Adab Memasuki Bulan Sya'ban dan Adab Harian di Bulan Sya’ban
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs
Bismillahir Rohmaanir Rohim
Ketika bulan sabit pertanda datangnya bulan Syakban mulai terlihat, murid melakukan mandi (ghusl) dan menyambut datangnya bulan ini dengan melakukan Salat Sunnat Wudu 2 rakaat. Kemudian berdiri menghadap kiblat, baca selawat sebanyak 100 kali. Perbuatan ini diulangi setiap hari hingga berakhirnya bulan Syakban.
Hindari keramaian dan lakukan adab Tarekat Naqsybandi Haqqani di sepertiga akhir dari malam hingga matahari terbit dan atau antara Salat Asar dan Magrib dan/atau antara Salat Magrib dan Isya. Niat : Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`).
Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.
Awrad Harian ( Dzikir Harian )
Kalimat Syahadat :
Asyhadu an la ilaha illal Lah wa ash-hadu anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuluhu 3x
Mohon ampunan : Astaghfirullah 70x
Surat al Fatiha 1x
Amanar Rasul 1x
Surat al Ikhlas 11x
Surat al Inshirah 7x
Surat al Falaq 1x
Surat an Nas 1x
La ilaha illa-Lah 9x La ilaha illa-Lah Muhammadun Rasul Allah 1x
Salawat Nabi : Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 10x
Ihda (menghadiahkan dan persembahan pahala ) 1x
Allahu Allahu Allaahu Haqq 3x. Surat al Fatiha 1x
Dzikir Tambahan :
Allah, Allah 1500x
Salawat Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 100x
Bacaan Quran 1 juz Quran atau Surah al Ikhlas 100x
Satu bab Dala’il al-Khayrat (sebagai bagian dari awrad harian) Atau Salawat : Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 100x
Laa ilaa ha illallaah 100x
Astaghfirullaahal “Azhiim wa atuubu ilaih 100x
Ya Latif 100x
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim 100x
Hasbiyallaahu wa ni’mal wakil 100x
Tambahan khusus Bulan Syaban :
Baca Surat al-An’am (1x setiap hari)
Selawat 2.000 kali (sebagai tambahan dari awrad harian)
Selawat 100 kali (dilakukan ketika berdiri menghadap kiblat dan didedikasikan kepada Nabi SAW).
Penjelasan Dzikir Harian Untuk Tingkat Persiapan
Murid yang telah siap harus menambah dhikir selain yang disebut diatas : Tingkatkan jumlah pengulangan asma “Allah” dari 1500 sampai 2500 dengan lidah dan tambahkan 2500 dengan hati, sambil berkosentrasi pada Nama di atas.
Tingkatkan jumlah bacaan shalawat Nabi dari 100 sampai 500 kali pada hari Senin, Kamis, dan Jum’at - serta 300 kali pada hari-hari lainnya.
Membaca Sayyid as-salawat yang dilakukan sebelum do’a persembahan” (Ihda )
Setelah Ihda, bacalah Fatiha, kemudian ulangi Allah Hu Allah Hu Allah Hu Haqq tiga kali, bayangkan diri Anda di antara Tangan-Tangan Sang Pencipta.
Juga penambahan jumlah pengulangan Asma Allah sampai 5000 diucapkan dengan keras dan 5000 kali dalam hati, kemudian tingkatkan bacaan shalawat Nabi dari 300 sampai 2000 setiap hari Senin, Kamis dan Jum’at serta 1000 kali di 4 hari sisanya.
Penjelasan Mengenai Amalan Harian
1. Syahadat atau Pengakuan Keimanan
Kalimat Syahadat di baca sebanyak tiga kali. Yang pertama untuk diri sendiri, bayangkan Kehadiran Nabi dan katakan dalam hati,” Wahai guruku; wahai Nabi Allah ! engkaulah saksiku; Tuhan adalah saksiku; seluruh malaikat adalah saksiku, para Sahabat dan para Nabi adalah saksiku; setiap hamba ciptaan adalah saksiku dan Syaikhku adalah saksiku.”
Syahadat kedua atas nama diri sendiri, para orang tua, anak-anak Anda, keluarga Anda, saudara perempuan dan laki-laki, teman-teman, tetangga dan relasi serta seluruh umat muslim.
Syahadat yang ketiga di atas namakan untuk kaum yang kafir dengan niat agar mereka menjadi mukmin.
ALLAHU…ALLAHU…ALLAHU…HAQQ
Duduk di atas lutut, konsentrasikan pada hubungan dengan syaikh Anda, lalu dari Syaikh menuju Nabi, kemudian dari Nabi menuju Hadirat Ilahiah.
Ayat Keimanan Rasul (Ayat Amanar-Rasul 2:285-286)
Aamana ar-rasuulu bimaa unzila ilayhi min Rabbihi wa ‘l-mu’minuun. Kullun aamana Billaahi wa malaa’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi laa nufarriqu bayna aahadin min rusulihi wa qaaluu sam’inaa wa atanaa ghufraanaka Rabbanaa wa ilaykal masiir.
