashraf il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
‘ala afdal il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
‘ala akmal il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat

Salawaatullaahi ta’alaa wa malaa’ikatihi wa anbiyaa’ihii wa rusulihi wa jami’i khalqihi ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammad, ‘alayhi wa ‘alayhimu ‘s-salam wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuhu, wa radi-Allahu tabaraka wa ta’ala ‘an  sadatina ashabi Rasulillahi ajma’in, wa ‘an it-tab’iina bihim bi ihsan,  wa ‘an il-a ‘immat il-mujtahidin al-madin, wa ‘an il-‘ulama il-muttaqqin, wa ‘an il awliya ‘is-salihin, wa ‘am-mashayikhina fit-tariqati ‘n-Naqshbandiyyati ‘l-‘alliya, qaddas-Allahu ta’ala arwahahum uz-zakiiyya, wa nawwar Allahu ta’ala adrihatahumu ‘l-mubaaraka, wa a’ad-Allahu ta’ala ‘alayna min barakaatihim wa fuyuudatihim daa’iman wa ‘hamdulillahi Rabb il-‘alamin, al-Fatiha

Arti :

Bagi yang termulia, pemimpin kami  Muhammad saw (salawat)
Bagi yang terpilih diantara seluruh ciptaan, pemimpin kami Muhammad saw, (salawat)
Bagi yang paling sempurna di antara seluruh ciptaan, pemimpin kami Muhammad, (salawat)

Keberkahan Allah Yang Maha Mulia, atas para malaikat-Nya, atas para nabi-Nya, atas para rasul-Nya, atas seluruh ciptaan bagi Muhammad dan seluruh keluarganya, semoga kedamaian dan rahmat Allah serta Berkah-Nya atas beliau dan mereka.

Semoga Allah, Yang penuh berkah dan Maha Tinggi berkenan pada setiap Pimpinan kami, Sahabat Rasul Allah, dan siapapun yang mengikuti mereka dengan sempurna, dan para Mujtahid, dan para ulama, dan para awliya yang sholeh, dan para Syaikh kami thareqat yang mulia Naqsybandi, Semoga Allah menyucikan jiwa mereka yang murni, dan menerangi makam mereka yg penuh berkah. Semoga Allah mengembalikan pada kita berkah-Nya dan terus berlimpah mengalir. Pujian milik Allah dan Tuhan semesta alam, al-Fatiha.


DEDIKASI, HADIAH PERSEMBAHAN ( IHDA )

Allaahumma balligh thawaaba maa qaraa’naahuu wa nuura maa talawnaahuu hadiiyyatan waasilatan minnaa ila ruuhi Nabiiyyiinaa Sayyidinaa wa Mawlaanaa Muhammadin salla-llaahuu ‘alayhi wa sallam.  Wa ilaa arwaahi ikhwaanihi min al anbiyaa’i wa ‘l-mursaliin wa khudamaa’i sharaa’ihim wa ila arwaahi al-a’immati  al-arba’ wa ila arwaahi mashaykhinaa fit-tariiqati an-naqsybandiiyyati al-‘aliyyati khaassatan ila ruuhi  Imaam at-tariiqati wa ghawth il-khaliiqati Khaajaa Bahauddin an-Naqshband Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari wa hadarati ustadhinaa Mawlanaa Sultaan al-awliyaa Syaikhunaa ash-syaikh ‘Abd Allaah al-Faiz ad-Daghestani wa sayyidunaa ash-Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani Mu’ayyaddin, Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani, wa sa’iri saadaatinaa was-siddiqiyyina al-Fatiha

Ya Allah ! limpahi kami dengan karunia atas apa yang kami baca, dan cahaya dari apa yang kami baca, sebagai pemberian dan hadiah dari kami bagi ruh Nabi kami Muhammad, dan ruh para Nabi, dan para awliya; khususnya ruh Imam thareqat dan ghawth bagi dunia, Khaja Bahauddin an-Naqshband Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari, dan guru serta pimpinan kami, Sultanul Awliya, Syaikh Abdullah al-Faiz ad-Daghestani, dan pimpinan kami Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani dan Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani dan bagi seluruh pimpinan kami dan kaum siddiqin… al-Fatiha

( Ihda ini merupakan persembahan pahala atas pembacaan do’a-do’a sebelumnya yang ditujukan pada Nabi saw dan bagi para Syaikh Thariqat Naqsybandi.  Ihda bagai kita membungkus amalan kita kemudian kita hadiahkan ).


SURAT AL IKHLAS ( QS : 112 )

Siapa yang membaca surat ini  akan menerima Karunia Ilahiah dari dua Asma Agung, Yang Esa ( al-Ahad), dan  Yang Abadi ( as-Samad ). Siapa yang membacanya  pasti menerima bagian dari Asma-asma ini.


SURAT AL INSHIRAH ( QS : 94 )

Setiap huruf dan setiap ayat quran ada sebuah manifestasi Ilahiah, yang berbeda satu sama lain. Siapa yang membaca satu ayat atau satu huruf akan meraih Karunia Ilahiah yang khas dimiliki oleh surat atau huruf tersebut. Jika ada yang membaca surat ini maka dia akan menerima karunia dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Siapa yang ingin menerima kebaikan-kebaikannya, harus selalu menjaga doa-doa ini beserta kewajiban-kewajiban lain. Maka dia akan mencapai kehidupan yang hakiki dan abadi.


SURAT AL FALAQ ( 113 ) DAN SURAT  AN-NAS ( 114 )

Kenyataan akan rahasia dan keseluruhan  yang sempurna dalam Asmaul Husna berhubungan dengan dua surat ini. Karena keduanya menandai akhir dari Quran, maka keduanya dihubungkan dengan kelengkapan dalam karunia Ilahiah. Dengan ayat-ayat ini, para guru  Thareqat yang paling mulia Naqsybandi  menjadi samudra-samudra ilmu dan makrifat. Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani mengatakan :

Sekarang kalian telah mencapai awal, dimana setiap ayat, huruf dan surat  dalam quran  memiliki manifestasi istimewa yang tidak sama satu dengan lainnya. Dengan alasan itulah Nabi bersabda : “ Aku tinggalkan 3 hal untuk umatku – kematian yang akan membuat mereka takut,  mimpi yang benar yang akan memberi mereka kabar baik, dan Qur’an  yang akan berbicara pada mereka.”

Dengan sarana Quran, Tuhan akan membuka gerbang-gerbang karunia Ilahiah di Masa Akhir, sebagaimana di turunkannya pada masa Nabi, para Sahabat, masa Khalifa dan di masa para Awliya.

Tingkatan-tingkatan ini dan Karunia Ilahiah terikat bersama dan tak bisa dipisahkan, jadi segala kekurangan dalam latihan spiritual otomatis akan menjadikan berkurangnya Karunia Tuhan yang dikirim. Sebagai contoh, jika kita ingin membasuh tangan , kita hanya perlu menunggu di depan kran dimana air akan keluar. Jika pipa terputus sehingga air keluar sebelum sampai ke kran, berapa lamapun kita menunggu, air tidak akan mengalir keluar. Jadi kita harus menutup segala kekurangan dalam dzikir kita sampai kita menerima Karunia Ilahiah.

Praktik-praktik spiritual  ini diperuntukkan bagi tiga  tingkatan murid yang harus dilakukan sekali setiap 24 jam, bersama dengan kewajiban lainnya, menurut syariat. Segala hal yang dibawa oleh Nabi dapat ditemukan dalam praktik spiritual ini. Inilah cara agar seorang hamba mencapai kunci Kedekatan dengan Tuhan, Yang Maha Kuat dan Maha Tinggi. Dengan cara seperti itulah Nabi-nabi, para rasul, dan awliya sampai pada Tuhan mereka. Dan dengan sarana praktik spiritual inilah kita menggapai semua maqam dalam thareqat yang paling mulia ini.

