Kedermawanan Allah yang Tak Ada Batasnya
Syaikh Muhammad Adil qs
Lefke Cyprus -16 April 2012
Audzubillahi minasy syaithanir rajim Bismillahir Rahmanir Rahim.
Madad Yaa Rasulullah saw, Madad Yaa Sultan Awliya Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs, Madad Yaa Syaikh Nazim Adil Haqqani qs.
Tariqat adalah suhbah bersama Syaikh dan ada kebaikan dalam berjamaah. Insya Allah saya akan berbicara singkat dengan ijin dan keberkahan Syaikh dan semoga Allah menolong kami dan Syaikh memberikan dukungannya. Semoga beliau mengirimkan inspirasi kedalam hatiku. Insya Allah.
Ketika kami duduk disini tadi pagi, ada teman kita yang sedang membuat lukisan untuk Mawlana dan menaruh bait puisi yang indah. Tulisan itu berbunyi,"You are welcome in our Dergah, Come to Dergah of Allah, The Ocean of Allah. Selamat datang di dergah kami, dergahnya Allah, selamat datang dalam Samudera Cinta dan Rahmat Allah. Maka dengan hal ini saja sudah cukup, Rahmat kasih sayang Allah adalah untuk setiap manusia. Lebih dari cukup sebuah ungkapan cinta ini, maka mahabah dan ampunan Allah adalah bagi setiap orang.
Allah memanggil hambaNya, dalam Surat Yunus ayat 25," waallaahu yad'uu ilaa daari alssalaami wayahdii man yasyaau ilaa shiraathin mustaqiimin". Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).
Allah swt memanggil manusia untuk memberikan mereka kedamaian,
Allah swt memanggil manusia untuk membusanai mereka dengan keindahan
Tinggalkan dunia dan kebendaannya, tinggalkan perkelahian dan perdebatan.
Jika seseorang memberikan emas, atau bahkan memberikan gandum saja, maka manusia berebut saling berkelahi untuk mendapatkan hal itu. Dan itu hanya perhiasan dunia. Yang tadinya ada keberkahan tetapi karena kemudian mereka saling berkelahi menyakiti satu sama bahkan saling membunuh untuk mendapatkannya maka hilang kasih sayang dan keberkahan itu, Padahal Allah swt mengkaruniakan rahmat kasih sayang dan kedermawananNya yang tak terbatas, tak terhitung banyaknya untuk siapapun yang Dia panggil untuk memperoleh kedamaian. Tetapi manusia sangat jahil dan bodoh.
Oleh karena itu Mawlana Jalaludin Rumi dalam puisinya menyebutkan
Datang..datanglah, siapapun dirimu.
Meski kau penyembah berhala, pemuja api atau pendosa
Datang..datanglah....
Manusia menyebut Mawlana Rumi seorang humanis, yang mereka maksud dengan humanis adalah orang yang sangat baik, dan sangat berperi kemanusiaan. Kebaikan dan kasih sayang ada didalam Islam. Mereka yang tidak memilki sifat kasih sayang dan cinta, maka mereka bukanlah seorang muslim. Mereka adalah hewan buas. Oleh karena itu Mawlana Syaikh Nazim qs memilki kasih sayang dan cinta kepada setiap manusia. Tariqah Sufi menunjukkan Keindahan Islam. Menunjukkan kasih sayang dan rahmat Allah. Oleh sebab itu mereka yang memasuki tariqah sufi haruslah meninggalkan egonya dan meninggalkan seluruhnya kecuali hanya Allah. Mereka mencari keridhoan Allah saja. Mereka tidak membutuhkan apapun selain Allah.
Allah Maha Dermawan dan Maha Pengasih dan Penyayang. Allah Memillki Samudera Kasih sayang yang tak terbatas. Manusia memilki keterbatasan, sedangkan Allah Maha Tak Terbatas. Pikiran manusia tak akan mampu mengetahui dan mencapaiNya. Allah swt berkata, "Datang dan ambillah, dan janganlah kalian berkelahi". Tetapi manusia bertindak sebaliknya. Allah berkata, "jika kalian suka ambil dan jika kalian tidak suka tinggalkan".
