Kitab Suci al-Qur’an akan Memberi Syafaat Bagimu
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani
28 Maret 2014 Burton, Michigan
Khotbah Jumat di Masjid As-Siddiq
Wahai Muslim, wahai Mukmin! Allah (swt) mengirimkan kitab suci al-Qur’an kepada Nabi (s) untuk kebaikan manusia, sebagaimana Dia berfirman, A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillaahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim:
Alif. Laam. Miim. Dzalika al-kitaabu laa rayba fiihi hudan li ‘l-muttaqiin.Ini adalah, ini adalah Kitab, yang di dalamnya terdapat petunjuk, tidak ada keraguan; bagi orang yang bertaqwa.(Surat al-Baqarah, 2:2) Dia berfirman kepada Nabi (s), “Kitab itu, bukannya kitab lain, hanya Kitab itu.” Dia tidak berfirman, “Dzalika ‘l-kutub.’ Dia berfirman, “Kitab itu, laa rayba fiihi, tidak ada keraguan di dalamnya, hudan li ‘l-muttaqiin, ia merupakan petunjuk bagi manusia, bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (swt), bagi mereka yang saleh dan ikhlas,” dan mereka mengerti bahwa Allah menurunkan kitab suci al-Qur’an untuk kebaikan manusia.
Sebagaimana yang kami sebutkan minggu lalu, melanjutkan subjek yang sama, untuk menjelaskan sedikit apa yang kami katakan minggu lalu, setiap orang memerlukan seorang penolong, memerlukan seorang pemandu untuk membimbing kita. Allah mengutus rasul untuk membimbing umat dan Allah mengutus pembimbing untuk membimbing mereka: Allah mengutus Sayyidina Jibriil (a). Itulah sebabnya Nabi (s) dibimbing dengan Ilmu Terbaik, dengan Kalamullah, apa yang Allah ingin Nabi-Nya pelajari dan apa yang Allah ingin sandangkan padanya, dan Dia membusanainya dengan kitab suci al-Qur’an, sebagaimana Dia berfirman,
Kalau seandainya Kami turunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah belah karena ketakutannya kepada Allah! Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (Surat al-Hasyr, 59:21)
“Kalau seandainya Kami turunkan kitab suci al-Qur’an ini kepada seluruh alam semesta, alam semesta akan hancur lebur!” Ketika disebutkan kata ‘gunung’ di sini, dengan segera terbersit di dalam pikiran kalian bahwa itu adalah sesuatu yang sangat besar, jabal, itu adalah sesuatu yang sangat besar; bukannya seperti gua, atau bukit, yang berukuran lebih kecil. Itulah Al-Qur’an, bahasanya fasih, kita harus mempelajarinya.
Kata ‘jabal’ artinya sesuatu yang paling besar yang dapat kita pikirkan, tetapi sekarang yang terbesar yang dapat kita pikirkan adalah alam semesta, jadi itu artinya, “Kalau seandainya kitab suci Al-Qur’an ini diturunkan kepada alam semesta, kamu akan melihat seluruh alam semesta ini retak seperti gempa bumi.” Di mana posisi Bumi di dalam peta alam semesta? Kalian tidak bisa melihatnya, kalian bahkan tidak bisa melihatnya di dalam tata surya; bahkan ukurannya tidak lebih dari seukuran peniti, ia bahkan tidak ada di sana! Yang ada di sana adalah planet-planet yang besar dan bintang-bintang yang besar, lebih besar daripada Bumi ini dan tata surya, galaksi.
Jika Allah menurunkan Al-Qur’an ini pada seluruh galaksi di alam semesta, kalian akan melihatnya retak, tetapi Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Sayyidina Muhammad (s) dan kalbu beliau tidak hancur! Lihatlah kekuatan kalbu Sayyidina Muhammad (s), karena Jibriil (a) telah membersihkan kalbunya. Ketika Sayyidina Muhammad masih kecil, Jibriil (a) mendatanginya dan membuka dadanya dan mengambil kalbunya dan membersihkannya di dalam operasi jantung terbuka, 1400 tahun yang lalu; itu adalah teknik 1400 tahun yang lalu, bukan seperti teknik kita sekarang. Yang pertama melakukan operasi jantung secara terbuka adalah Jibriil (a).
