Thursday, December 27, 2012

SEJARAH WAHABI


SEJARAH WAHABI 
 
Oleh 
Al-Habib Mundzir Al Mousawa

Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I’tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain.
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam.

Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.

Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa’iqul Ilahiyah FirRaddi Alal Wahabiyah.

Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat: “Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.

Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115)

Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah waljama’ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.

Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?, Dengan segera dia menjawab, “Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan” Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu person pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim. Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.

Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.

Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama? besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh.

Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali.
Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.

Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.
Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi.

Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh denganpergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi?i yang sudah mapan. Kekejaman dan kejah ilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma?la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur.

Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta.

Wednesday, December 26, 2012

Kedermawanan Allah yang Tak Ada Batasnya

Kedermawanan Allah yang Tak Ada Batasnya
Syaikh Muhammad Adil qs
Lefke Cyprus -16 April 2012


Audzubillahi minasy syaithanir rajim Bismillahir Rahmanir Rahim.

Madad Yaa Rasulullah saw, Madad Yaa Sultan Awliya Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs, Madad Yaa Syaikh Nazim Adil Haqqani qs.
Tariqat adalah suhbah bersama Syaikh dan ada kebaikan dalam berjamaah. Insya Allah saya akan berbicara singkat dengan ijin dan keberkahan Syaikh dan semoga Allah menolong kami dan Syaikh memberikan dukungannya. Semoga beliau mengirimkan inspirasi kedalam hatiku. Insya Allah.

Ketika kami duduk disini tadi pagi, ada teman kita yang sedang membuat lukisan untuk Mawlana dan menaruh bait puisi yang indah. Tulisan itu berbunyi,"You are welcome in our Dergah, Come to Dergah of Allah, The Ocean of Allah. Selamat datang di dergah kami, dergahnya Allah, selamat datang dalam Samudera Cinta dan Rahmat Allah. Maka dengan hal ini saja sudah cukup, Rahmat kasih sayang Allah adalah untuk setiap manusia. Lebih dari cukup sebuah ungkapan cinta ini, maka mahabah dan ampunan Allah adalah bagi setiap orang.

Allah memanggil hambaNya, dalam Surat Yunus ayat 25," waallaahu yad'uu ilaa daari alssalaami wayahdii man yasyaau ilaa shiraathin mustaqiimin". Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).

Allah swt memanggil manusia untuk memberikan mereka kedamaian,
Allah swt memanggil manusia untuk membusanai mereka dengan keindahan
Tinggalkan dunia dan kebendaannya, tinggalkan perkelahian dan perdebatan.

Jika seseorang memberikan emas, atau bahkan memberikan gandum saja, maka manusia berebut saling berkelahi untuk mendapatkan hal itu. Dan itu hanya perhiasan dunia. Yang tadinya ada keberkahan tetapi karena kemudian mereka saling berkelahi menyakiti satu sama bahkan saling membunuh untuk mendapatkannya maka hilang kasih sayang dan keberkahan itu, Padahal Allah swt mengkaruniakan rahmat kasih sayang dan kedermawananNya yang tak terbatas, tak terhitung banyaknya untuk siapapun yang Dia panggil untuk memperoleh kedamaian. Tetapi manusia sangat jahil dan bodoh.

Oleh karena itu Mawlana Jalaludin Rumi dalam puisinya menyebutkan

Datang..datanglah, siapapun dirimu.
Meski kau penyembah berhala, pemuja api atau pendosa
Datang..datanglah....

Manusia menyebut Mawlana Rumi seorang humanis, yang mereka maksud dengan humanis adalah orang yang sangat baik, dan sangat berperi kemanusiaan. Kebaikan dan kasih sayang ada didalam  Islam. Mereka yang tidak memilki sifat kasih sayang dan cinta, maka mereka bukanlah seorang muslim. Mereka adalah hewan buas. Oleh karena itu Mawlana Syaikh Nazim qs memilki kasih sayang dan cinta kepada setiap manusia. Tariqah Sufi menunjukkan Keindahan Islam. Menunjukkan kasih sayang dan rahmat Allah. Oleh sebab itu mereka yang memasuki tariqah sufi haruslah meninggalkan egonya dan meninggalkan seluruhnya kecuali hanya Allah. Mereka mencari keridhoan Allah saja. Mereka tidak membutuhkan apapun selain Allah.