Laa yukallif-Ullaahu nafsan illa wus’ahaa. Lahaamaa kasabat wa ‘alayhaa maaktasabat. Rabbanaa laa tuu’aakhidhnaa in nasiinaa aw akhtaanaa. Rabbanaa wa laa tahmil ‘alaynaa isran kamaa hamaltahu ‘alaa alladhiinaa min qablinaa. Rabbanaa wa laa tuhamilnaa maa laa taaqata lanaa bihi w’afu ‘anaa waghfir lanaa warhamnaa Anta Mawlaanaa f’ansurnaa ‘alaa l qawm il-kafiiriin.
Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman. Semuanya beriman pada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya, seraya berkata,” Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) daripada Rasul-Rasul-Nya.”
Dan mereka berkata,”kami dengar dan kami taat. Ampuni kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah kami kembali.” Allah tiada membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupan. Baginya (pahala)apa yang dia kerjakan.
(Mereka berdoa) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau siksa kami jika kami lupa atau bersalah.Wahai Tuhan kami, jangan Engkau pikulkan pada kami beban berat, sebagaimana Engkau pikulkan pada orang-orang sebelum kami. Jangan Engkau pikulkan kami beban yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkan kami, ampuni kami, rahmatilah kami, Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami dari kaum kafir.”
Siapa yang membaca ayat ini akan meraih maqam tinggi dan posisi yang agung. Dia akan menerima tingkatan keselamatan dunia dan akhirat. Dia akan memasuki lingkaran keamanan dalam Hadirat Ilahi, Maha Kuasa dan Maha Agung. Ia akan meraih semua maqam-maqam dalam Thareqat yang paling mulia Naqsybandi. Dia akan menjadi pewaris rahasia Nabi dan para Awliya, dan akan tiba pada maqam Bayazid al Bistami, Imam Thareqat ini, yang mengatakan,” Saya adalah Kebenaran juga.” Inilah manifestasi keagungan ayat ini, dan juga ayat-ayat lain. Grandsyaikh Khalid al Baghdadi menerima penglihatan dan rahasia ayat ini, melaluinya Tuhan menganugerahi keistimewaan di waktu beliau.
SURAT AL FATIHA ( 1x )
Bacalah surat al Fatiha dengan niat pertama untuk turut serta dalam Tajali keberkahan atas surat itu saat diturunkan di Mekkah. Pembacaan yang kedua diniatkan untuk dibaginya rahmat atas surat itu saat diturunkan kedua kalinya di Madinah. Grandsyaikh Abdullah Faiz ad Dghestani qs berkata,”Jika seseorang membaca surat al Fatiha, dia tidak akan meninggalkan dunia ini tanpa meraih barakah suci yang tersembunyi di balik makna surat al Fatiha yang memungkinkan dia untuk meraih tingkatan kepasrahan pada Tuhan, Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Berkah surat al Faatiha yang Tuhan anugerahkan ketika diberikan pada Nabi tidak akan berhenti, dan akan abadi bersama siapapun yang membacanya.
Tak seorangpun yang tahu berapa banyak berkah di sana kecuali Tuhan dan para utusan-Nya. Siapa yang membacanya tanpa niat ini akan menerima karunia suci secara umum, namun siapapun yang membaca surat fatiha, dengan niat untuk berbagi Rahmat Ilahi akan mencapai sebuah posisi yang tinggi dan sebuah tingkatan mulia. Surat ini mengandung maqam-maqam yang tidak terbatas dan tak terhitung dalam Pandangan Tuhan, Yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi.
Sayyid as-Salawat (Sultan Salawat)
‘alaa ashraf il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
‘ala afdal il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
‘ala akmal il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
Salawaatullaahi ta’alaa wa malaa’ikatihi wa anbiyaa’ihii wa rusulihi wa jami’i khalqihi ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammad, ‘alayhi wa ‘alayhimu ‘s-salam wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuhu, wa radi-Allahu tabaraka wa ta’ala ‘an sadatina ashabi Rasulillahi ajma’in, wa ‘an it-tab’iina bihim bi ihsan, wa ‘an il-a ‘immat il-mujtahidin al-madin, wa ‘an il-‘ulama il-muttaqqin, wa ‘an il awliya ‘is-salihin, wa ‘am-mashayikhina fit-tariqati ‘n-Naqshbandiyyati ‘l-‘alliya, qaddas-Allahu ta’ala arwahahum uz-zakiiyya, wa nawwar Allahu ta’ala adrihatahumu ‘l-mubaaraka, wa a’ad-Allahu ta’ala ‘alayna min barakaatihim wa fuyuudatihim daa’iman wa ‘hamdulillahi Rabb il-‘alamin, al-Fatiha
Arti :
Bagi yang termulia, pemimpin kami Muhammad saw (salawat)
Bagi yang terpilih diantara seluruh ciptaan, pemimpin kami Muhammad saw, (salawat)
Bagi yang paling sempurna di antara seluruh ciptaan, pemimpin kami Muhammad, (salawat)
Keberkahan Allah Yang Maha Mulia, atas para malaikat-Nya, atas para nabi-Nya, atas para rasul-Nya, atas seluruh ciptaan bagi Muhammad dan seluruh keluarganya, semoga kedamaian dan rahmat Allah serta Berkah-Nya atas beliau dan mereka.