Janganlah kalian menjadi orang yang serakah, jika kalian mengambil dan ada orang yang tidak punya meminta, berikan maka Allah akan mengganti lebih banyak lagi. Tetapi manusia sangat serakah dan bangga dengan egonya dan tidak punya rasa malu. Dengan karunia Allah yang demikian banyak, manusia akan terpuaskan dan tidak memerlukan yang lain. Islam adalah kedermawanan. Didalam tariqat jika mereka meinginginkan maka mereka dapat mengambilnya. Ini untuk siapa saja, dan kedermawanan adalah sifat Allah. Allah memiliki Kedermawanan yang tak ada batasnya.
Tetapi manusia karena nafsu dan egonya yang selalu lapar maka Allah memberikan kepada mereka untuk menyelesaikan kelaparan nafsu egonya. Karena ego selalu menginkan untuk mengejar dunia, lapar akan dunia. Dan ketika kau memberikannya jika hanya mengejar dunia maka kau tidak kan pernah bisa memuaskan ego. Sebanyak yang kau ambil atau kau makan maka kau tak akan pernah berhenti. Tetapi ketika mereka mengambil dari apa yang Allah berikan dari samudera rahmat kasih sayangNya dan dari kebaikan yang dikaruniakan Allah swt, maka hanya dengan ini nafsu ego kalian dapat terpuaskan.
Dalam Hadist Nabi saw, jika kalian mengutip dan mengambilnya maka kutiplah seluruhnya jangan mengurangi, karena ini adalah hadist Nabi saw yang tidak boleh dirubah. Berbeda dengan Al-Quran, meskipun dikutip sebagian dia tetap terjaga, seperti disebutkan dalam surat al-Hijr ayat 9.
Al-Hijr Ayat 9 : innaa nahnu nazzalnaa aldzdzikra wa-innaa lahu lahaafizhuuna. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur'an selama-lamanya. Tetapi Hadist tidak seperti itu, karena itulah sangat berbahaya untuk dipotong-potong. Jika kalian membaca dalam huruf arabnya maka bacalah keseluruhannya sama seperti aslinya.
Dan ada sebuah hadist Nabi saw yang bercerita tentang seorang sahabat yang bernama Hanzala ibnu al-Rabi (ra) dia berjalan dan bertemu dengan Sayidina Abu Bakar as-Siddiq ra, dan Abu Bakar (ra) bertanya, "Bagaimana kabarmu?". Kemudian Hanzala ra menjawab, "Aku menjadi seorang yang munafik". Dan Sayidina Abu Bakar terkejut dan bertanya bagaiman bisa begitu, bukankah engkau salah satu penghapal Quran? Malaikat Jibril (as) datang kepada Rasulullah (saw) dan membawa Al-Qur'an dan menyuruh Nabi (saw) untuk menghapalkannya.
Kemudian Hanzala ra menjawab,"Ketika aku berada di majelis Rasulullah (saw) ketika Nabi (saw) berbicara tentang Jannah (surga), maka kita merasa diri kita memasuki surga itu. Dan kita sudah tidak berpikir tentang cinta dunia. Kita bisa melupakan dunia, tetapi ketika aku keluar dari majelis Nabi saw, kemudian bekerja, berkumpul bersama istri dan anak, kemudian pergi kepasar, aku melupakan akhirat dan aku menjadi orang yang munafik".
Sayidina Abu Bakar (ra) tak dapat berkata apapun sehingga kemudian mereka pergi untuk bertemu Rasulullah (saw). Dan Nabi (saw) bertanya kepada Hanzala (ra),"Bagaimana kabarmu?". Kemudian Hanzala (ra) menjawab, "Yaa Rasulullah ketika aku berada didalam majelismu, ingatanku hanya tentang akhirat tetapi ketika keluar, ingatanku beralih kepada dunia, apakah aku adalah orang yang munafik yaa Rasulullah saw?". Dan Rasulullah saw menjawab, "Tidak, engkau bukanlah orang yang munafik, bukan orang seperti itu. Sebab jika kau mendengar apapun dan tetap mengingat akhirat saja, maka kau akan menjadi seperti malaikat, dan mereka akan datang dan berjabat tangan denganmu. "Yaa Rasulullah saw, mengapa ingatanku satu jam aku mengingat akhirat dan satu jam berikutnya ingat dunia. Saya banyak terlupa tentang akhirat". "Wahai Hanzala, engkau telah mengahpal al-Quran dan jika ada sedikit yang kau ingat maka itu sudah cukup bagimu. Semoga dengan hal itu cukup memiliki keberkahan, Fatiha.
Wa min Allah at Tawfiq.