Guru-guru dalam thareqat Naqsybandi yang paling mulia ini mengatakan  bahwa siapapun yang mengklaim bahwa dia telah bergabung dengan salah satu thareqat lain atau dengan thareqat yang paling mulia Naqsyabandi, namun belum pernah mengamalkan suluk paling tidak sekali dalam hidupnya, maka dia seharusnya malu karena menghubung-hubungkan dirinya dengan mereka yang berada di jalur itu.

Di zaman kami, Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani mengatakan
“Siapapun orang yang di akhir hidupnya ingin mendapat tingkatan tinggi  dan sebuah maqam yang mulia dan mendapatkan apa yang biasanya didapat oleh para murid dengan perantaraan khalwat dan latihan spiritual harus terus melakukan praktik spiritual dan dzikir pada Allah”.

Dengan hal ini sebagai landasan, kita telah mengatur jalan menuju maqam-maqam yang lebih tinggi-yang terbangun atas dasar ini. Murid harus tahu apakah dia gagal meraih maqam mulia dan tingkatan tinggi di dunia ini karena kurangnya usaha, maka dia tidak seharusnya diasingkan dari dunia ini, namun Syaikh akan membuatnya berhasil dan membuka maqamnya, bisa jadi di sepanjang hidupnya atau di saat tujuh nafas terakhir selama sakaratul maut.

Siapapun yang mengerjakan amalan-amalan spiritual lalu melakukan perbuatan yang dilarang agama, diibaratkan seseorang yang membangun rumahnya di tepi karang curam, lalu rumahnya jatuh. Jadi kita harus selalu waspada akan segala perbuatan, mengukurnya apakah ada yang dilarang atau diijinkan, apakah Tuhan akan murka dengannya atau tidak.

Dan kita harus berpikir keras akan setiap perbuatan, yang puncaknya agar kita tidak melakukan sesuatu yang di haramkan, yang dapat melemahkan pondasi kita. Karena Nabi bersabda dalam hadistnya : “Satu jam bertafakkur lebih baik dari tujuh puluh tahun beribadah.” Kita harus melaksanakan semua perbuatan dengan cara yang benar, artinya tanpa ada campuran amalan yang terlarang.

Atas dasar ini, Tuhan membagi satu hari dalam tiga bagian : delapan jam untuk ibadah, delapan jam untuk mencari nafkah, delapan jam untuk tidur. Siapapun yang tidak mau menerima pembagian ini ditunjukkan dalam Hadist berikut : “ Siapa yang tak menentu hidupnya, maka dia akan tak menentu pula dalam neraka.”

Siapa yang menuruti kemauannya sendiri dan selalu beralasan, dia tidak akan maju. Siapa yang ingin meraih maqam-maqam yang mulia, tingkatan-tingkatan, dan tahap-tahap yang generasi sebelumnya telah raih – dengan cara perenungan dan latihan-latihan spiritual lainnya harus terus mengingat Tuhan sepanjang hari. Siapa yang melakukan amalan teratur dalam latihan spiritual ini akan meraih Hakikat Air Kehidupan, yang dengannya dia akan berwudhu. Dia akan mandi di dalamnya, meminumnya, dan dengannya dia akan mencapai tujuannya.

Mungkin saja ada murid yang mengaku bahwa dirinya telah 30 tahun dalam thareqat ini namun tidak meraih dan melihat apapun. Maka seharusnya dia menengok kembali segala perbuatannya selama beberapa tahun.  Berapa banyak kekurangan yang dilakukannya ? Ketika dia melihat keburukan, seharusnya segera menjauhkan diri, agar sampai pada Tuhan, Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.

Jika murid meninggalkan kewajiban harian yang Syaikh perintahkan, maka dia sudah tentu tidak mampu membuat kemajuan. Dan dia tidak akan mampu menjaga tingkatan  yang sebelumnya telah diraih. Tidak ada Nabi yang meraih tingkat kenabian, atau tak seorang wali yang meraih tingkat kewalian,  atau tak seorang berimanpun yang meraih tingkat keimanan tanpa menggunakan waktunya bagi dzikir hariannya.

Wa min Allah at Tawfiq


 
Sultan Awliya Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Haqqani qs dan istri beliau Hajah Aminah qs (salah satu wali arbain)

Malam Suci Laylatul Bara’at (Malam Nisfu Syaban)

Malam Suci Laylatul Bara’at (Malam Nisfu Syaban)
Sultan Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani qs
Lefke Cyprus 17 August 2008


Bismillahir Rohmaanir Rohim


Sohbet untuk Malam Suci Laylatul Barra’at: Suatu Tajalli Baru! As-salamu alaikum! Audhu bi-llahi mina shaytani rajim.
Bala terbesar yang beredar disekitar manusia berasal dari Setan, maka itu kita diperintahkan untuk berlari dari setan. Tetapi saat ini manusia justru berlari kearah mereka.

Kadang di jendela sebuah mobil ada stiker yang bertuliskan: “Follow Me”, “Ikuti Aku!” Untuk apa tulisan “Ikuti Aku” ini? Saat ini manusia tidak berlari menjauh tapi jusrtu berlari kearah Setan, mengikuti yang terkutuk itu! Kalau kau mengikuti yang terkutuk tersebut, bagaimana jadinya? Maka yang datang kearahmu kutukan atau doa? Untuk itu kita harus berkata:


”Audzu bi-llahi mina shaytani rajim Bismillahir Rahmanir Rahim”

Kalimat ‘Bismillahir Rahmanir Rahim’ ini merupakan pedang kita untuk mempertahankan diri dari setan, karena setan mudah dan tidak pernah berhenti berharap dalam upayanya menjerumuskan seseorang. “Suatu hari” katanya: “aku akan menangkapnya, dan saat kutangkap yang itu...” Saat ia sedang minum, Setan akan datang dan berkata: “O teman baikku, mari rasakan minumakan keras ini dan kebulkan asap rokok kalian... ini sangat sangat berguna, karena kalau kau tidak merokok, tidak seorangpun yang akan mengatakan kalau kau adalah seorang lelaki sejati, lelaki yang kuat...”.

Kemudian kalian akan berkata, “Kapalaku pusing!”. Setan menjawab “Jangan cemas, hari ini begitu tapi besok kau akan terbiasa... Coba  lihatlah kaca itu!” Setan datang mengajarkan manusia ‘sharr’, yani, perilaku terkutuk yang ditentukan oleh surga. Perilaku apapun yang bertentangan dengan Aturan Surga, maka kutukan akan datang kepada kalian! Secepat kilat kutukan akan datang kepada kalian, memusnahkan yang kalian miliki!

“Wahai manusia! Selamat datang! Selamat datang, egomu tidak pernah suka kesini dan egomu juga marah: “Mengapa kau membawaku ke tempat itu? Berada disitu tidak untuk menari, tak seorangpun... bahkan: Jangan Merokok dan berbagai larangan, juga tertulis... mengapa kau membawaku ke tempat itu?” Untuk itulah kita harus mengucapkan:
”Audhu bi-llahi mina shaytani rajim”, dan kita harus mengucapkan: “Bismillahir Rahmanir Rahim, Bismillahir Rahmanir Rahim- raghman li Shaytan, li-llahi Rahman! Bismillahir Rahmanir Rahim, Bismillahir Rahmanir Rahim!”.