Ya, sekarang kita dapat mengatakan, ‘operasi jantung terbuka,’ tetapi jika mereka mengatakannya enam puluh atau tujuh puluh tahun yang lalu, mereka akan mengatakan, “tidak mungkin.” Jika mereka mengatakan, ‘mengganti jantung,” mereka akan mengatakan, “tidak mungkin,” tetapi sekarang mereka melakukannya. Tetapi 1400 tahun yang lalu, Jibriil (a) mengambil jantung Nabi (s) dan membersihkannya dari tempat yang dapat dimasuki Setan. Nabi (s) bersabda, “Satu-satunya orang yang telah menaklukkan Setannya adalah aku,” karena kalbu beliau suci, tidak ada jalan masuk bagi Setan. Kita semua, semua manusia mempunyai satu tempat di masa Setan bisa memasukinya.
Nabi (s) bersabda, "Setiap orang di antara kalian, telah diutus untuknya seorang qarin (pendamping) dari golongan jin." Para Sahabat bertanya, “Termasuk dirimu, ya Rasulallah (s)?" Beliau bersabda, “Termasuk diriku, tetapi Allah telah membantuku untuk menundukannya, sehingga ia tunduk kepadaku, sehingga ia tidak pernah memerintahkan kepadaku kecuali yang baik." (Muslim) Sehingga tidak ada pengaruh Setan pada diri Nabi (s), sedangkan semua manusia mempunyai pengaruh Setan. Sehingga Nabi (s) menerima kehormatan besar itu, karunia yang besar yang sayangnya pada hari ini hanya kita letakkan di rak buku; kita tidak membacanya, kita menaruhnya di lemari. Padahal Nabi (s) bersabda, “Bahkan jika kalian tidak membacanya dengan baik, bacalah.”
Apakah kalian tahu Qul Huw Allahu Ahad (Surat al-Ikhlaash)? Ya, kalian mengetahuinya, dan bacalah tiga kali, seolah-olah kalian membaca seluruh al-Qur’an!
Nabi (s) bersabda, “Aku telah meninggalkan dua hal bagi kalian, yang jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, kalian tidak akan tersesat: Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. (Malik dalam Muwatta) “Apapun yang kulakukan, jalan yang kutunjukkan kepada kalian, risalah Islam, di samping segala ketentuan di Islam.” Di samping itu, beliau (s) bersabda,
Innamaa bu`itstu li utammimu makaarim al-akhlaaq.Aku telah diutus untuk menyempurnakan akhlak (perilaku dan karakter kalian). (Bazzaar) “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak kalian.” Itu artinya kitab suci Al-Qur’an menyempurnakan perilaku manusia dan Sunnah Nabi (s) menyempurnakan akhlak manusia, karena beliau bersabda, Tharaqtu fi kitaabi wa sunnati, jadi jika kalian mengikuti keduanya, kalian tidak akan tersesat. Dan kemudian Nabi (s) biasa membaca seluruh Al-Qur’an dalam hadirat Jibril (a) setiap bulan Ramadan dan Sayyidina Jibriil (a) biasa membacakannya kepada Nabi (s). Kami menyebutkan hadits ini sebelumnya:
iqraau ‘l-qur’ana fa innahu ya`ti yawm al-qiyaama syafi`an li ash-haabihBacalah Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi Sahabatnya. Apa lagi yang kalian inginkan lebih dari itu? Nabi (s) bersabda, “Bacalah al-Qur’an dan ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat; ketika kalian memerlukan syafaat, ia akan datang memberikan syafaatnya bagi kalian,” dan ini berasal dari Imam Muslim, sebuah hadits autentik yang kuat. Sayyida `A’isyah (r) mengatakan bahwa Nabi (s) bersabda, ‘Bacalah al-Qur’an, ia akan memberi syafaat bagimu pada Hari Kiamat.’ Itu artinya semua huruf ini dapat berbicara, karena mereka adalah Kalamullah, mereka tidak diciptakan, kitab suci al-Qur’an bukanlah makhluk, ia tidak diciptakan.
Bagaimana menurut kalian, apa yang akan terjadi ketika kalian membaca Kalamullah? Sekarang id universitas atau sekolah-sekolah, mereka mengajari kalian tentang puisi dan kalian menjadi seorang penyair atau mereka membaca qasidah dan orang-orang menjadi senang ketika mereka melantunkan qasidah. Dan itu adalah syair yang ditulis oleh manusia, itu bukanlah Kalamullah. Orang-orang menjadi senang dengannya dan kalian melihat di mana-mana orang melantunkan qasidah, itu adalah sesuatu yang baik.