Syaikh Muhammad Adil qs
Lefke Cyprus -16 April 2012
Audzubillahi minasy syaithanir rajim Bismillahir Rahmanir Rahim.
Madad Yaa Rasulullah saw, Madad Yaa Sultan Awliya Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs, Madad Yaa Syaikh Nazim Adil Haqqani qs.
Tariqat adalah suhbah bersama Syaikh dan ada kebaikan dalam berjamaah. Insya Allah saya akan berbicara singkat dengan ijin dan keberkahan Syaikh dan semoga Allah menolong kami dan Syaikh memberikan dukungannya. Semoga beliau mengirimkan inspirasi kedalam hatiku. Insya Allah.
Ketika kami duduk disini tadi pagi, ada teman kita yang sedang membuat lukisan untuk Mawlana dan menaruh bait puisi yang indah. Tulisan itu berbunyi,"You are welcome in our Dergah, Come to Dergah of Allah, The Ocean of Allah. Selamat datang di dergah kami, dergahnya Allah, selamat datang dalam Samudera Cinta dan Rahmat Allah. Maka dengan hal ini saja sudah cukup, Rahmat kasih sayang Allah adalah untuk setiap manusia. Lebih dari cukup sebuah ungkapan cinta ini, maka mahabah dan ampunan Allah adalah bagi setiap orang.
Allah memanggil hambaNya, dalam Surat Yunus ayat 25," waallaahu yad'uu ilaa daari alssalaami wayahdii man yasyaau ilaa shiraathin mustaqiimin". Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).
Allah swt memanggil manusia untuk memberikan mereka kedamaian,
Allah swt memanggil manusia untuk membusanai mereka dengan keindahan
Tinggalkan dunia dan kebendaannya, tinggalkan perkelahian dan perdebatan.
Jika seseorang memberikan emas, atau bahkan memberikan gandum saja, maka manusia berebut saling berkelahi untuk mendapatkan hal itu. Dan itu hanya perhiasan dunia. Yang tadinya ada keberkahan tetapi karena kemudian mereka saling berkelahi menyakiti satu sama bahkan saling membunuh untuk mendapatkannya maka hilang kasih sayang dan keberkahan itu, Padahal Allah swt mengkaruniakan rahmat kasih sayang dan kedermawananNya yang tak terbatas, tak terhitung banyaknya untuk siapapun yang Dia panggil untuk memperoleh kedamaian. Tetapi manusia sangat jahil dan bodoh.
Oleh karena itu Mawlana Jalaludin Rumi dalam puisinya menyebutkan
Datang..datanglah, siapapun dirimu.
Meski kau penyembah berhala, pemuja api atau pendosa
Datang..datanglah....
Manusia menyebut Mawlana Rumi seorang humanis, yang mereka maksud dengan humanis adalah orang yang sangat baik, dan sangat berperi kemanusiaan. Kebaikan dan kasih sayang ada didalam Islam. Mereka yang tidak memilki sifat kasih sayang dan cinta, maka mereka bukanlah seorang muslim. Mereka adalah hewan buas. Oleh karena itu Mawlana Syaikh Nazim qs memilki kasih sayang dan cinta kepada setiap manusia. Tariqah Sufi menunjukkan Keindahan Islam. Menunjukkan kasih sayang dan rahmat Allah. Oleh sebab itu mereka yang memasuki tariqah sufi haruslah meninggalkan egonya dan meninggalkan seluruhnya kecuali hanya Allah. Mereka mencari keridhoan Allah saja. Mereka tidak membutuhkan apapun selain Allah.
Allah Maha Dermawan dan Maha Pengasih dan Penyayang. Allah Memillki Samudera Kasih sayang yang tak terbatas. Manusia memilki keterbatasan, sedangkan Allah Maha Tak Terbatas. Pikiran manusia tak akan mampu mengetahui dan mencapaiNya. Allah swt berkata, "Datang dan ambillah, dan janganlah kalian berkelahi". Tetapi manusia bertindak sebaliknya. Allah berkata, "jika kalian suka ambil dan jika kalian tidak suka tinggalkan".