Semoga Allah, Yang penuh berkah dan Maha Tinggi berkenan pada setiap Pimpinan kami, Sahabat Rasul Allah, dan siapapun yang mengikuti mereka dengan sempurna, dan para Mujtahid, dan para ulama, dan para awliya yang sholeh, dan para Syaikh kami thareqat yang mulia Naqsybandi, Semoga Allah menyucikan jiwa mereka yang murni, dan menerangi makam mereka yg penuh berkah. Semoga Allah mengembalikan pada kita berkah-Nya dan terus berlimpah mengalir. Pujian milik Allah dan Tuhan semesta alam, al-Fatiha.
DEDIKASI, HADIAH PERSEMBAHAN ( IHDA )
Allaahumma balligh thawaaba maa qaraa’naahuu wa nuura maa talawnaahuu hadiiyyatan waasilatan minnaa ila ruuhi Nabiiyyiinaa Sayyidinaa wa Mawlaanaa Muhammadin salla-llaahuu ‘alayhi wa sallam. Wa ilaa arwaahi ikhwaanihi min al anbiyaa’i wa ‘l-mursaliin wa khudamaa’i sharaa’ihim wa ila arwaahi al-a’immati al-arba’ wa ila arwaahi mashaykhinaa fit-tariiqati an-naqsybandiiyyati al-‘aliyyati khaassatan ila ruuhi Imaam at-tariiqati wa ghawth il-khaliiqati Khaajaa Bahauddin an-Naqshband Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari wa hadarati ustadhinaa Mawlanaa Sultaan al-awliyaa Syaikhunaa ash-syaikh ‘Abd Allaah al-Faiz ad-Daghestani wa sayyidunaa ash-Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani Mu’ayyaddin, Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani, wa sa’iri saadaatinaa was-siddiqiyyina al-Fatiha
Ya Allah ! limpahi kami dengan karunia atas apa yang kami baca, dan cahaya dari apa yang kami baca, sebagai pemberian dan hadiah dari kami bagi ruh Nabi kami Muhammad, dan ruh para Nabi, dan para awliya; khususnya ruh Imam thareqat dan ghawth bagi dunia, Khaja Bahauddin an-Naqshband Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari, dan guru serta pimpinan kami, Sultanul Awliya, Syaikh Abdullah al-Faiz ad-Daghestani, dan pimpinan kami Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani dan Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani dan bagi seluruh pimpinan kami dan kaum siddiqin… al-Fatiha
( Ihda ini merupakan persembahan pahala atas pembacaan do’a-do’a sebelumnya yang ditujukan pada Nabi saw dan bagi para Syaikh Thariqat Naqsybandi. Ihda bagai kita membungkus amalan kita kemudian kita hadiahkan ).
SURAT AL IKHLAS ( QS : 112 )
Siapa yang membaca surat ini akan menerima Karunia Ilahiah dari dua Asma Agung, Yang Esa ( al-Ahad), dan Yang Abadi ( as-Samad ). Siapa yang membacanya pasti menerima bagian dari Asma-asma ini.
SURAT AL INSHIRAH ( QS : 94 )
Setiap huruf dan setiap ayat quran ada sebuah manifestasi Ilahiah, yang berbeda satu sama lain. Siapa yang membaca satu ayat atau satu huruf akan meraih Karunia Ilahiah yang khas dimiliki oleh surat atau huruf tersebut. Jika ada yang membaca surat ini maka dia akan menerima karunia dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Siapa yang ingin menerima kebaikan-kebaikannya, harus selalu menjaga doa-doa ini beserta kewajiban-kewajiban lain. Maka dia akan mencapai kehidupan yang hakiki dan abadi.
SURAT AL FALAQ ( 113 ) DAN SURAT AN-NAS ( 114 )
Kenyataan akan rahasia dan keseluruhan yang sempurna dalam Asmaul Husna berhubungan dengan dua surat ini. Karena keduanya menandai akhir dari Quran, maka keduanya dihubungkan dengan kelengkapan dalam karunia Ilahiah. Dengan ayat-ayat ini, para guru Thareqat yang paling mulia Naqsybandi menjadi samudra-samudra ilmu dan makrifat. Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani mengatakan :
Sekarang kalian telah mencapai awal, dimana setiap ayat, huruf dan surat dalam quran memiliki manifestasi istimewa yang tidak sama satu dengan lainnya. Dengan alasan itulah Nabi bersabda : “ Aku tinggalkan 3 hal untuk umatku – kematian yang akan membuat mereka takut, mimpi yang benar yang akan memberi mereka kabar baik, dan Qur’an yang akan berbicara pada mereka.”
Dengan sarana Quran, Tuhan akan membuka gerbang-gerbang karunia Ilahiah di Masa Akhir, sebagaimana di turunkannya pada masa Nabi, para Sahabat, masa Khalifa dan di masa para Awliya.