Mengapa kalian melempar jumrah di Mina? Mengapa, apa artinya? Hal itu berarti Allah Maha Besar meminta kita untuk membiasakan diri untuk melempar batu kepada Setan! Ketika setan datang dan mengajak kalian pergi dari jalan yang diberkahi, lempar mereka dengan‘Audhu bi-llahi mina shaytani rajim’ dan katakan: ‘Bismillahir Rahmanir Rahim’! Bahwa setan harus tahu kalau kita adalah hamba Tuhan kita, Yang menciptakan kita! Siapa yang bisa berkata tidak ada Tuhan? Begitu banyak orang bodoh! Saya harus bertanya: Jika tidak ada Tuhan – siapakah yang membawa kalian dalam keberadaan? Bagaimana kalian bisa ada? Lewat dirimu sendiri? Kalian telah diundang untuk hadir di bumi?

Bagaimana kalian saat ini berkata: ‘Tidak ada Tuhan? Untuk berkata: ‘Tidak ada Tuhan, sangatlah mudah, tapi hal itu merupakan perkataan terburuk yang dapat diucapkan manusia! Hal itu menyebabkan amarah surgawi jatuh diatas mereka, dan jika itu terjadi, ketika hal itu bergerak, maka tak ada kekuatan yang bisa menghalangi! Senjata jarak jauh, pemusnah, senjata lainnya, seperti atom dan teknologi apapun yang kalian miliki, tidak berarti, seandainya Amarah surgawi bergerak kearah bumi!

Wahai manusia, jumlah kita ini banyak dan kita menggapai, Insha Allah, malam yang tersuci, yaitu Laylatu-l Baraat, dimana Nabi sws berkata : “Tidak ada malam lain yang lebih berharga setelah Malam yang penuh Kekuatan selain Malam Barrat”- malam ini!... Mana Imamnya! Bacakan Suratu-l Ha Mim!... (Imam: “Audhu bi-llahi mina shaytani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim. Ha Mim, wa-l kitabi-l mubin. Inna anzalnahu fi laylatin mubarakatun inna kunna munzilin fiha yufraqu fi kulli amrin hakim...”)

Alhamdulillah, barakah baru saja diberkan pada kita, dan kita meminta ampunan dan bimbingan dari Tuhan Allah Yang Maha besar untuk tahun ini, agar dikirimkan pada kita, sehingga kita bisa mengikuti Yang Terkasih dan Teragung, hamba terbaik yang diciptakan dari pra-keabadiaan sampai ke keabadian, yaitu  S.Muhammad sws! Begitulah manusia bisa menyelamatkan diri! Karena jika tidak, mereka akan dibawa pergi!Dan malam ini...akan menjadi awal perubahan baru untuk setahun penuh, apa yang akan terjadi, kita berharap nama kita berada diatas meja Surga dan bukan di diatas meja neraka!

Wahai umat, dunia adalah dunia yang gelap; tak seorangpun yang bahagia dengan dunia yang mereka cintai, mereka memberikan cintanya untuk dunia yang kotor. Dan dunia adalah tempat yang gelap, tetapi setan dan ego kita mendorong diri kita: “Ohhh, kalian harus berusaha untuk selamanya di dunia!” apa hasilnya? Meleleh, meleleh, meleleh...

Siapa yang meminta untuk bersama Allah Yang Maha Besar, Allah memberikannya kepada satu-satunya keberadaan sejati, Haqqani, selamanya, sampai ke keabadian, keabadian hidup! Keabadian – begitu manis kata tersebut dalam bahasa Inggris, saya tidak melihat... Keabadian, ebedi, sarmadi, daimumi... Tidak ada kata lain yang memberikan kebahagiaan dan kenikmatan jiwa saya selain kata ‘keabadian! Coba raih keabadian! Jika tidak, kalian akan kembali dunia kegelapan, kalian tidak bisa melihat apa-apa – sejumlah makhluk hidup dalam kegelapan, dibawah bumi ini – dan hal itu tidak mudah! Masalah besar bagi seseorang untuk terpenjara dalam kegelapan!

Jadi bahagialah dan bersenang-senanglah mereka, yang memohon dunia yang tercerahkan, dunia yang tidak terlihat, untuk mencapai lebih dan lebih banyak lagi kenikmatan dan cahaya! Cahaya Ilahiah datang kepada mereka selamanya, selamanya, selamanya, sampai tiada akhir... Dunia yang kotor! Meski kotor isinya, mereka memintanya, menjadi ini, menjadi itu...Begitu lemahnya iman, begitu lemahnya kepercayaaan! Hal itu tidak benar! Datang, sedikit demi sedikit untuk menerima dan berada dalam keabadian, keabadian hidup melalui samudera penciptaan tanpa batas! Datang dan memohonlah! Jangan meminta dunia, tetapi demi Pencipta Surga. Semoga Allah mengampuni kita semua! Fatiha!

Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Aziz Allah...
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Karim Allah,
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhan Allah,
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultan Allah!

Allahumma salli ‘ala Sayyidina Muhammadin Nabi ummiyi wa ‘ala alihi wa sahbihi wa sallim...

Wa min Allah at Tawfiq
 
Sultan Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani qs

Hadist-Hadist Keutamaan Bulan Sya’ban

Hadist-Hadist Keutamaan Bulan Sya’ban


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Bulan Sya’ban adalah antara bulan yang mulia di sisi Allah swt. Syaban adalah bulan yang membawa keberkatan, nikmat dan kesejahteraan bagi umat Islam seluruhnya.

Baginda Rasulullah saw banyak berpuasa sunat dalam bulan yang mulia ini. Umat Islam digalakkan melakukan amal ibadat dengan berganda. Ini mengikuti sunah Nabi kita Muhammad saw yang banyak meningkatkan amal ibadatnya kepada Allah swt pada bulan yang agung ini.

Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Nasa’i dari Usamah bin Zaid ra berkata : ”Aku bertanya Rasulullah tentang bulan Syaaban kerana aku tidak pernah lihat baginda banyak berpuasa sunat sebagaimana beliau berpuasa dalam bulan Syaaban.
Baginda menjawab: ”Bulan yang banyak manusia lalai dan adalah bulan di antara Rajab dan Ramadan. Pada bulan Syaaban akan diangkatkan catatan amalan hamba kepada Allah swt. Dengan itu aku amat suka supaya diangkatkan amalanku ketika aku berpuasa.”

Sebenarnya amal ibadat hamba diangkat oleh malaikat tiap-tiap hari manakala amal ibadat bulan Syaaban ini bolehlah dikatakan laporan tahunan bagi amalan hamba.
Hadis ini menunjukkan bahwa banyak orang yang lalai dalam bulan Syaa’ban ini. Mereka tidak mengambil kesempatan untuk beramal ibadat seperti mana mereka bersungguh-sungguh meluangkan masa beribadat kepada Allah swt pada bulan Ramadan. Ini karena adat Jahiliyah dahulu orang Mekah lebih mengutamakan dan memuliakan bulan Rajab dan melupakan bulan Syaaban.

Di antara hikmah digalakkan banyak berpuasa sunat pada bulan Syaaban ialah kerana selepasnya diikti oleh bulan Ramadan yang diwajibkan berpuasa keseluruhannya. Dengan itu puasa pada bulan Syaaban merupakan perintis dan latihan untuk membiasakan diri bagi menunaikan kewajipan puasa Ramadan sepenuhnya.

Bagi mereka yang sudah biasa berpuasa sudah tentu kuranglah rasa penat dan tidak terkejut untuk berpuasa dalam Ramadan nanti. Sebuah hadis lagi yang memberi perangsang kepada kita umat Islam supaya mengikut sunah Rasulullah saw.

1. Dari Ummu Salamah meriwayatkan bahawa beliau saw tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa dalam setahun sepenuhnya kecuali bulan Syaaban. Kemudian baginda terus menyambung puasa Ramadan.