Tetapi jangan lupa, qasidah itu mungkin tidak memberi syafaat bagi kalian, tetapi kitab suci al-Qur’an akan memberi syafaat bagi kalian, meskipun melantunkan qasidah adalah melantunkan pujian kepada Nabi (s) dan kalian akan diberi pahala untuk itu, ia akan membersihkan dosa-dosa kalian. Tetapi Sayyida `A’isyah (r) berkata bahwa Nabi (s) bersabda bahwa Al-Qur’an akan memberis syafaat bagimu pada Hari Kiamat dan itulah yang penting! Ketika pemberi syafaat itu datang kepada Allah, Al-Qur’an akan berbicara, “Yaa Rabbii! Orang-orang ini tidak pernah meninggalkan aku, mereka membaca Al-Qur’an. Aku memberi syafaat bagi mereka.” Kalamullah akan memberi syafaat bagi seseorang. Apakah Allah akan menolak Kalam-Nya sendiri? Dia tidak akan menolak Kalam-Nya sendiri.
Jika seseorang memberi kata-katanya kepada kalian, berjanji kepada kalian, apakah ia akan melanggarnya? Hanya orang-orang munafik yang melakukannya. Setiap Muslim bukan munafik, insya Allah. Jadi, Allah berjanji pada kita, apakah Dia akan melanggarnya? Tidak, al-Qur’an adalah Kalamullah, dan ia akan memberi syafaat kepada kita! Semoga Allah (swt) mengampuni kita semua, insya Allah. Suatu hari Nabi (s) mendatangi Ibn Mas`uud (r) dan berkata kepadanya, iqraa `alayya, “Bacakan padaku.” Nabi (s) senang bila orang membacakan Al-Qur’an kepadanya; itu artinya mereka tidak meremehkan Kalamullah.
Dan saya sangat menghargai orang-orang di daerah Sub Kontinen yang mempersiapkan anak-anaknya untuk menghafal al-Qur’an, termasuk orang-orang Pakistan, India, Bangladesh, Timur Jauh, Asia Tenggara; mereka senang anak-anak mereka menghafalkan Qur’an. Bukannya seperti di Timur Tengah di mana mereka mengirimkan kalian ke sekolah-sekolah Kristen, Buddha, dengan mengatakan bahwa pendidikannya lebih baik. Bahkan di sini, saya mendengar bahwa para orang tua mengirimkan anak-anaknya ke beberapa sekolah untuk “pendidikan yang lebih baik,” tetapi di sana mengjarkan Islam sementara di sini tidak!
Sayyidina Ibn Mas`uud (r) berkata,“Bagaimana aku dapat membaca al-Qur’an untukmu sementara al-Qur’an diturunkan kepadamu? Aku merasa tidak enak, aku merasa malu.” Nabi (s) bersabda, “Walaupun begitu, bacalah.”Ibn Mas`uud (r) berkata, “Dan aku membaca Surat an-Nisa hingga aku sampai pada ayat: wa kayfa idza ji'na min kullin ummatin bi syahiid wa ji'na bika `ala haauulaai syahiida, “Bagaimana nanti ketika Kami mendatangkan saksi (rasul) dari setiap umat?” [artinya dari umat Sayyidina Adam (a) dan umat Sayyidina Ibrahim (a) dan umat Sayyidina Nuh (a) dan umat Sayyidina `Isa (a) dan umat Sayyidina Musa (a), dan umat-umat lainnya dari Nabi-Nabi lainnya yang datang sebagai saksi bagi umat mereka.], “dan kemudian Kami mendatangkan kamu, wahai Muhammad, sebagai saksi atas mereka bahwa apa yang mereka katakan adalah benar; [Yakni walaupun mereka adalah Nabi, Kami tidak akan membiarkan segala sesuatunya lolos sebelum engkau menjadi saksi bagi mereka.]”
Dan pada saat itu, Nabi (s) bersabda, Amsik, “Stop, jangan dilanjutkan,” dan dari matanya mengalir air matanya. Karena itu adalah sebuah kehormatan besar bagi Nabi kita (s) dan kehormatan bagi Ummat an-Nabi (s), bahwa Nabi (s) akan menjadi saksi bagi semua Rasul dan umat mereka pada Hari Kiamat.