Tingkatan-tingkatan ini dan Karunia Ilahiah terikat bersama dan tak bisa dipisahkan, jadi segala kekurangan dalam latihan spiritual otomatis akan menjadikan berkurangnya Karunia Tuhan yang dikirim. Sebagai contoh, jika kita ingin membasuh tangan , kita hanya perlu menunggu di depan kran dimana air akan keluar. Jika pipa terputus sehingga air keluar sebelum sampai ke kran, berapa lamapun kita menunggu, air tidak akan mengalir keluar. Jadi kita harus menutup segala kekurangan dalam dzikir kita sampai kita menerima Karunia Ilahiah.
Praktik-praktik spiritual ini diperuntukkan bagi tiga tingkatan murid yang harus dilakukan sekali setiap 24 jam, bersama dengan kewajiban lainnya, menurut syariat. Segala hal yang dibawa oleh Nabi dapat ditemukan dalam praktik spiritual ini. Inilah cara agar seorang hamba mencapai kunci Kedekatan dengan Tuhan, Yang Maha Kuat dan Maha Tinggi. Dengan cara seperti itulah Nabi-nabi, para rasul, dan awliya sampai pada Tuhan mereka. Dan dengan sarana praktik spiritual inilah kita menggapai semua maqam dalam thareqat yang paling mulia ini.
Guru-guru dalam thareqat Naqsybandi yang paling mulia ini mengatakan bahwa siapapun yang mengklaim bahwa dia telah bergabung dengan salah satu thareqat lain atau dengan thareqat yang paling mulia Naqsyabandi, namun belum pernah mengamalkan suluk paling tidak sekali dalam hidupnya, maka dia seharusnya malu karena menghubung-hubungkan dirinya dengan mereka yang berada di jalur itu.
Di zaman kami, Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani mengatakan
“Siapapun orang yang di akhir hidupnya ingin mendapat tingkatan tinggi dan sebuah maqam yang mulia dan mendapatkan apa yang biasanya didapat oleh para murid dengan perantaraan khalwat dan latihan spiritual harus terus melakukan praktik spiritual dan dzikir pada Allah”.
Dengan hal ini sebagai landasan, kita telah mengatur jalan menuju maqam-maqam yang lebih tinggi-yang terbangun atas dasar ini. Murid harus tahu apakah dia gagal meraih maqam mulia dan tingkatan tinggi di dunia ini karena kurangnya usaha, maka dia tidak seharusnya diasingkan dari dunia ini, namun Syaikh akan membuatnya berhasil dan membuka maqamnya, bisa jadi di sepanjang hidupnya atau di saat tujuh nafas terakhir selama sakaratul maut.
Siapapun yang mengerjakan amalan-amalan spiritual lalu melakukan perbuatan yang dilarang agama, diibaratkan seseorang yang membangun rumahnya di tepi karang curam, lalu rumahnya jatuh. Jadi kita harus selalu waspada akan segala perbuatan, mengukurnya apakah ada yang dilarang atau diijinkan, apakah Tuhan akan murka dengannya atau tidak.
Dan kita harus berpikir keras akan setiap perbuatan, yang puncaknya agar kita tidak melakukan sesuatu yang di haramkan, yang dapat melemahkan pondasi kita. Karena Nabi bersabda dalam hadistnya : “Satu jam bertafakkur lebih baik dari tujuh puluh tahun beribadah.” Kita harus melaksanakan semua perbuatan dengan cara yang benar, artinya tanpa ada campuran amalan yang terlarang.
Atas dasar ini, Tuhan membagi satu hari dalam tiga bagian : delapan jam untuk ibadah, delapan jam untuk mencari nafkah, delapan jam untuk tidur. Siapapun yang tidak mau menerima pembagian ini ditunjukkan dalam Hadist berikut : “ Siapa yang tak menentu hidupnya, maka dia akan tak menentu pula dalam neraka.”
Siapa yang menuruti kemauannya sendiri dan selalu beralasan, dia tidak akan maju. Siapa yang ingin meraih maqam-maqam yang mulia, tingkatan-tingkatan, dan tahap-tahap yang generasi sebelumnya telah raih – dengan cara perenungan dan latihan-latihan spiritual lainnya harus terus mengingat Tuhan sepanjang hari. Siapa yang melakukan amalan teratur dalam latihan spiritual ini akan meraih Hakikat Air Kehidupan, yang dengannya dia akan berwudhu. Dia akan mandi di dalamnya, meminumnya, dan dengannya dia akan mencapai tujuannya.
Mungkin saja ada murid yang mengaku bahwa dirinya telah 30 tahun dalam thareqat ini namun tidak meraih dan melihat apapun. Maka seharusnya dia menengok kembali segala perbuatannya selama beberapa tahun. Berapa banyak kekurangan yang dilakukannya ? Ketika dia melihat keburukan, seharusnya segera menjauhkan diri, agar sampai pada Tuhan, Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.
Jika murid meninggalkan kewajiban harian yang Syaikh perintahkan, maka dia sudah tentu tidak mampu membuat kemajuan. Dan dia tidak akan mampu menjaga tingkatan yang sebelumnya telah diraih. Tidak ada Nabi yang meraih tingkat kenabian, atau tak seorang wali yang meraih tingkat kewalian, atau tak seorang berimanpun yang meraih tingkat keimanan tanpa menggunakan waktunya bagi dzikir hariannya.