Allah Maha Dermawan dan Maha Pengasih dan Penyayang. Allah Memillki Samudera Kasih sayang yang tak terbatas. Manusia memilki keterbatasan, sedangkan Allah Maha Tak Terbatas. Pikiran manusia tak akan mampu mengetahui dan mencapaiNya. Allah swt berkata, "Datang dan ambillah, dan janganlah kalian berkelahi". Tetapi manusia bertindak sebaliknya. Allah berkata, "jika kalian suka ambil dan jika kalian tidak suka tinggalkan".

Janganlah kalian menjadi orang yang serakah, jika kalian mengambil dan ada orang yang tidak punya meminta, berikan maka Allah akan mengganti lebih banyak  lagi. Tetapi  manusia sangat serakah dan bangga dengan egonya dan tidak punya rasa malu. Dengan karunia Allah yang demikian banyak, manusia akan terpuaskan dan tidak memerlukan yang lain. Islam adalah kedermawanan. Didalam tariqat jika mereka meinginginkan maka mereka dapat mengambilnya. Ini untuk siapa saja, dan kedermawanan adalah sifat Allah. Allah memiliki Kedermawanan yang tak ada batasnya.

Tetapi manusia karena nafsu dan egonya yang selalu lapar maka Allah memberikan kepada mereka untuk menyelesaikan kelaparan nafsu egonya. Karena ego selalu menginkan untuk mengejar dunia, lapar akan dunia. Dan ketika kau memberikannya jika hanya mengejar dunia maka kau tidak kan pernah bisa memuaskan ego. Sebanyak yang kau ambil atau kau makan maka kau tak akan pernah berhenti. Tetapi ketika mereka mengambil dari apa yang Allah berikan dari samudera rahmat kasih sayangNya dan dari kebaikan yang dikaruniakan Allah swt, maka hanya dengan ini nafsu ego kalian dapat terpuaskan.

Dalam Hadist Nabi saw, jika kalian mengutip dan mengambilnya maka kutiplah seluruhnya jangan mengurangi, karena ini adalah hadist Nabi saw yang tidak boleh dirubah. Berbeda dengan Al-Quran, meskipun dikutip sebagian dia tetap terjaga, seperti disebutkan dalam surat al-Hijr ayat 9.

Al-Hijr Ayat 9 : innaa nahnu nazzalnaa aldzdzikra wa-innaa lahu lahaafizhuuna. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur'an selama-lamanya. Tetapi Hadist tidak seperti itu, karena itulah sangat berbahaya untuk dipotong-potong. Jika kalian membaca dalam huruf arabnya maka bacalah keseluruhannya sama seperti aslinya.

Dan ada sebuah hadist Nabi saw yang bercerita tentang seorang sahabat yang bernama Hanzala ibnu al-Rabi (ra) dia berjalan dan bertemu dengan Sayidina Abu Bakar as-Siddiq ra, dan Abu Bakar (ra) bertanya, "Bagaimana kabarmu?". Kemudian Hanzala ra menjawab, "Aku menjadi seorang yang munafik". Dan Sayidina Abu Bakar terkejut dan bertanya bagaiman bisa begitu, bukankah engkau salah satu penghapal Quran? Malaikat Jibril (as) datang kepada Rasulullah (saw) dan membawa Al-Qur'an dan menyuruh Nabi (saw) untuk menghapalkannya.