2. Al-Nasai dari Ummu Salmah berkata: ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Syaaban dan Ramadan.

3. Aishah pula meriwayatkan bahawa Rasulullah berpuasa diseluruh bulan Syaban.

Berkenaan dengan kelebihan Nisfu Sya’ban yaitu malam pertengahan bulan Syaban pula kita boleh dapati melalui hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Habban dalam kitab al-Sahihnya, daripada Muaz bin Jabal r.a. bahawa Nabi saw bersabda yang maksudnya: Allah swt melihat kepada hamba-Nya pada malam Nisfu Syaaban dan Allah akan memberikan pahalanya kepada seluruh hambanya kecuali mereka yang melakukan kesalahan syirik dan orang yang menyebarkan fitnah.

Dalam hadis yang lain sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru bin al-As bermaksud: ”Allah swt memandang kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaaban, lalu diampuni dosa hamba-Nya kecuali dua golongan, yaitu orang yang membunuh diri dan orang yang menyebarkan fitnah.

Hadis-hadis ini menggambarkan kepada kita kelebihan bulan Syaaban yang sungguh istimewa. Ibadah mesti digandakan sebagaimana yang dibuat oleh Rasulullah saw yang membanyakkan puasa sunat. Hadis tersebut juga menunjukkan bahawa Allah swt sedia memberi ampunan kepada hamba-hamba-Nya yang bertaubat.
Ibadat pada malam Nisfu Syaaban :

Ibadat yang khusus dilakukan pada malam itu ialah:

1.  Sholat Sunah Khoir
2. Membaca Surat Yasin 3x dan al-Quran. Kalau bisa menghabiskan
    semuanya, sekurang-kurangnya membaca Al An-am.
3. Banyak beristighfar kepada Allah.
4. Bertasbih, bertahlil, bertakbir dan membaca berbagai doa dan
    zikir yang ma’thur.

Kita mesti ingat bahwa Allah swt sentiasa membuka pintu taubat bukan pada malam Nisfu Syaban saja bahkan ia sentiasa terbuka waktu pagi dan petang, siang dan malam.

Peristiwa yang paling bersejarah pada bulan Syaban :

Peristiwa pertukaran kiblat. Allah swt telah mengarahkan Rasul-Nya memindahkan kiblat shalat dari masjid al-Aqsa di Bait al-Maqdis ke Kaabah di Mekah.

Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim oleh seorang sahabat al-Bara’ bin Azib dijelaskan maksudnya: ”Selepas Rasulullah sampai ke Madinah al-Munawarah, baginda dan para sahabat shalat ke arah kiblat Baitul Makdis selama lebih kurang enam belas atau tujuh belas bulan. Selepas itu barulah diturunkan wahyu menyuruh Nabi saw berkiblat kearah Kabah di Mekah.

Peristiwa pertukaran kiblat berlaku di dalam masjid Qiblatain. Perintah pertukaran kiblat berlaku ketika Rasulullah sedang shalat Asar. Pertukaran kiblat menjadi isu besar di Madinah. Orang Yahudi mengambil kesempatan menabur fitnah mempertanyakan dakwah Rasulullah saw. Lalu diturunkan ayat 142 Surah al-Baqarah.

Maksudnya: Akan berkata orang-orang yang kurang akalnya: ”Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblat mereka (Baitul Maqdis) yang dahulunya mereka telah berkiblat kepadanya. Katakanlah: ”Kepunyaan Allah timur dan barat, dia memberi petunjuk kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

Hikmah : Peristiwa ini berlaku pada tahun kedua Hijrah pada bulan Syaaban. Kebenaran daripada Allah swt untuk kembali berkiblatkan Kaabah adalah contoh doa Rasulullah yang dikabulkan oleh Allah swt. Ini karena Rasulullah saw sudah lama mengangkat tangannya berdoa dan memandang ke langit meminta pertukaran kiblat ke Ka’bah. Permintaan Rasulullah tersebut telah diperkenankan oleh Allah swt pada bulan Syaaban.



Malam Nisfu Sya’ban

Malam 15 Syaban atau lebih dikenal dengan malam Nisfu Syaban adalah satu malam yang sunah dirayakan dalam syariat Islam karena ia merupakan malam yang paling mustajab dan penuh rahmat.

Malam Nisfu Syaban ini sabaiknya kita hidupkan malam dengan membaca Surah Yaasiin tiga kali selepas sembahyan fardhu Maghrib. Dan setiap kali lepas membaca Yaasiin akan dibaca doa. Pada bacaan Yaasiin pertama diniatkan dengan memohon panjang umur, pada bacaan kali kedua diniatkan dengan memohon agar dijauhkan dari bala dan pada bacaan ketiga diniatkan memohon murah rezeki yang halal. Cara lain ialah menghidupkan malam nisfu Syaaban dengan membaca zikir, mawlid dan Al Quran.


Doa Malam Nisfu Syaaban

Artinya : Allahumma Ya Allah Ya Tuhan yang memiliki Karunia, dan tiada siapa mengkaruniakan kepada-Nya, Ya Tuhan yang memiliki Kemuliaan dan Kebesaran, Ya Tuhan yang memiliki Karunian, tiada Tuhan yang disembah dengan sebenar-benarnya dalam wujud ini melainkan Tuhan hamba saja, tempat sandaran hamba-hamba Tuhan yang memohon perlindungan, dan tempat perlindungan hamba-hamba Tuhan, yang mohon keselamatan, dan tempat keselamatan hamba-hamba Tuhan yang di dalam ketakutan.

Kiranya Tuhan hamba telah ada menulis akan hamba di sisi Tuhan hamba dalam Lauh Mahfudz, akan seorang yang celaka, maka hamba mohon akan hapuskan daripada hamba nama kecelakaan itu, dan mohon tetapkan hamba di sisi Tuhan hamba akan seorang yang berbahagia.

Dan kiranya Tuhan hamba telah ada menulis akan hamba di sisi Tuhan hamba dalam Lauh Mahfudz akan seorang yang dicegah dari kebajikan, dan seorang yang disempitkan rezeki hamba, maka hamba mohon hapuskan daripada hamba, dan mudahkan rezeki hamba, dan hamba mohon tetapkan hamba di sisi Tuhan hamba, akan seorang yang berbahagia dan seorang yang ditaufikkan dengan kebajikan kerana bahwasanya Tuhan hamba telah berfirman dalam kitab yang telah Tuhan hamba turunkan (Al Quran) maksudnya : “Allah Taala menghapuskan apa yang Dia hendak hapuskan, dan Dia tetapkan apa yang Dia hendak tetapkan dalam suatu kitab dan di sisinya Loh Mahfudz.”


Agenda Syaban :

15 Sya’ban  : Laylat al-Bara’ah, malam pertengahan (nisfu) Syaban
26 Sya’ban 1340 H/21 April 1922  Lahirnya Syekh Muhammad
Nazim Adil al-Haqqani QS

Sholat Nisfu Sya'ban ( Shalatul Khoir )

Sholat Nisfu Sya'ban ( Shalatul Khoir )
Sulthonul Awliya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani qs

Bismillahir Rohmaanir Rohim

Adapun sholat Khoir ini dikerjakan pada malam ke lima belas bulan Sya’ban sebanyak 100 rakaat (2-2) , tiap-tiap satu rakaat membaca Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas 10 kali. Setiap dua rakaat satu salam ,maka total 50 kali salam dan total al-ikhlas yang dibaca dalam 100 rakaat adalah 1000 al-ikhlas.

Ulama salaf mengerjakan sholat Syaban ini dan memberi nama sholat ini Shalatul Khoir. Sulthonul Awliya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani juga mengerjakan sholat Khoir  ini.