Wa min Allah at Tawfiq
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs
Bismillahir Rohmaanir Rohim
Ketika bulan sabit pertanda datangnya bulan Syakban mulai terlihat, murid melakukan mandi (ghusl) dan menyambut datangnya bulan ini dengan melakukan Salat Sunnat Wudu 2 rakaat. Kemudian berdiri menghadap kiblat, baca selawat sebanyak 100 kali. Perbuatan ini diulangi setiap hari hingga berakhirnya bulan Syakban.
Hindari keramaian dan lakukan adab Tarekat Naqsybandi Haqqani di sepertiga akhir dari malam hingga matahari terbit dan atau antara Salat Asar dan Magrib dan/atau antara Salat Magrib dan Isya. Niat : Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`).
Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.
Awrad Harian ( Dzikir Harian )
Kalimat Syahadat :
Asyhadu an la ilaha illal Lah wa ash-hadu anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuluhu 3x
Mohon ampunan : Astaghfirullah 70x
Surat al Fatiha 1x
Amanar Rasul 1x
Surat al Ikhlas 11x
Surat al Inshirah 7x
Surat al Falaq 1x
Surat an Nas 1x
La ilaha illa-Lah 9x La ilaha illa-Lah Muhammadun Rasul Allah 1x
Salawat Nabi : Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 10x
Ihda (menghadiahkan dan persembahan pahala ) 1x
Allahu Allahu Allaahu Haqq 3x. Surat al Fatiha 1x
Dzikir Tambahan :
Allah, Allah 1500x
Salawat Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 100x
Bacaan Quran 1 juz Quran atau Surah al Ikhlas 100x
Satu bab Dala’il al-Khayrat (sebagai bagian dari awrad harian) Atau Salawat : Allahuma salli ‘ala Muhammadin wa ala ali Muhammaddin wa salim 100x
Laa ilaa ha illallaah 100x
Astaghfirullaahal “Azhiim wa atuubu ilaih 100x
Ya Latif 100x
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim 100x
Hasbiyallaahu wa ni’mal wakil 100x
Tambahan khusus Bulan Syaban :
Baca Surat al-An’am (1x setiap hari)
Selawat 2.000 kali (sebagai tambahan dari awrad harian)
Selawat 100 kali (dilakukan ketika berdiri menghadap kiblat dan didedikasikan kepada Nabi SAW).
Penjelasan Dzikir Harian Untuk Tingkat Persiapan
Murid yang telah siap harus menambah dhikir selain yang disebut diatas : Tingkatkan jumlah pengulangan asma “Allah” dari 1500 sampai 2500 dengan lidah dan tambahkan 2500 dengan hati, sambil berkosentrasi pada Nama di atas.
Tingkatkan jumlah bacaan shalawat Nabi dari 100 sampai 500 kali pada hari Senin, Kamis, dan Jum’at - serta 300 kali pada hari-hari lainnya.
Membaca Sayyid as-salawat yang dilakukan sebelum do’a persembahan” (Ihda )
Setelah Ihda, bacalah Fatiha, kemudian ulangi Allah Hu Allah Hu Allah Hu Haqq tiga kali, bayangkan diri Anda di antara Tangan-Tangan Sang Pencipta.
Juga penambahan jumlah pengulangan Asma Allah sampai 5000 diucapkan dengan keras dan 5000 kali dalam hati, kemudian tingkatkan bacaan shalawat Nabi dari 300 sampai 2000 setiap hari Senin, Kamis dan Jum’at serta 1000 kali di 4 hari sisanya.
Penjelasan Mengenai Amalan Harian
1. Syahadat atau Pengakuan Keimanan
Kalimat Syahadat di baca sebanyak tiga kali. Yang pertama untuk diri sendiri, bayangkan Kehadiran Nabi dan katakan dalam hati,” Wahai guruku; wahai Nabi Allah ! engkaulah saksiku; Tuhan adalah saksiku; seluruh malaikat adalah saksiku, para Sahabat dan para Nabi adalah saksiku; setiap hamba ciptaan adalah saksiku dan Syaikhku adalah saksiku.”
Syahadat kedua atas nama diri sendiri, para orang tua, anak-anak Anda, keluarga Anda, saudara perempuan dan laki-laki, teman-teman, tetangga dan relasi serta seluruh umat muslim.
Syahadat yang ketiga di atas namakan untuk kaum yang kafir dengan niat agar mereka menjadi mukmin.
ALLAHU…ALLAHU…ALLAHU…HAQQ
Duduk di atas lutut, konsentrasikan pada hubungan dengan syaikh Anda, lalu dari Syaikh menuju Nabi, kemudian dari Nabi menuju Hadirat Ilahiah.
Ayat Keimanan Rasul (Ayat Amanar-Rasul 2:285-286)
Aamana ar-rasuulu bimaa unzila ilayhi min Rabbihi wa ‘l-mu’minuun. Kullun aamana Billaahi wa malaa’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi laa nufarriqu bayna aahadin min rusulihi wa qaaluu sam’inaa wa atanaa ghufraanaka Rabbanaa wa ilaykal masiir.