Janganlah kalian menjadi orang yang serakah, jika kalian mengambil dan ada orang yang tidak punya meminta, berikan maka Allah akan mengganti lebih banyak lagi. Tetapi manusia sangat serakah dan bangga dengan egonya dan tidak punya rasa malu. Dengan karunia Allah yang demikian banyak, manusia akan terpuaskan dan tidak memerlukan yang lain. Islam adalah kedermawanan. Didalam tariqat jika mereka meinginginkan maka mereka dapat mengambilnya. Ini untuk siapa saja, dan kedermawanan adalah sifat Allah. Allah memiliki Kedermawanan yang tak ada batasnya.
Tetapi manusia karena nafsu dan egonya yang selalu lapar maka Allah memberikan kepada mereka untuk menyelesaikan kelaparan nafsu egonya. Karena ego selalu menginkan untuk mengejar dunia, lapar akan dunia. Dan ketika kau memberikannya jika hanya mengejar dunia maka kau tidak kan pernah bisa memuaskan ego. Sebanyak yang kau ambil atau kau makan maka kau tak akan pernah berhenti. Tetapi ketika mereka mengambil dari apa yang Allah berikan dari samudera rahmat kasih sayangNya dan dari kebaikan yang dikaruniakan Allah swt, maka hanya dengan ini nafsu ego kalian dapat terpuaskan.
Dalam Hadist Nabi saw, jika kalian mengutip dan mengambilnya maka kutiplah seluruhnya jangan mengurangi, karena ini adalah hadist Nabi saw yang tidak boleh dirubah. Berbeda dengan Al-Quran, meskipun dikutip sebagian dia tetap terjaga, seperti disebutkan dalam surat al-Hijr ayat 9.
Al-Hijr Ayat 9 : innaa nahnu nazzalnaa aldzdzikra wa-innaa lahu lahaafizhuuna. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur'an selama-lamanya. Tetapi Hadist tidak seperti itu, karena itulah sangat berbahaya untuk dipotong-potong. Jika kalian membaca dalam huruf arabnya maka bacalah keseluruhannya sama seperti aslinya.
Dan ada sebuah hadist Nabi saw yang bercerita tentang seorang sahabat yang bernama Hanzala ibnu al-Rabi (ra) dia berjalan dan bertemu dengan Sayidina Abu Bakar as-Siddiq ra, dan Abu Bakar (ra) bertanya, "Bagaimana kabarmu?". Kemudian Hanzala ra menjawab, "Aku menjadi seorang yang munafik". Dan Sayidina Abu Bakar terkejut dan bertanya bagaiman bisa begitu, bukankah engkau salah satu penghapal Quran? Malaikat Jibril (as) datang kepada Rasulullah (saw) dan membawa Al-Qur'an dan menyuruh Nabi (saw) untuk menghapalkannya.
Kemudian Hanzala ra menjawab,"Ketika aku berada di majelis Rasulullah (saw) ketika Nabi (saw) berbicara tentang Jannah (surga), maka kita merasa diri kita memasuki surga itu. Dan kita sudah tidak berpikir tentang cinta dunia. Kita bisa melupakan dunia, tetapi ketika aku keluar dari majelis Nabi saw, kemudian bekerja, berkumpul bersama istri dan anak, kemudian pergi kepasar, aku melupakan akhirat dan aku menjadi orang yang munafik".
Sayidina Abu Bakar (ra) tak dapat berkata apapun sehingga kemudian mereka pergi untuk bertemu Rasulullah (saw). Dan Nabi (saw) bertanya kepada Hanzala (ra),"Bagaimana kabarmu?". Kemudian Hanzala (ra) menjawab, "Yaa Rasulullah ketika aku berada didalam majelismu, ingatanku hanya tentang akhirat tetapi ketika keluar, ingatanku beralih kepada dunia, apakah aku adalah orang yang munafik yaa Rasulullah saw?". Dan Rasulullah saw menjawab, "Tidak, engkau bukanlah orang yang munafik, bukan orang seperti itu. Sebab jika kau mendengar apapun dan tetap mengingat akhirat saja, maka kau akan menjadi seperti malaikat, dan mereka akan datang dan berjabat tangan denganmu. "Yaa Rasulullah saw, mengapa ingatanku satu jam aku mengingat akhirat dan satu jam berikutnya ingat dunia. Saya banyak terlupa tentang akhirat". "Wahai Hanzala, engkau telah mengahpal al-Quran dan jika ada sedikit yang kau ingat maka itu sudah cukup bagimu. Semoga dengan hal itu cukup memiliki keberkahan, Fatiha.
Wa min Allah at Tawfiq.
No comments:
Post a Comment