Telah diriwayatkan dari Sayyidina Hasan Rohimahullah bahwasanya telah menceritakan tiga puluh sahabat Nabi kepadaku,  “Barangsiapa yang melaksanakan sholat Nisfu Syaban pada malam ini Allah akan memandang padanya dengan 70 pandangan dan Allah emberikan padanya setiap pandangan 70 kebutuhan, yang paling dekat adalah maghrifoh Allah swt” .


Niat Sholat Nisfu Syaban / Sholat Khoir :


Ushalli sunnatan nishfu syaban rakataini lillahi taala Allahu Akbar
(atau) Ushalli sunnatal khoir rakataini lillahi taala Allahu Akbar
(atau) Ushalli sunnatal muthlaqi rakataini lillahi ta alaAllahu Akbar

Adapun shalat yang kewarid di dalam Nisfu Syaban banyaknya 100 rakaat, 1000 Qulhuwallahu ahad. Shalat ini diberi nama Shalatul Khair yakni shalat yang sebaik-baiknya.


Niat sholat nisfu Syaban pilih diantara 3 yang diatas. Kalau ragu haditsnya pilih saja niat yang ketiga (Sunnah Muthlaq), Karena sunnah muthlaq boleh dilakukan kapan saja, tanpa ada batasannya dan tidak terikat oleh waktu.

Bagi yang tidak mau mengerjakan sholat ini juga tidak apa apa. Asal jangan menyalahkan karena sholat ini dikerjakan juga oleh Sultonul Awliya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dan banyak para Wali dan para ahli thariqat mengerjakannya.


Pembacaan Surah Yaa Siin 3x

Sebelum membaca Yaa Siin sangat dianjurkan untuk melakukan sholat sunnah badiah Maghrib dan sholat sunnah Tasbih.

Setelah melakuan sholat sunnah hendaklah membaca surat Yaasiin sebanyak 3x dengan niat :

Surat Yaa Siin yang pertama : Mohon dipanjangkan umur untuk ibadah kepada Allah (Mohon dipanjangkan usia dalam iman dan islam).


Surat Yaa Siin yang kedua : Minta diberi rizki yang banyak dan halal untuk bekal ibadah kepada Allah swt (Menghapuskan penderitaan diri sendiri dan ummat Muhammad saw)


Surat Yaa Siin yang ketiga : Minta ditetapkan iman dan tidak butuh kepada selain Allah ( Mendapatkan rezeki tanpa tergantung orang lain )

Doa yang dibaca setelah membaca Yaa Siin / selama malam Nisfu Syaban adalah :

Allahumma Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan tidak diberi anugerah kepada-Mu, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan kenikmatan.

Tiada Tuhan melainkan Engkau, dan pertolongannya orang yang mengungsi, dengan keselamatannya orang yang meminta pertolongan dan dengan keamanan serta sentausanya orang yang takut.

Allahumma Ya Allah, Jika Engkau telah menulis aku disisi Engkau di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit dalam rezekiku, maka hapuskanlah.

Allahumma Ya Allah, dengan anugerah Engkau, celakanya aku, terhalangnya aku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezekiku , maka tetapkanlah aku di sisi Engkau dalam Ummil Kitab sebagai orang yang beruntung, memperoleh rezeki dan taufiq dalam melakukan kebajikan.

Allahumma Ya Allah, Sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman Engkau adalah benar didalam Kitab Engkau yang telah diturunkan atas lisan Nabi Engkau yang terutus. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi Allah Ummil Kitab.

Wahai Tuhanku, dengan kenyataan yang agung pada malam pertengahan bulan Syaban yang mulia, yang dimalam pertengahan bulan Syaban segala perkara yang ditetapkan dibedakan, hapuskanlah dari saya bala/musibah yang saya telah mengetahui dan yang belum saya ketahui.

Engkaulah yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, dengan Rahmat-Mu wahai Dzat yang Maha Mengasihani. Semoga Allah selalu melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, atas keluarga dan para shahabat beliau, Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Satu kebaikan di bulan-bulan yang lain mendapat 10x lipat. Pada bulan Rajab 70x lipat, bulan Syaban 700x lipat dan bulan Ramadhan 1000x lipat.


Bulan Rajab bagaikan anginnya, bulan Syaban bagaikan awannya, sedangkan Ramadhan bagaikan hujannya. Bulan Rajab khusus untuk mendapat ampunan Allah, bulan Syaban khusus untuk mendapat syafaat sedangkan bulan Ramadhan khusus untuk mendapat kebaikan yang berlipat.

Hitungan tahun merupakan pohonnya, bulan Rajab merupakan hari-hari tumbuhnya daun, bulan Syaban merupakan hari berbuahnya sedangkan bulan Ramadhan merupakan hari-hari memetiknya. Rajab adalah bulan membersihkan badan, Syaban adalah bulan membersihkan hati dan Ramadhan adalah bulan membersihkan Ruh.

Ada lima malam dimana khalwat/doa diterima: Malam Jum’at, malam Jum'at pertama bulan Rajab, 2 malam Ied Idul Fitri  dan Idul Adha.' Malam 15 Shaban, Malam pertengahan Shaban Malam Laylatul Bara'ah / Malam Penyelematan.

Wa min Allah at Tawfiq

Keutamaan Bulan Sya’ban

Keutamaan Bulan Sya’ban

Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs
Kutbah Jum’at 19 November 1999


Bismillahir Rohmaanir Rohim

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim. Bismillaahir rahmaanir rahiim. Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin.

‘Ha Mim! Demi kitab (Al-Qur'an) yang menjelaskan (kebenaran). Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Yaitu urusan yang besar dari sisi Kami, sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul.’
[QS 44:1-5]

Menurut sebagian besar ulama ayat di atas dapat merujuk pada Malam Kemuliaan (Laylat al-Qadr) atau Malam Pertengahan bulan Syakban (Laylat nisfu Sya`ban). Apapun penafsiran kita tentang malam tersebut, yang jelas malam itu sangat penting untuk diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Lebih lanjut para ulama juga mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah menyebutkannya dalam banyak hadis dan para sahabat telah memperingatinya dan Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an, “Ha Mim, wal-kitab al-mubiin, inna anzalnaahu fii laylatin mubarakatin inna kunna mundziriin.”—“Ha Mim! Demi kitab (Al-Qur’an) yang menjelaskan (kebenaran). Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan.”

Penjelasan yang sama juga diutarakan oleh Imam al-Suyuthi dalam kitab al-Jalalayn, ‘malam itu bisa merujuk pada Laylat al-Qadr atau bisa juga Laylat nisfi Sya`ban.’ Menurut Hasan al-Basri QS yang merupakan ulama sekaligus sufi besar dalam Islam, ”Tiga puluh orang sahabat Rasulullah SAW berkata bahwa barang siapa yang melakukan salat 100 rakaat, Allah SWT akan mengamatinya sebanyak 70 kali dan dalam setiap pengamatan-Nya itu, Allah SWT mengirimkan rahmat dan berkah kepadanya serta menghilangkan 70 kesulitan daripadanya.”

[Ingat bahwa Imam Hasan al-Basri QS] merupakan seorang Tabi’in (salah satu pengikut sahabat-sahabat Rasulullah SAW), yang meriwayatkan keterangan ini dari 30 orang sahabat. Sayyidina Ali RA, KW menganjurkan untuk melakukan banyak ibadah pada malam ke-15 bulan Syakban dan melakukan puasa pada siang harinya.