Laa yukallif-Ullaahu nafsan illa wus’ahaa. Lahaamaa kasabat wa ‘alayhaa maaktasabat. Rabbanaa laa tuu’aakhidhnaa in nasiinaa aw akhtaanaa. Rabbanaa wa laa tahmil ‘alaynaa isran kamaa hamaltahu ‘alaa alladhiinaa min qablinaa. Rabbanaa wa laa tuhamilnaa maa laa taaqata lanaa bihi w’afu ‘anaa waghfir lanaa warhamnaa Anta Mawlaanaa f’ansurnaa ‘alaa l qawm il-kafiiriin.
Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman. Semuanya beriman pada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya, seraya berkata,” Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) daripada Rasul-Rasul-Nya.”
Dan mereka berkata,”kami dengar dan kami taat. Ampuni kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah kami kembali.” Allah tiada membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupan. Baginya (pahala)apa yang dia kerjakan.
(Mereka berdoa) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau siksa kami jika kami lupa atau bersalah.Wahai Tuhan kami, jangan Engkau pikulkan pada kami beban berat, sebagaimana Engkau pikulkan pada orang-orang sebelum kami. Jangan Engkau pikulkan kami beban yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkan kami, ampuni kami, rahmatilah kami, Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami dari kaum kafir.”
Siapa yang membaca ayat ini akan meraih maqam tinggi dan posisi yang agung. Dia akan menerima tingkatan keselamatan dunia dan akhirat. Dia akan memasuki lingkaran keamanan dalam Hadirat Ilahi, Maha Kuasa dan Maha Agung. Ia akan meraih semua maqam-maqam dalam Thareqat yang paling mulia Naqsybandi. Dia akan menjadi pewaris rahasia Nabi dan para Awliya, dan akan tiba pada maqam Bayazid al Bistami, Imam Thareqat ini, yang mengatakan,” Saya adalah Kebenaran juga.” Inilah manifestasi keagungan ayat ini, dan juga ayat-ayat lain. Grandsyaikh Khalid al Baghdadi menerima penglihatan dan rahasia ayat ini, melaluinya Tuhan menganugerahi keistimewaan di waktu beliau.
SURAT AL FATIHA ( 1x )
Bacalah surat al Fatiha dengan niat pertama untuk turut serta dalam Tajali keberkahan atas surat itu saat diturunkan di Mekkah. Pembacaan yang kedua diniatkan untuk dibaginya rahmat atas surat itu saat diturunkan kedua kalinya di Madinah. Grandsyaikh Abdullah Faiz ad Dghestani qs berkata,”Jika seseorang membaca surat al Fatiha, dia tidak akan meninggalkan dunia ini tanpa meraih barakah suci yang tersembunyi di balik makna surat al Fatiha yang memungkinkan dia untuk meraih tingkatan kepasrahan pada Tuhan, Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Berkah surat al Faatiha yang Tuhan anugerahkan ketika diberikan pada Nabi tidak akan berhenti, dan akan abadi bersama siapapun yang membacanya.
Tak seorangpun yang tahu berapa banyak berkah di sana kecuali Tuhan dan para utusan-Nya. Siapa yang membacanya tanpa niat ini akan menerima karunia suci secara umum, namun siapapun yang membaca surat fatiha, dengan niat untuk berbagi Rahmat Ilahi akan mencapai sebuah posisi yang tinggi dan sebuah tingkatan mulia. Surat ini mengandung maqam-maqam yang tidak terbatas dan tak terhitung dalam Pandangan Tuhan, Yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi.
Sayyid as-Salawat (Sultan Salawat)
‘alaa ashraf il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
‘ala afdal il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
‘ala akmal il-‘alamina Sayyidina Muhammadini salawaat
Salawaatullaahi ta’alaa wa malaa’ikatihi wa anbiyaa’ihii wa rusulihi wa jami’i khalqihi ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammad, ‘alayhi wa ‘alayhimu ‘s-salam wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuhu, wa radi-Allahu tabaraka wa ta’ala ‘an sadatina ashabi Rasulillahi ajma’in, wa ‘an it-tab’iina bihim bi ihsan, wa ‘an il-a ‘immat il-mujtahidin al-madin, wa ‘an il-‘ulama il-muttaqqin, wa ‘an il awliya ‘is-salihin, wa ‘am-mashayikhina fit-tariqati ‘n-Naqshbandiyyati ‘l-‘alliya, qaddas-Allahu ta’ala arwahahum uz-zakiiyya, wa nawwar Allahu ta’ala adrihatahumu ‘l-mubaaraka, wa a’ad-Allahu ta’ala ‘alayna min barakaatihim wa fuyuudatihim daa’iman wa ‘hamdulillahi Rabb il-‘alamin, al-Fatiha
Arti :
Bagi yang termulia, pemimpin kami Muhammad saw (salawat)
Bagi yang terpilih diantara seluruh ciptaan, pemimpin kami Muhammad saw, (salawat)
Bagi yang paling sempurna di antara seluruh ciptaan, pemimpin kami Muhammad, (salawat)
Keberkahan Allah Yang Maha Mulia, atas para malaikat-Nya, atas para nabi-Nya, atas para rasul-Nya, atas seluruh ciptaan bagi Muhammad dan seluruh keluarganya, semoga kedamaian dan rahmat Allah serta Berkah-Nya atas beliau dan mereka.