Kemudian Hanzala ra menjawab,"Ketika aku berada di majelis Rasulullah (saw) ketika Nabi (saw) berbicara tentang Jannah (surga), maka kita merasa diri kita memasuki surga itu. Dan kita sudah tidak berpikir tentang cinta dunia. Kita bisa melupakan dunia, tetapi ketika aku keluar dari majelis Nabi saw, kemudian bekerja, berkumpul bersama istri dan anak, kemudian pergi kepasar, aku melupakan akhirat dan aku menjadi orang yang munafik".

Sayidina Abu Bakar (ra) tak dapat berkata apapun sehingga kemudian mereka pergi untuk bertemu Rasulullah (saw). Dan Nabi (saw) bertanya kepada Hanzala (ra),"Bagaimana kabarmu?". Kemudian Hanzala (ra) menjawab, "Yaa Rasulullah ketika aku berada didalam majelismu, ingatanku hanya tentang akhirat tetapi ketika keluar, ingatanku beralih kepada dunia, apakah aku adalah orang yang munafik yaa Rasulullah saw?". Dan Rasulullah saw menjawab, "Tidak, engkau bukanlah orang yang munafik, bukan orang seperti itu. Sebab jika kau mendengar apapun dan tetap mengingat akhirat saja, maka kau akan menjadi seperti malaikat, dan mereka akan datang dan berjabat tangan denganmu. "Yaa Rasulullah saw, mengapa ingatanku satu jam aku mengingat akhirat dan satu jam berikutnya ingat dunia. Saya banyak terlupa tentang akhirat". "Wahai Hanzala, engkau telah mengahpal al-Quran dan jika ada sedikit yang kau ingat maka itu sudah cukup bagimu. Semoga dengan hal itu cukup memiliki keberkahan, Fatiha.

Wa min Allah at Tawfiq.

Penyakit Fisik, Penyakit Spiritual dan Pengobatannya


Penyakit Fisik, Penyakit Spiritual dan Pengobatannya
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani qs
23 Desember 2012 - Fenton Michigan

(Kutipan Suhbah Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs)

A'udzu billah mina'sy-shaytani 'r-rajim. Bismillahi'r-Rahmani 'r-Rahim. Nawaytu 'l-arba'in, nawaytu'l-'itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaada, nawaytu'l-'uzlah, nawaytu's-suluk, lillahi ta'ala fi hadhz'l-masjid.  Destur Ya Sayidi madad.

Penyakit menyerang setiap orang. Tidak ada seorang pun aman dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit spiritual. Dan untuk kedua jenis penyakit ini, penyakit fisik atau penyakit spiritual, seseorang membutuhkan seseorang yang ahli untuk menyembuhkan kedua jenis penyakit itu. Dan mereka mencoba untuk menyembuhkan sebisa mungkin. Ada yang sembuh dan beberapa orang tidak dapat disembuhkan.

Demikian pula, penyakit rohani (spiritual), yang merupakan penyakit yang menyangkut jiwa kalian, beberapa orang mungkin dapat disembuhkan dan beberapa orang tidak dapat disembuhkan. Manakah yang lebih sulit? Penyakit fisik atau penyakit spiritual (rohani) ? Penyakit spiritual lebih sulit untuk diobati dan tidak semua orang dapat disembuhkan dari penyakit itu.

Di sisi lain penyakit fisik mungkin saja terlihat lebih sulit dan pada kenyataannya banyak orang yang dapat sembuh dan beberapa orang tidak dapat disembuhkan. Jadi dalam hal ini, setiap orang harus datang kepada seseorang yang ahli. Untuk penyakit fisik kalian pergi kedokter, dan untuk penyakit rohani, kalian memerlukan seorang pemandu ruhani atau disebut Pembimbing Ruhani (Wali), untuk menyembuhkan penyakit spiritual kalian.