Betapa istimewanya malam tersebut sehingga saya mengkhusus kan Jumat ini untuk membicarakannya, namun demikian saya ingin mengesampingkan dulu hal itu dan mengingatkan kepada yang hadir dan mendengarkan saya di sini, juga kepada umat Muslim di seluruh dunia, bahwa bulan Syakban, bulannya rasul dan Ramadan, bulan penuh rahmat, bulannya umat akan datang dalam waktu yang tidak lama sekitar 2 minggu lagi. Dan sampai sekarang kita masih melihat saudara kita yang mengungsi (terusir) dari rumah dan negrinya sendiri. Mereka hidup di antara pepohonan, ditutupi salju, tidak punya makanan dan tempat tinggal. Dan lebih buruk lagi, mereka dalam keadaan sekarat.

Kita menemukan dalam kitab Barak bahwa pada malam Nisfu Syakban, semua ciptaan di dunia ini, termasuk bangsa jin, binatang buas dan hewan di lautan, semuanya berpuasa di siang harinya.

Salah seorang ulama mengatakan, bahwa bulan Syakban terdiri atas 5 huruf, yaitu:
  1. Syiin, melambangkan Syanab, Kehormatan
  2. Al ‘ayn, melambangkan ‘Uluw, Diangkat dan Diberi Kehormatan
  3. Ba, melambangkan Birr, Kebenaran
  4. Alif melambangkan Ulfa, Kekeluargaan
  5. Nun, melambangkan Nur, Cahaya
Ini adalah anugerah dari Allah SWT kepada semua hamba-Nya di malam ini. Wahai para pemimpin dan umat Muslim di seluruh dunia, bulan ini adalah bulan kehormatan, syanab; ‘uluw, diangkat; bulan birr, kebenaran; bulan nur, cahaya dan bulan ulfa, kekeluargaan; jadi di mana kehormatan kalian?

Di mana kehormatan kalian ketika umat Muslim direndahkan? Di mana rasa kekeluargaan kalian terhadap saudara kalian yang lain yang kalian tinggalkan, kalian campakkan, dan tidak dibantu dengan kekayaan kalian? Memang benar kalian telah menghabiskan jutaan dolar untuk masjid, sebut saja 10, 20 juta dolar untuk menghiasinya dengan kubah dan menara, namun di saat yang sama kalian juga melupakan umat Muslim di seluruh dunia! Kalian menjual subjek, kalian berkonspirasi menentang umat kalian.

Dari sebagian besar pemimpin Muslim, mana yang saleh? Apakah bisa dibilang saleh dengan memiliki Porsche, Ferrari, wanita-wanita, kuda-kuda dan sejumlah istana? [Apakah bisa dibilang saleh untuk] bangga dengan memiliki kuda seharga 10 juta dolar? Itulah kebanggaan mereka. Padahal itu bukanlah suatu kebanggaan, karena Allah SWT tidak akan menilainya. Kebanggaan ada dalam agama, yaitu dengan membantu saudara-saudari kalian.

Mereka memiliki pacuan kuda di London, puas dengan kuda-kuda mereka yang masing-masing bernilai 10 juta dolar. Adakah di antara kalian yang berkata, saya telah menyumbangkan 15 juta dolar untuk Chechnya, atau Bosnia, Kosovo dan Palestina atau untuk menghilangkan kesedihan umat muslim di seluruh dunia? 250.000 warga Muslim diseluruh dunia dan di Chechnya terpaksa tinggal di daerah perbatasan dengan tetangganya, Ingushetia dalam keadaan yang menyedihkan. [Meskipun demikian] kita tidak pernah mendengar seorang pemimpin bangsa Arab yang berbicara sepatah kata pun hingga kini.

Ini adalah sebuah konspirasi menentang kaum Muslim. Di mana para pemimpin bangsa Arab, apa yang mereka lakukan di istana mereka? Apa yang mereka lakukan dengan anak dan istri mereka? Di mana mereka menghabiskan uangnya, di mana mereka mengirimkan anaknya untuk sekolah? Apakah tidak lebih baik untuk meninjau 5.000 orang pengungsi Chechnya yang harus keluar dari negrinya setiap harinya? Dan kalian akan melihat antrian sepanjang 7 kilometer di perbatasan ke Ingusethia dan 4.000 orang melewati Chechnya setiap harinya.

Mengapa tidak ada perdamaian di Timur Tengah? Mengapa tidak ada dukungan untuk umat muslim di seluruh dunia? Kita harus memberi dukungan kepada umat Muslim yang berjumlah 1,5 milyar di seluruh dunia. Kalian tidak bisa melemparkan saudara-saudara kita itu ke laut. Jika jumlah pemimpin dan pemerintah tidak cukup untuk memelihara umat Muslim yang berjumlah 1,5 milyar, maka Allah SWT-lah yang akan memelihara mereka, sebab Allah SWT-lah yang melestarikan agama ini. Siapapun yang mendukung umat Islam, akan mendapat balasan surga. Sebaliknya siapapun yang menentangnya tidak akan mendapat balasan surga, apapun yang mereka lakukan.

Langkah apapun yang dilakukan pemerintah yang tidak mendukung umat Islam, tidak akan diridhai Allah SWT dan Allah SWT yang akan membantu umat Islam secara langsung. Wahai para pemimpin dan kaum Muslimin, berikanlah dukungan kepada para pengungsi di perbatasan yang hidup menderita. Jangan tunda lagi, sampai bertahun-tahun seperti di Bosnia atau setelah 17 bulan di Kosovo. Masalah Chechnya telah dimulai sejak bulan Agustus dan belum ada seorang pun yang bangkit. Kita memohon bantuan dari surga. Ketika Abrahah datang untuk menghancurkan Kakbah, kakek Rasulullah SAW, Abdul Muth-thallib RA berkata, “Sesungguhnya ada Tuhan Pemilik Rumah yang menjaganya.”—“inna lil-bayti Rabbun yahmih.” Kita berkata kepada umat Muslim, “Sesungguhnya ada Tuhan yang melindungi umat Islam”, kita tidak membutuhkan manusia. Allah SWT akan memberi kita akhirat, Hari Kemudian yang lebih baik dari dunya, kehidupan di dunia ini.

Jangan biarkan malam ke-15 Syaban datang tanpa memikirkan saudara kita di Chechnya, begitu banyak penyakit yang diderita, demam. Sudah 300.000 orang dari 1,2 juta penduduk Chechnya yang tewas. Dan tidak ada satu pun pemimpin Muslim yang berkata apapun [tentang perang yang telah terjadi]. Presiden Chechnya yang semula akan bertemu para pemimpin UAE akhirnya di menit-menit akhir pertemuannya dibatalkan. Mengapa? Rencana bertemu pemimpin Pakistan juga akhirnya kandas di menit-menit akhir, begitu pula dengan rencana pertemuan dengan sejumlah negara di Timur Tengah, akhirnya semuanya dibatalkan.

Ada apa dengan mentalitas Muslim? Apakah mereka mengikuti Allah SWT atau yang selain Allah SWT? Apakah mereka mentaati para pemimpinnya atau Pemimpin Alam Semesta, Sang Maha Pencipta? Jangan biarkan saudara-saudara kalian jatuh di dunia ini. Bantulah mereka, berikanlah dukungan terhadap agama Allah SWT selama hidup kalian. Sebab kalau tidak, kalian akan mendapat shaqawa, kesulitan di dunia dan hari kemudian.

Lihatlah mereka dinegara-negara Arab kaya, di TV setiap hari mereka hanya menyiarkan pacuan kuda, reli mobil, dan lainnya di mana mereka menghabiskan jutaan dolar! Coba perhatikan iklan apa yang terpampang di arena reli mobil mereka? Rokok Marlboro! Di arena pacuan kuda, tidak ada bedanya. Tidak ada ayat-ayat Al-Quran di sana. Namun ketika tiba waktunya untuk menghiasi masjid, mereka keberatan, “Tidak, ini haram!” kata mereka.