Adam faman duunahu tahta liwaa’ii yawm al-Qiyamah wa laa fakhrOleh sebab itu Nabi (s) bersabda, “Adam dan yang lainnya akan berada di bawah benderaku pada Hari Kiamat, dan ini bukannya sombong.” (Ahmad, Musnad) Ibn Mas`uud (r) berkata, “Aku memandangnya dan beliau menangis.” Kehormatan apa yang telah disandangkan Allah kepada Nabi (s)! Kehormatan apa yang telah Allah berikan kepadanya dengan membusanainya dengan al-Qur’an dan menjadikannya sebagai manusia paling utama, yang paling sempurna! Allah telah mengutusnya sebagai Rahmatan li ’l-`Alamiin. Dan hadits ini ada di dalam Bukhari dan Muslim. Dan saya akan mengakhiri dengan hadits ini, bahwa Abu Hurayrah (r) meriwayatkan bahwa Nabi (s) bersabda,
Tidak ada sekelompok orang yang berkumpul di rumah Allah (masjid) membaca Kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka tanpa turun sakiinah, ketenangan kepada mereka, dan rahmat melingkupi mereka, dan para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebutkan mereka kepada mereka yang berada di Hadirat-Nya. “Jika ada sekelompok orang duduk bersama mengingat Allah (swt),” artinya di mana pun kalian melakukan dzikrullah itu adalah ‘Rumah Allah,’ dan setiap kali kalian membaca al-Qur’an, itu adalah dzikrullah, di mana Allah disebutkan, bahkan kalbu kalian menjadi Rumah Allah (swt), sebagaimana Nabi (s) bersabda,
Qalb al-mu'min bayt ar-rabb.Kalbu orang-orang yang beriman adalah Rumah Tuhan. Beliau bersabda, “Jika mereka datang bersama, sekelompok orang,” artinya paling tidak ada tiga orang di antara mereka, “kemudian mereka menunjuk seorang Imam,” sebagaimana dalam hadits Nabi (s):
Idzaa kuntum tsalaatsat fa ammiruu ahadakum.Jika kalian bertiga, maka jadikanlah seorang sebagai pemimpin. “Jika kalian bertiga, tunjuk seorang pemimpin untuk memandu kalian.” Jadi jika orang-orang akan duduk bersama, bahkan jika seorang pria dengan istrinya dan anak-anaknya, dan mereka duduk membaca al-Qur’an dan berzikir, apa yang akan terjadi? Allah akan menurunkan sakiinah, ketenangan, kedamaian akan membusanai mereka, dan rahmat akan bersama mereka dan para malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah akan mengingat mereka dalam Hadirat-Nya. Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim.
Wahai Muslim! Ada banyak penjelasan yang indah dan mulia terhadap ahadits Nabi (s) dan ayat-ayat suci al-Qur’an untuk membuat orang-orang bahagia! Jangan membuat orang menjadi sedih dengan perkataan kalian, jadikanlah orang-orang cinta kepada Allah (swt) dan Nabi-Nya (s). Sebagaimana Nabi (s) cinta kepada Allah (swt) dan sebagaimana orang-orang yang saleh dan ikhlas cinta kepada Allah dan Nabi-Nya (s)! Kita harus membuat keluarga kita, anak-anak kita bahagia dan mencintai Allah dan Nabi-Nya (s)!
Wa min Allah at Tawfiq
http://www.sufilive.com/The_Quran_Will_Intercede_For_You-5494.html
© Copyright 2014 Sufilive. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Transkrip ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta Internasional. Mohon untuk menyebutkan Sufilive ketika membagi tulisan ini. JazakAllahu khayr.
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani
28 Maret 2014 Burton, Michigan
Khotbah Jumat di Masjid As-Siddiq
Wahai Muslim, wahai Mukmin! Allah (swt) mengirimkan kitab suci al-Qur’an kepada Nabi (s) untuk kebaikan manusia, sebagaimana Dia berfirman, A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillaahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim:
Alif. Laam. Miim. Dzalika al-kitaabu laa rayba fiihi hudan li ‘l-muttaqiin.Ini adalah, ini adalah Kitab, yang di dalamnya terdapat petunjuk, tidak ada keraguan; bagi orang yang bertaqwa.(Surat al-Baqarah, 2:2) Dia berfirman kepada Nabi (s), “Kitab itu, bukannya kitab lain, hanya Kitab itu.” Dia tidak berfirman, “Dzalika ‘l-kutub.’ Dia berfirman, “Kitab itu, laa rayba fiihi, tidak ada keraguan di dalamnya, hudan li ‘l-muttaqiin, ia merupakan petunjuk bagi manusia, bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (swt), bagi mereka yang saleh dan ikhlas,” dan mereka mengerti bahwa Allah menurunkan kitab suci al-Qur’an untuk kebaikan manusia.