Allah (swt) tidak mengirimkan suatu penyakit kecuali Dia akan mengirim obat untuk menyembuhkannya. Jadi jika kita orang beriman, maka kita percaya dalam hal itu. Jadi Allah swt akan mengirimkan obat bagi setiap penyakit. Dan kami mengirim al-Qur'an, dan itu berarti bahwa setiap ayat al-Qur'an ada rahasia penyembuhan. Karena Allah tidak mengatakan kami kirim dari beberapa ayat-ayat Al-Qur'an untuk menyembuhkan, tetapi ia mengatakan Al-Quran secara keseluruhan.

Jadi untuk seseorang yang memiliki keahlian menyembuhkan lewat al-Quran, maka Allah membuka hatinya dan membuka pikirannya dan menghubungkannya dengan pembimbingnya dan dari Syaikhnya kepada Nabi Muhammad (saw). Maka penyembuh itu akan mampu melafalkan ayat-ayat yang khusus untuk menyembuhkan setiap penyakit. Hanya beberapa orang khusus yang dapat menyelam ke dalam makna hikmah Al-Qur'an dan mengambil sarinya untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Seperti juga ketika kalian pergi ke dokter dan mengatakan bahwa saya sakit kepala. Maka dokter memberimu tablet untuk sakit kepala dan sakit itu kemudian hilang. Demikian pula ada orang yang bisa menyelam ke dalam rahasia Qur'an dan menemukan rahasia dari ayat-ayat Al-Qura'an untuk menyembuhkan penyakit mereka. Baik penyakit spiritual maupun penyakit fisik.

Obat untuk penyakit ruhani ada didalam al-Qur'an demikian juga obat untuk penyakit fisik ada didalam Al-Quran. Namun ada persyaratan untuk hal itu. Kita tidak bisa membaca berbagai ayat yang kita sukai tetapi tanyakan kepada ahlinya. Anda tidak dapat meminta sembarang orang untuk menyembuhkan kalian, karena tidak semua orang adalah seorang yang ahli yang mengetahui rahasia penyembuhan itu. Kitab Suci Qur'an membutuhkan orang yang ahli dalam menyelami rahasia peyembuhan Al-Qur'an dan mereka adalah orang-orang yang Allah lindungi, mereka adalah Awliyaullah (Wali-Wali Allah).

Setiap jenis penyakit ada obatnya, baik penyakit spiritual atau penyakit fisik ada obatnya. Jika mereka tidak tahu obatnya, maka mereka dapat bertanya kepada ahlinya. Kalian tidak dapat mencoba untuk menyembuhkan diri sendiri. Allah menyembuhkan kalian melalui Ayat-ayat Suci-Nya, dan melalui hadits Nabi (saw). Maka penting untuk bertanya kepada orang yang tepat untuk mendapatkan obat yang tepat. Kita semua memiliki penyakit, jika kita memiliki penyakit fisik kita pergi ke dokter dan dia memberi kita obat, dan jika kita memiliki penyakit spiritual kita perlu pergi ke Wali Allah, mereka yang ahli untuk menyembuhkan penyakit jiwamu.

Suatu ketika beberapa orang Sahabat Nabi (saw) bepergian dalam sebuah perjalanan dan mereka singgah di sebuah desa dan mereka sangat lelah. Mereka mencari pemimpin desa untuk meminta ijin menginap, tetapi pemimpin desa itu menolaknya. Kemudian mereka pergi meneruskan perjalanan. Tiba-tiba pemimpin desa itu digigit kalajengking atau tarantula, yang merupakan binatang beracun, jika manusia kena racunnya maka dia akan pingsan

Penduduk desa mencoba menyembuhkan pemimpin mereka itu dan mereka tidak dapat mengobatinya. Sehingga mereka datang kepada para Sahabat dan berkata apakah ada seseorang yang bisa melakukan penyembuhan dan memiliki pengetahuan bagaimana mengobati seseorang yang digigit oleh binatang berbisa. Dan salah satu sahabat berkata, "Ya saya bisa mengobati". Dan mereka mengatakan, ikutlah dengan kami kemudian ia mengatakan tidak, karena kalian tidak mau menerima kami menginap. Karena Anda tidak mau menjadi tuan rumah kami Anda harus memberikan kami kompensasi. Dan mereka setuju untuk memberikan kompensasi dengan memberikan domba.