Allah SWT tidak akan menghitung hasanat (ganjaran) dengan uang kalian, tetapi dengan amal kalian (perbuatan baik). Malam yang disebut laylat al-bara’ah adalah malam pengampunan. Jangan lewatkan malam tersebut tanpa memohon pengampunan dari Allah SWT.

Ka’b al-Ahbar RA berkata, “Pada malam ke-15 Syakban Allah SWT telah mengutus Jibril AS untuk datang ke surga, lalu Jibril AS meyuruh surga untuk menghiasi dirinya dan mengumumkan kepada surga bahwa pada malam itu Allah SWT telah mengharamkan api neraka kepada sejumlah orang sebanyak jumlah bintang di langit.”

Berapa banyak bintang di sana? Milyar dan milyaran! Hal ini berarti Dia memaafkan setiap malam dari nisfu Sya’ban. Juga diriwayatkan bahwa sebanyak hitungan hari di dunia [sejak mulai ada] Dia membebaskan orang dari neraka, baik siang maupun malam harinya. Wahai umat muslim! [Berkat dari] Laylat al nisfi min Sya’ban telah banyak diriwayatkan kepada kita dari berbagai sumber. Sangat dianjurkan untuk salat 100 rakaat (Syekh ‘Abdul Qadir Jilani QS menyebutnya Salat Khayr, penerj.), tiap rakaat membaca surat al-Fatihah dan 10 kali “Qul Huu Allahu ahad”. Untuk menyelesaikan salatnya seseorang harus membaca 1.000 kali surat al-Ikhlash.

Sebagaimana orang lain memperingatinya, perlu juga bagi kalian untuk memperingatinya. Dan bagi siapa yang sanggup untuk mengundang orang lain untuk memperingatinya, memberikan makanan kepada mereka pada malam itu dan untuk berzikir mengingat Allah SWT dan Rasulullah SAW, dan untuk berpuasa di siang harinya dan salat di malam harinya, akan diberi ganjaran atas keistimewaan malam itu dan juga atas semua yang hadir. Alhamdulillah hamd al-kamiliin was-salat was-salaam ‘ala Sayiddina Muhammadi wa ‘ala alihi…

Wa min Allah at Taufiq Bi Hurmat al-Faatiha.

Keistimewaan Sha`ban dan Laylat al-Bara`at (Malam Nisfu Syaban, Malam Keselamatan)

Keistimewaan Sha`ban dan Laylat al-Bara`at (Malam Nisfu Syaban, Malam Keselamatan)
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs
dalam Mercy Oceans Secrets of the Heart


Bismillahir Rohmaanir Rohim.  Muslim dan muslimah yang Tercinta, As-salaam alaykum  wr wb,

Saat ini kita berada di bulan Shahru Sha`ban al-mu`azzam. Sha`ban merupakan salah satu bulan barakah yang dipaparkan di hadits Muhammad sebagai "bulamku," dimana beliau berkata, dalam sebuha hadits, "Rajab adalah bulan Allah, Sha`ban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku ". Sha`ban merupakan bulan keberkahan dimana kita menemukan perintah Sunnah Nabi Muhammad (saw). Diceritakan didalam hadits otentik bahwa Nabi Muhammad (saw), biasa berpuasa pada hampir selama bulan Sha`ban. Puasa ini memiliki keutamaan (nafl) dan penuh pahala, karena Sha`ban adalah bulan yang langsung mendahului bulan Ramadan.

1. Sahabat tercinta beliau, Anas (ra), menceritakan bahwa Nabi Muhammad (saw), ditanya, "Puasa mana yang paling berharga setelah puasa Ramadan?" Beliau menjawab, "Puasa Sha`ban untuk menghormati Ramadan."

2. Sahabat tercinta Nabi lainnya, Usama ibn Zaid (ra), bercerita ia bertanya kepada Nabi Muhammad (s): "Utusan Allah, saya  melihatmu seringkali berpuasa di bulan Sha`ban dibandingkan bulan-bulan lainnya." Nabi Muhammad (s), menjawab: Sha`ban adalah suatu bulan diantara Rajab dan Ramadan yang diabaikan orang banyak. Dan itu merupakan bulan dimana penghitungan amal diperlihatkan kepada Tuhan alam semesta, jadi, aku memohon amalku diperlihatkan kaetika aku sedang berpuasa."

3. Ummul Mu'mineen `Aishah (r), berkata, "Nabi Muhammad (s) sering berpuasa selama bulan Sha`ban penuh. Saya berkata kepada beliau, 'Utusan Allah, apakah Sha`ban bulan yang paling kau sukai untuk berpuasa?' Baliau berkata, 'Pada bulan ini, Allah menuliskan daftar orang yang wafat tahun ini. Jadi, aku ingin kematianku datang pada saat aku berpuasa.'"

4. Pada suatu saat lain Aishah berkata, "Nabi Muhammad (s), kadang berpuasa terus menerus sampai kami berpikir beliau tidak akan berhenti berpuasa, dan kadang beliau akan berhenti berpuasa sampai kami berpikir beliau tidak akan berpuasa. Saya tidak pernah melihat Utusan Allah (s) berpuasa sebulan penuh, kecuali bulan Ramadan, dan saya tidak pernah melihat beliau sering berpuasa kecuali di bulan Sha`ban."

5. Pada saat lainnya, Aishah berkata, "Saya tidak pernah melihat Utusan Allah swt, berpuasa sebanyak-banyaknya dalam suatu bulan seperti yang dilakukan pada bulan Sha`ban. Pada bulan tersebut beliau lebih sering berpuasa sebulan penuh, dan hanya beberapa bulan Sha’ban beliau menyisakan beberapa hari tanpa puasa."

6. Ummul-Mu'mineen Umm Salamah (r), berkata: "Saya tidak pernah melihat Utusan Allah berpuasa selama dua bulan terus-menerus kecuali di bulan Sha`ban dan Ramadan." .

Cerita ini membuktikan bahwa puasa di bulan Sha`ban, meski tidak wajib tapi sarat pahala sehingga Nabi Muhammad (saw) tidak senang kalau terlewatkan.


Malam Bara’at ( Laylatul Bara’at ), Malam Pertengan Sya’ban

Keistimewaan lain dari bulan Sha`ban adalah adanya malam yang disebut dalam Shari`ah sebagai "Laylatul-bara`ah" (Malam kebebasan dari Api). Malam ini terjadi antara tanggal 14 dan 15 bulan Sha`ban.

Tradisi Nabi Muhammad saw, membuktikan malam yang penuh pahala ini dimana penghuni bumi diberikan ampunan Ilahiah yang istimewa. Kita akan mengetengahkan lebih banyak mengenai malam yang penuh barakah ini dalam waktu dekat.

Penting untuk mengamati malam ini, undanglah jamaah untuk makan dan mengingat Allah (swt) dan NabiNya, berpuasa di hari tersebut dan shalat di malamnya, maka pahala akan diberikan pada siapapun yang mengamatinya. Untuk mengamati Malam Bara`ah, kita harus tetap terjaga sepanjang malam dalam pujian dan doa.

Kalau karena satu dan lain hal kita tidak bisa sepanjang malam terjaga, maka sebagian malam, sebaiknya separuh malam dimanfaatkan untuk melakukan amalan ini: Salat ul-Khair, yang terdiri dari 100 raka`ts, setiap raka`t membaca Surat al-Fatiha dan 10 Surat Ikhlas. Untuk melengkapi shalat ini, bacalah 1000 Surat Ikhlas.

Malam Bara`ah adalah malam dimana barakah khusus ditujukan kepada Muslim. Sehingga malam ini harus dilewati dengan penyerahan total kepada Allah Maha Besar sambil mengekang perbuatan yang tidak disukai Allah.