Semoga Allah, Yang penuh berkah dan Maha Tinggi berkenan pada setiap Pimpinan kami, Sahabat Rasul Allah, dan siapapun yang mengikuti mereka dengan sempurna, dan para Mujtahid, dan para ulama, dan para awliya yang sholeh, dan para Syaikh kami thareqat yang mulia Naqsybandi, Semoga Allah menyucikan jiwa mereka yang murni, dan menerangi makam mereka yg penuh berkah. Semoga Allah mengembalikan pada kita berkah-Nya dan terus berlimpah mengalir. Pujian milik Allah dan Tuhan semesta alam, al-Fatiha.
DEDIKASI, HADIAH PERSEMBAHAN ( IHDA )
Allaahumma balligh thawaaba maa qaraa’naahuu wa nuura maa talawnaahuu hadiiyyatan waasilatan minnaa ila ruuhi Nabiiyyiinaa Sayyidinaa wa Mawlaanaa Muhammadin salla-llaahuu ‘alayhi wa sallam. Wa ilaa arwaahi ikhwaanihi min al anbiyaa’i wa ‘l-mursaliin wa khudamaa’i sharaa’ihim wa ila arwaahi al-a’immati al-arba’ wa ila arwaahi mashaykhinaa fit-tariiqati an-naqsybandiiyyati al-‘aliyyati khaassatan ila ruuhi Imaam at-tariiqati wa ghawth il-khaliiqati Khaajaa Bahauddin an-Naqshband Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari wa hadarati ustadhinaa Mawlanaa Sultaan al-awliyaa Syaikhunaa ash-syaikh ‘Abd Allaah al-Faiz ad-Daghestani wa sayyidunaa ash-Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani Mu’ayyaddin, Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani, wa sa’iri saadaatinaa was-siddiqiyyina al-Fatiha
Ya Allah ! limpahi kami dengan karunia atas apa yang kami baca, dan cahaya dari apa yang kami baca, sebagai pemberian dan hadiah dari kami bagi ruh Nabi kami Muhammad, dan ruh para Nabi, dan para awliya; khususnya ruh Imam thareqat dan ghawth bagi dunia, Khaja Bahauddin an-Naqshband Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari, dan guru serta pimpinan kami, Sultanul Awliya, Syaikh Abdullah al-Faiz ad-Daghestani, dan pimpinan kami Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani dan Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani dan bagi seluruh pimpinan kami dan kaum siddiqin… al-Fatiha
( Ihda ini merupakan persembahan pahala atas pembacaan do’a-do’a sebelumnya yang ditujukan pada Nabi saw dan bagi para Syaikh Thariqat Naqsybandi. Ihda bagai kita membungkus amalan kita kemudian kita hadiahkan ).
SURAT AL IKHLAS ( QS : 112 )
Siapa yang membaca surat ini akan menerima Karunia Ilahiah dari dua Asma Agung, Yang Esa ( al-Ahad), dan Yang Abadi ( as-Samad ). Siapa yang membacanya pasti menerima bagian dari Asma-asma ini.
SURAT AL INSHIRAH ( QS : 94 )
Setiap huruf dan setiap ayat quran ada sebuah manifestasi Ilahiah, yang berbeda satu sama lain. Siapa yang membaca satu ayat atau satu huruf akan meraih Karunia Ilahiah yang khas dimiliki oleh surat atau huruf tersebut. Jika ada yang membaca surat ini maka dia akan menerima karunia dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Siapa yang ingin menerima kebaikan-kebaikannya, harus selalu menjaga doa-doa ini beserta kewajiban-kewajiban lain. Maka dia akan mencapai kehidupan yang hakiki dan abadi.
SURAT AL FALAQ ( 113 ) DAN SURAT AN-NAS ( 114 )
Kenyataan akan rahasia dan keseluruhan yang sempurna dalam Asmaul Husna berhubungan dengan dua surat ini. Karena keduanya menandai akhir dari Quran, maka keduanya dihubungkan dengan kelengkapan dalam karunia Ilahiah. Dengan ayat-ayat ini, para guru Thareqat yang paling mulia Naqsybandi menjadi samudra-samudra ilmu dan makrifat. Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani mengatakan :
Sekarang kalian telah mencapai awal, dimana setiap ayat, huruf dan surat dalam quran memiliki manifestasi istimewa yang tidak sama satu dengan lainnya. Dengan alasan itulah Nabi bersabda : “ Aku tinggalkan 3 hal untuk umatku – kematian yang akan membuat mereka takut, mimpi yang benar yang akan memberi mereka kabar baik, dan Qur’an yang akan berbicara pada mereka.”
Dengan sarana Quran, Tuhan akan membuka gerbang-gerbang karunia Ilahiah di Masa Akhir, sebagaimana di turunkannya pada masa Nabi, para Sahabat, masa Khalifa dan di masa para Awliya.