Kemudian sahabat membaca Surat Al-Fatihah. Selesai sahabat membacanya kemudian ia meludahi luka orang tersebut. Nabi (saw) mengatakan, ludah orang mu'min adalah shifa (obat). Bukan air liur setiap orang dapat menjadi obat. Tetapi Nabi (saw) mengatakan air liur orang beriman, bukan hanya Muslim, tetapi seorang mukmin yang telah mencapai tingkat kewalian.

Jadi ketika kalian makan dari sisa-sisa makanan seorang wali maka itu menjadi shifa (obat), ketika Anda minum dari cangkirnya wali, maka itu juga adalah shifa (obat). Pada zaman Nabi (saw) tidak semua orang memilki cangkir, belum ada 100 cangkir. Hanya ada satu cangkir dan mereka berbagi minuman dari cangkir Nabi (saw). Dan zaman sekarang ini, setiap orang minum dari cangkirnya sendiri dan tidak mau berbagi, meskipun Nabi (saw) mengatakan bahwa air liur seorang mukmin (Wali) adalah obat. Demikian pula air liur Sahabat Nabi (saw), maka dengan ludahnya yang dia semprotkan diatas luka orang itu yang merupakan obat yang murni, maka kepala desa itu sembuh dan dapat berdiri. Nabi (saw) menunjukkan bahwa mereka menerima penyembuhan ruqya dengan ayat Al-Quran yang dikenal didalam Islam.

Siapakah yang dapat membacakan ruqya? Tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Karena tidak setiap manusia memiliki napas yang bersih. Baik nafas yang keluar maupun yang masuk, haruslah dengan berdzikir Laa ilaha illALlah. Dan napas itu tidak boleh dikotori dengan memfitnah dan membuat berita bohong dan dalam setiap tarikan napasnya, mereka tidak pernah membuat dosa dengannya, sehingga Allah (swt) akan menerima doanya.

Seorang ulama besar dan dia juga seorang penulis buku tentang penyembuhan berbagai penyakit, dia berada di Mekah dan merasa sangat sakit. Ketika itu dia tidak bisa menemukan dokter, tabib, atau seseorang yang mampu menyembuhkan dengan kekuatan dari Allah (swt). Jadi dia berkata, saya mencoba untuk menyembuhkan diri sendiri, yaitu dengan membaca Surat Al-Fatihah pada penyakitnya. Sebagaimana Nabi (saw) mengatakan, al-Fatiha adalah obat, dan ia mulai merasakan perubahan, dan disembuhkan dengan membaca Surat Al-Fatihah.

Dahulu ada teman saya juga memilki penyakit yang berat dan suatu ketika dia merasakan sakit nyeri yang amat sangat. Dan dideteksi sebagai kanker. Dan ia mulai membaca Surat al-Fatihah dan dia melihat suatu perubahan yang menakjubkan, rasa sakitnya hilang dan ia sembuh. Ketika saya berada di Mekah, saya menyembuhkan beberapa orang disana dengan membaca Surat al-Fatihah.

Jadi ada obat tertentu untuk penyakit tertentu. Anda tidak dapat memberi obat seperti orang yang membuat sup. Awliya Allah atau seorang Syaikh, dimana Allah memberi mereka kekuatan pengobatan ala Nabi (saw), maka mereka mampu menyembuhkan penyakit dengan ayat-ayat yang berbeda untuk penyakit yang berbeda. Tergantung pada penyakitnya, ayat ini untuk obat penyakit ini. Dia akan mengajarkan kepada kalian ayat yang dapat kalian baca untuk obat penyembuhan dari penyakit yang Anda miliki.

Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, ia menulis buku, dan saya memilihnya sebagai contoh karena itu akan menjadi bukti dan saksi bagi mereka yang akan menyangkalnya dan mengatakan "bahwa penyembuhan seperti ini adalah syirik". Mereka yang mengatakan syirik adalah orang-orang yang mengikuti pemikiran Salafi. Dan Ulama yang mengatakan tentang penyembuhan ini adalah seorang ulama besar, yang menulis buku ini, seorang murid Ibnu Taimiyah, ia adalah Ibn Qayyim al-Jawziyyah. Dan ia menerima metode penyembuhan dengan Ruqya.

Hari ini mereka tidak menerima ruqya, mereka mengatakan itu adalah syirik. Namun Ibn Qayyim al-Jawziyyah menyebutkan dalam bukunya yang diambil dari hadits Nabi (saw), bahwa hanya sedikit orang yang dapat menyembuhkan dengan ayat-ayat Al Qur'an, dan tidak semua orang bisa melakukannya, tetapi khusus pada orang-orang yang Allah (swt) telah membuka hatinya dan mereka adalah Awliya Allah yang berbeda dari mu'min yang normal atau Muslim normal. Mereka pengikut salafi mengatakan bahwa setiap mumin adalah seorang wali.

Wali adalah orang yang khusus dan dapat memberikan ayat yang mana yang dapat digunakan untuk penyembuhan. Dan tidak hanya itu, ia menekankan kita harus sangat berhati-hati mengenai hal ini. Pertama kali ia menyebutkan adzkaar dan kemudian ayaat, pembacaan dzikrullah dan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk metode penyembuhan. Sehingga itu berarti Ibnu Qayyim menerima tiga cara yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit.

Pertama adalah Dzikrullah dengan menyebutkan Nama Indah Allah (Asmaul Husna) dan Sifat-sifatNya, dengan cara inilah yang dapat menyembuhkan orang dari berbagai penyakit mereka. Dan seperti yang kita ketahui bahwa Allah (swt) memiliki 99 Nama Indah Allah (Asmaul Husna) dan sifat AtributNya dan Dia memiliki Nama-nama yang lain yang kita tidak tahu dan Awliyaullah dapat menggunakan Nama itu untuk menyembuhkan.

Ibnu Qayyim menyebutkan juga bahwa seorang Wali Allah dapat berdoa untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan demikian ada 3 metode penyembuhan : Pertama Dzikrullah, Kedua Ruqya dan ketiga Doa Wali Allah, mereka dapat menyembuhkan orang dan memiliki manfaat yang penuh untuk penyembuhan, baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani.

Apakah penyakit spiritual itu? Penyakit spiritual itu antara lain kemarahan, kebencian dan berbagai macam sifat buruk dan penyakit yang berbeda, ada 17 macam penyakit spiritual dan telah disebutkan dalam buku: Ilmu Sufi Dan penyembuhan Diri, Self Realization.

Siapakah diantara yang hadir yang dapat mengangkat tangannya dan mengatakan bahwa saya adalah orang yang bersih? Kalian tidak bisa mengklaim hal seperti ini. Tetapi meskipun begitu Allah (swt) masih mengirimkan obat untuk berbagai penyakit itu. Apakah yang kita lakukan ketika kita berdoa? Kita mengatakan "Ya Allah ambil penyakit itu." Dalam agama apapun. Bisa jadi kalian adalah seorang pendeta, mereka juga melakukan hal itu? Sehingga semua orang ketika ia berada dalam masalah, maka ia berusaha datang kepada Allah dan Allah mengampuni dia atau menyembuhkannya.