Penting untuk mengamati malam ini, undanglah jamaah untuk makan dan mengingat Allah (swt) dan NabiNya, berpuasa di hari tersebut dan shalat di malamnya, maka pahala akan diberikan pada siapapun yang mengamatinya. Untuk mengamati Malam Bara`ah, kita harus tetap terjaga sepanjang malam dalam pujian dan doa.


Apa yang harus dilakukan pada malam ini?

Pada Malam Suci tanggal 15 Shaban, setelah shalat Maghrib atau Isha biasanya dibaca Surah Yasin 3x, dan setiap selesai pembacaan satu surat Yasin, bacalah doa khusus untuk maksud dibawah ini:

Bacaan Yasan ke I : Niatkan untuk Kehidupan yang Panjang.
Bacaan Yasin ke II : Niatkan untuk Perlindungan dari Bencana.
Bacaan Yasin ke III: Niatkan bahwa hidup kita untuk Allah bukan untuk manusia.

Doa khusus Syaban :    

Allahumma ya Dha 'l-Manni la yamannu `alayhi ahad, ya Dha 'l-Jalali wa 'l-Ikram ya Dha 't-Tuli wa 'l-An`am. La ilaha illa Anta. Lahara 'l-laji'in wa Jaru 'l-mustajirin wa Amanu 'l-kha'ifin.
Allahumma in kunta katabtani `indaka fi ummu 'l-Kitabi shaqiyan aw mahruman aw matrudan aw muqataran `alayya mina 'r-rizq famhu-llahumma bi-fallika shaqawati wa hurmani wa turdi wa iqtara rizqi wa thabitni `indaka fi ummi 'l-kitabi sa`idan wa marzuqan li 'l-khayrati fa-innaka qulta wa qawluku 'l-haqq fi kitabik al-munzal `ala lisani nabiyyika 'l-mursal: yamhullahu ma yasha'u wa yuthbitu wa `indahu Ummu 'l-Kitab.

Ilahi bi 't-tajalli al-a`a?ami fi lalayti 'n-nišfi min shahri sha`bani 'l-mu`aami 'l-mukarrami 'llati yufraqu fiha kullu amrin hakimin wa yubram, an takshifa `anna mina 'l-bala`i ma na`lamu wa ma la na`lamu wa ma Anta bihi a`alamu innaka Anta al-A`azzu 'l-Akram. Wa alla-Allahu `ala sayyidina Muhammadin wa `ala alihi wa ashbihi wa sallam.

Artinya :

Wahai Tuhan, Pemilik Kurnia Tanpa Letih. Wahai Pemilik Keagungan, Kehormatan, Kekuatan, dan Barakah. Tak ada Tuhan selain Engkau, Pelindung pada pengungsi dan Tetangga bagi mereka  yang mencari kedekatan, Penjaga yang penuh ketakutan.

Wahai Tuhan, jika telah Kau tuliskan didalam BukuMu bahwa aku hina, terbuang, lenyap dan terpukul, maka hapuskan semua itu Wahai Tuhan, lewat pemberianMu, deritaku, kesedihanku, kehilanganku dan kekikiranku hapuslah, dan gantikan dengan kebahagiaan yang barakah karena Kau telah katakan”dan KataMu adalah Kebenaran dalam Buku PengungkapanMu melalui lidah UtusanMu, "Tuhan menyatakan yang disukai, dan denganNya terdapat Induk Buku-buku." (13:39)

Tuhanku, melalui Perwujudan Malam dipertengahan Bulan Suci Sya’ban "dimana semua urusan kearifan menjadi jelas dan diperintahkan,"(44:4) lenyapkan derita kami ”semua yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, dan Kau Maha Tahu” karena jelas Kau Yang Maha Agung, Maha Pengasih. Semoga Tuhan memberkahi Muhammad, Keluarga dan Sahabatnya.

Penting untuk mengamati malam ini, undanglah jamaah untuk makan dan mengingat Allah (swt) dan NabiNya, berpuasa di hari tersebut dan shalat di malamnya, maka pahala akan diberikan pada siapapun yang mengamatinya. Untuk mengamati Malam Bara`ah, kita harus tetap terjaga sepanjang malam dalam pujian dan doa.


Puasa 15 Sya'ban                               

Nabi Muhammad saw meriwayatkan bahwa pada keesokan hari setelah Malam Bara`ah, misalnya tanggal 15 Sya`ban, disarankan untuk tetap berpuasa. Sebagain besar pendahulu Ummah telah mengamati puasa ini, jadi disarankan untuk berpuasa di tanggal 15 Sya`ban sebagai sunnah, yang juga bisa untuk pengganti hutang puasa.

Wa min Allah at Tawfiq


 
Qutub Mutasyarif Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs

Tuesday, June 19, 2012

Audiohajj, Teman Setia Di Saat Haji Dan Umrah

 Muslimsufi : Audiohajj, Teman Setia Di Saat Haji Dan Umrah

manasik hajiAudiohajj (atau lebih terkenal dengan sebutan “audio haji”) adalah sebuah alat bantu yang sangat membantu dan memudahkan bagi jamaah haji maupun umrah dalam menghafal, melafazkan baik pada pelaksanaan manasik haji maupun digunakan langsung pada saat pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah.

Produk ini sangat cocok dimiliki oleh para calon jamaah haji/umroh karena sangat memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran/manasik haji maupun dalam proses pelaksanaan haji/umroh. Juga cocok juga bagi pemilik/pengusaha tour/travel umroh haji/umroh dan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) sebagai sarana pelengkap paket haji/umroh mereka juga sebagai sarana promosi bagi travel / KBIH mereka.

Para jamaah dapat mendengarkan dan mengikuti rangkaian lantunan doa haji dan umrah juga terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, cukup dengan menekan tombol sesuai pilihan yang gambarnya sesuai dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan, misalnya pada saat thawaf, sa’i, wuquf, melontar jumrah, tahallul, atau bahkan sejak hendak memulai perjalanan, dan tombol-tombol tersebutpun telah ditata menurut rangkaian pelaksanaan sehingga sangat memudahkan dalam penggunaannya.

Dengan dimensi yang hanya 98 x 55 x 15 mm dan berat 75gr akan sangat memberi kemudahan bagi para jamaah haji/umrah dalam proses pembelajaran saat manasik maupun saat pelaksanaan haji/umroh karena dilengkapi pula dengan pita gantungan, earphone yang nyaman di telinga, menggunakan baterai AAA ( 3 buah ) yang bisa didapat dengan mudah dimana saja, kami lengkapi pula dengan lembaran panduan penggunaan juga buku kumpulan do’a manasik haji/umroh sebagai referensi para jamaah haji/umroh dalam proses belajar.

Fitur:
-Memuat rangkaian do’a, mulai dari do’a naik kendaraan, lafadz niat haji, hingga do’a setelah tawaf Wada’.
-Dilengkapi dengan terjemahan kedalam Bahasa Indonesia.
-Dikemas dalam bentuk micro audio dilengkapi dengan earphone.
-Tidak menggunakan menu yang rumit. Tombol pilihan do’a ditandai dengan gambar yang mudah dipahami.
-Penggunaannya sangat praktis cukup menekan tombol/gambar sesuai pilihan.


manasik haji
doa haji

Lokasi penjual: Jakarta
Berat pengiriman: 200 gram
Bisa mengirim dengan: JNE – - POS Indonesia
Kondisi: Baru
Harga belum termasuk ongkos kirim

Jual Audio Manasik Haji Rp 261.800
Garansi 12 bulan

Informasi pemesanan lebih lanjut Klik di Sini


Views more >>>> 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...