Tingkatan-tingkatan ini dan Karunia Ilahiah terikat bersama dan tak bisa dipisahkan, jadi segala kekurangan dalam latihan spiritual otomatis akan menjadikan berkurangnya Karunia Tuhan yang dikirim. Sebagai contoh, jika kita ingin membasuh tangan , kita hanya perlu menunggu di depan kran dimana air akan keluar. Jika pipa terputus sehingga air keluar sebelum sampai ke kran, berapa lamapun kita menunggu, air tidak akan mengalir keluar. Jadi kita harus menutup segala kekurangan dalam dzikir kita sampai kita menerima Karunia Ilahiah.
Praktik-praktik spiritual ini diperuntukkan bagi tiga tingkatan murid yang harus dilakukan sekali setiap 24 jam, bersama dengan kewajiban lainnya, menurut syariat. Segala hal yang dibawa oleh Nabi dapat ditemukan dalam praktik spiritual ini. Inilah cara agar seorang hamba mencapai kunci Kedekatan dengan Tuhan, Yang Maha Kuat dan Maha Tinggi. Dengan cara seperti itulah Nabi-nabi, para rasul, dan awliya sampai pada Tuhan mereka. Dan dengan sarana praktik spiritual inilah kita menggapai semua maqam dalam thareqat yang paling mulia ini.
Guru-guru dalam thareqat Naqsybandi yang paling mulia ini mengatakan bahwa siapapun yang mengklaim bahwa dia telah bergabung dengan salah satu thareqat lain atau dengan thareqat yang paling mulia Naqsyabandi, namun belum pernah mengamalkan suluk paling tidak sekali dalam hidupnya, maka dia seharusnya malu karena menghubung-hubungkan dirinya dengan mereka yang berada di jalur itu.
Di zaman kami, Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani mengatakan
“Siapapun orang yang di akhir hidupnya ingin mendapat tingkatan tinggi dan sebuah maqam yang mulia dan mendapatkan apa yang biasanya didapat oleh para murid dengan perantaraan khalwat dan latihan spiritual harus terus melakukan praktik spiritual dan dzikir pada Allah”.
Dengan hal ini sebagai landasan, kita telah mengatur jalan menuju maqam-maqam yang lebih tinggi-yang terbangun atas dasar ini. Murid harus tahu apakah dia gagal meraih maqam mulia dan tingkatan tinggi di dunia ini karena kurangnya usaha, maka dia tidak seharusnya diasingkan dari dunia ini, namun Syaikh akan membuatnya berhasil dan membuka maqamnya, bisa jadi di sepanjang hidupnya atau di saat tujuh nafas terakhir selama sakaratul maut.
Siapapun yang mengerjakan amalan-amalan spiritual lalu melakukan perbuatan yang dilarang agama, diibaratkan seseorang yang membangun rumahnya di tepi karang curam, lalu rumahnya jatuh. Jadi kita harus selalu waspada akan segala perbuatan, mengukurnya apakah ada yang dilarang atau diijinkan, apakah Tuhan akan murka dengannya atau tidak.
Dan kita harus berpikir keras akan setiap perbuatan, yang puncaknya agar kita tidak melakukan sesuatu yang di haramkan, yang dapat melemahkan pondasi kita. Karena Nabi bersabda dalam hadistnya : “Satu jam bertafakkur lebih baik dari tujuh puluh tahun beribadah.” Kita harus melaksanakan semua perbuatan dengan cara yang benar, artinya tanpa ada campuran amalan yang terlarang.
Atas dasar ini, Tuhan membagi satu hari dalam tiga bagian : delapan jam untuk ibadah, delapan jam untuk mencari nafkah, delapan jam untuk tidur. Siapapun yang tidak mau menerima pembagian ini ditunjukkan dalam Hadist berikut : “ Siapa yang tak menentu hidupnya, maka dia akan tak menentu pula dalam neraka.”
Siapa yang menuruti kemauannya sendiri dan selalu beralasan, dia tidak akan maju. Siapa yang ingin meraih maqam-maqam yang mulia, tingkatan-tingkatan, dan tahap-tahap yang generasi sebelumnya telah raih – dengan cara perenungan dan latihan-latihan spiritual lainnya harus terus mengingat Tuhan sepanjang hari. Siapa yang melakukan amalan teratur dalam latihan spiritual ini akan meraih Hakikat Air Kehidupan, yang dengannya dia akan berwudhu. Dia akan mandi di dalamnya, meminumnya, dan dengannya dia akan mencapai tujuannya.
Mungkin saja ada murid yang mengaku bahwa dirinya telah 30 tahun dalam thareqat ini namun tidak meraih dan melihat apapun. Maka seharusnya dia menengok kembali segala perbuatannya selama beberapa tahun. Berapa banyak kekurangan yang dilakukannya ? Ketika dia melihat keburukan, seharusnya segera menjauhkan diri, agar sampai pada Tuhan, Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.
Jika murid meninggalkan kewajiban harian yang Syaikh perintahkan, maka dia sudah tentu tidak mampu membuat kemajuan. Dan dia tidak akan mampu menjaga tingkatan yang sebelumnya telah diraih. Tidak ada Nabi yang meraih tingkat kenabian, atau tak seorang wali yang meraih tingkat kewalian, atau tak seorang berimanpun yang meraih tingkat keimanan tanpa menggunakan waktunya bagi dzikir hariannya.
Wa min Allah at Tawfiq
No comments:
Post a Comment