Jadi kita harus fokus pada bagaimana untuk menyembuhkan tubuh kita dan mendapatkan shifa (obat bagi penyakit kita). Disebutkan dalam kitab yang ditulis Abdullah bin Ahmad bin Hanbal al-Zuhad bahwa dalam zaman Bani Israel mereka mendapat berbagai macam penderitaan dan mereka lari keluar ke padang pasir gurun, dan mereka pergi hijrah keluar dari desanya. Dan Allah swt menurunkan kepada mereka seorang Nabi untuk memberitahu mereka, dan berkata kepada mereka bahwa kalian harus pindah dari desa ini ke gurun pasir. Dan kau membawa mereka dengan kekotorannya, dan dia mengangkat tangan kepada Allah berdoa untuk mengambil penyakit itu dijauhkan dari dirimu, meskipun tanganmu penuh dengan darah orang-orang tak berdosa dan rumahmu penuh benda haram.

Sekarang ketika kemarahan KU begitu besar kepadamu, dan kalian meminta Aku untuk memberi ampunan. Maka kalian tidak akan mendapatkannya. Hal itu berarti kalian tidak dapat menyembuhkan seseorang jika kau tahu dirimu tidak bersih. Kalian harus pergi untuk mencari seseorang yang bersih yang doanya diterima. Apakah musuh dari doa? Mengapa kalian berdoa, karena kalian ingin membuang segala penyakit dan penderitaan itu. Sehingga penderitaan adalah lawan dari doa. Itu sebabnya Nabi (saw) mengatakan kepadai Sayyidina 'Ali (ra) seperti hadist yang disebutkan oleh Hakim Tirmidzi di dalam hadis sahih, ad-du `a silah al-mu'min. Senjata orang beriman adalah doa.

Hari ini ada dokter medis yang akan merawat dan menyembuhkan penyakitmu. Jika kalian ingin mengobati dengan menggunakan Qur'an dan Hadis suci Nabi (saw) pasti Anda juga akan sembuh. Dan itu adalah melalui doa kepada Nabi (saw), beliau (saw) telah mengajarkan kepada para Sahabat melalui doa dari Qur'an. Dimana Allah (swt) berkata, "Mintalah pada-Ku dan Aku akan menerimanya.

Ada 3 jenis doa. Tiga tingkat yang berbeda, pertama Doa adalah senjata orang beriman, kedua doa adalah jalan dimana dengan itu Anda membunuh musuhmu. Doa adalah senjata orang beriman, seperti shalat adalah pilar agama. Wa nurus-samawaati wal-ard. Dan itu adalah cahaya langit dan bumi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi (saw). Doa dapat mengambil segala sesuatu dan dapat memberikan nur dari langit dan bumi yang berarti senjata melawan setan dan menghapus keinginan burukmu. Kalian melawan penyakit dengan salat dan doa, yang akan menjadi pilar untuk agamamu.

Dia menyebutkan ada 3 tingkatan doa. Yang pertama adalah doa yang lebih kuat daripada penderitaan, maka doa itu akan menghapus dan mengangkat penderitaan itu. Itu sebabnya kalian memerlukan seorang Syekh, seorang Wali yang dapat memberikan doa yang sangat kuat yang akan membuang segala penderitaanmu pergi menjauh. Kedua, Doa orang yang tidak mencari nasihat dari seorang Syekh atau Wali untuk memberikan doa, sehingga doamu  tidak memiliki kekuatan untuk mengambil penderitaan dan karenanya kesulitanmu akan bertambah menjadi lebih besar. Dan yang ketiga adalah doa dan penderitaan memiliki kekuatan yang sama. Ketika kalian meningkatkan doa maka penderitaan akan mulai menghilang.

`Abdullah ibn` Sayyidina 'Umar (ra) mengatakan bahwa doa akan mencegah bala bencana dan penderitaan yang turun.  Allah swt dapat menghapus dan hal  ini ditgaskan apa pun yang Dia inginkan maka Allah swt dapat menghapus penderitaan dan bala yang datang dengan jalan kalian berdoa kepadaNya. Misal telah tertulis kepadamu jika kau pergi keluar dari pintu ini, kau akan jatuh dan kakimu akan patah, maka doa dapat mencegahnya. Jadi jika Anda menyadarinya, maka kalian akan mulai dengan doa pada setiap apapun yang kalian akan lakukan, misal memasuki masjid, meninggalkan rumah, kalian membaca Bismillahi 'r-Rahmani' r-Rahiim atau doa dengan baraka dari Allah, maka doa akan menghapus apapun bala bencana dan kesusahan yang sudah ditulis untuk Anda.

Semoga Allah membuka mata kita dan kepala kita, sehingga kita selalu berada di jalan yang benar. Disebutkan hadits dari Ibnu Majah oleh Abu Hurairah bahwa Nabi (saw) mengatakan siapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan marah. Kadang sesuatu terjadi pada Anda, dan Anda mulai mengutuk apa yang menimpa dirimu. Jangan mengumpat dan menguutuk akan lebih baik jika kalian berdoa saja. Apa manfaat mengumpat dan mengutuk. Saya mendengar orang-orang di TV, ketika mereka mendapatkan sesuatu yang buruk yang mereka tidak sukai apa yang mereka katakan? Mereka mulai memaki dengan kutukan, apa manfaatnya? Apa yang ada di lidah orang yang tidak memiliki adab di depan Allah, ketika dia menghadapi masalah dia mengatakan 'Sialan'. Bukannya berdoa dan mengatakan Yaa Allah aku rido dengan apapun yang Kau kirimkan.

Apa keuntungan dari kata-kata buruk. Tetapi lihatlah setan memakai lidah orang untuk memaki, mengutuk, mengeluh dan menyerang Allah dan berkata "sialan". Jadi kita harus sangat berhati-hati terhadap hal ini. Dalam hadits Nabi (saw), Allah swt berfirman mereka yang tidak meminta kepadaKU, maka Aku akan marah kepadanya. Ghadab, kemarahan Allah.

Dan Nabi (saw) mengatakan, berhati-hatilah terhadap kemarahan ayahmu, karena akan mempengaruhi kehidupan mu. Kemarahan dari ibu masih lembut. Tetapi kemarahan ayah sangatlah keras. Jadi bagaimana dengan Kemarahan Dia Yang Maha Mencipta. Maka bila kalian menghadapi kesulitan janganlah berkata sialan, katakan alhamdulillah dan shukran lillah, bahwa kejadian itu tidak lebih buruk.

Ketika seseorang menabrak mobil Anda apa yang Anda katakan?  Yang terbaik adalah apa yang terjadi. Karena mungkin saja terjadi kecelakaan yang lebih besar dan kalian dapat saja mati pada kecelakaan itu, tetapi Allah membuat kecelakaan yang kecil yang hanya sedikit membayar sejumlah uang untuk memperbaiki mobil Anda dan tidak membuat kalian cedera berat atau mati. Itulah sebabnya selalulah berdoa untuk meminta kepada Allah.

Berdoalah karena doa sangat penting untuk mendapatkan penyembuhan dan dalam mengambil penderitaan dari dirimu. Sayyida `Aisyah dari Nabi (saw) bahwa ia berkata, sesungguhnya Allah swt  menyukai orang yang terus bersikeras memohon kepadaNya dengan berdoa. Allah akan menyukai itu. Teruslah berkata Ya Rabb, teruslah meminta maka Allah menyukai doa itu dan terus mengganggu dan bersikeras dengan doa-doamu. Teruslah meminta Yaa Allah, Yaa Allah, Yaa Allah, maka Allah akan mengatakan Wahai hambaKU, Ya `Abdi! Nabi (saw) mengatakan bahwa Allah menyukai orang yang bersikeras berdoa dan berlebihan dalam berdoa untuk meminta kepada Allah dan Allah menyukai itu.

Wahai Muslim, wahai mu'min, teruslah berdoa, teruslah meminta maka kau akan sembuh dari penyakit yang terlihat maupun yang tidak terlihat dari penyakit fisik maupun penyakit spiritual.

Wa min Allah at-Tawfiq, bi hurmati 'l-Fatihah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...