Sebagaimana yang kami sebutkan minggu lalu, melanjutkan subjek yang sama, untuk menjelaskan sedikit apa yang kami katakan minggu lalu, setiap orang memerlukan seorang penolong, memerlukan seorang pemandu untuk membimbing kita. Allah mengutus rasul untuk membimbing umat dan Allah mengutus pembimbing untuk membimbing mereka: Allah mengutus Sayyidina Jibriil (a). Itulah sebabnya Nabi (s) dibimbing dengan Ilmu Terbaik, dengan Kalamullah, apa yang Allah ingin Nabi-Nya pelajari dan apa yang Allah ingin sandangkan padanya, dan Dia membusanainya dengan kitab suci al-Qur’an, sebagaimana Dia berfirman,
لَوْ
أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا
مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Kalau seandainya Kami turunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah belah karena ketakutannya kepada Allah! Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (Surat al-Hasyr, 59:21)
“Kalau seandainya Kami turunkan kitab suci al-Qur’an ini kepada seluruh alam semesta, alam semesta akan hancur lebur!” Ketika disebutkan kata ‘gunung’ di sini, dengan segera terbersit di dalam pikiran kalian bahwa itu adalah sesuatu yang sangat besar, jabal, itu adalah sesuatu yang sangat besar; bukannya seperti gua, atau bukit, yang berukuran lebih kecil. Itulah Al-Qur’an, bahasanya fasih, kita harus mempelajarinya.
Kata ‘jabal’ artinya sesuatu yang paling besar yang dapat kita pikirkan, tetapi sekarang yang terbesar yang dapat kita pikirkan adalah alam semesta, jadi itu artinya, “Kalau seandainya kitab suci Al-Qur’an ini diturunkan kepada alam semesta, kamu akan melihat seluruh alam semesta ini retak seperti gempa bumi.” Di mana posisi Bumi di dalam peta alam semesta? Kalian tidak bisa melihatnya, kalian bahkan tidak bisa melihatnya di dalam tata surya; bahkan ukurannya tidak lebih dari seukuran peniti, ia bahkan tidak ada di sana! Yang ada di sana adalah planet-planet yang besar dan bintang-bintang yang besar, lebih besar daripada Bumi ini dan tata surya, galaksi.
Jika Allah menurunkan Al-Qur’an ini pada seluruh galaksi di alam semesta, kalian akan melihatnya retak, tetapi Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Sayyidina Muhammad (s) dan kalbu beliau tidak hancur! Lihatlah kekuatan kalbu Sayyidina Muhammad (s), karena Jibriil (a) telah membersihkan kalbunya. Ketika Sayyidina Muhammad masih kecil, Jibriil (a) mendatanginya dan membuka dadanya dan mengambil kalbunya dan membersihkannya di dalam operasi jantung terbuka, 1400 tahun yang lalu; itu adalah teknik 1400 tahun yang lalu, bukan seperti teknik kita sekarang. Yang pertama melakukan operasi jantung secara terbuka adalah Jibriil (a).
Ya, sekarang kita dapat mengatakan, ‘operasi jantung terbuka,’ tetapi jika mereka mengatakannya enam puluh atau tujuh puluh tahun yang lalu, mereka akan mengatakan, “tidak mungkin.” Jika mereka mengatakan, ‘mengganti jantung,” mereka akan mengatakan, “tidak mungkin,” tetapi sekarang mereka melakukannya. Tetapi 1400 tahun yang lalu, Jibriil (a) mengambil jantung Nabi (s) dan membersihkannya dari tempat yang dapat dimasuki Setan. Nabi (s) bersabda, “Satu-satunya orang yang telah menaklukkan Setannya adalah aku,” karena kalbu beliau suci, tidak ada jalan masuk bagi Setan. Kita semua, semua manusia mempunyai satu tempat di masa Setan bisa memasukinya.
روى
مسلم وأحمد عن ابن مسعود قال ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :ما
منكم من أحد إلا وقد وكل به قرينه من الجن وقرينه من الملائكة . قالوا :
وإياك يا رسول الله ؟ قال : وإياي ، ولكن الله أعانني عليه فأسلم ، فلا
يأمرني إلا بخير.
Nabi (s) bersabda, "Setiap orang di antara kalian, telah diutus untuknya seorang qarin (pendamping) dari golongan jin." Para Sahabat bertanya, “Termasuk dirimu, ya Rasulallah (s)?" Beliau bersabda, “Termasuk diriku, tetapi Allah telah membantuku untuk menundukannya, sehingga ia tunduk kepadaku, sehingga ia tidak pernah memerintahkan kepadaku kecuali yang baik." (Muslim) Sehingga tidak ada pengaruh Setan pada diri Nabi (s), sedangkan semua manusia mempunyai pengaruh Setan. Sehingga Nabi (s) menerima kehormatan besar itu, karunia yang besar yang sayangnya pada hari ini hanya kita letakkan di rak buku; kita tidak membacanya, kita menaruhnya di lemari. Padahal Nabi (s) bersabda, “Bahkan jika kalian tidak membacanya dengan baik, bacalah.”
Apakah kalian tahu Qul Huw Allahu Ahad (Surat al-Ikhlaash)? Ya, kalian mengetahuinya, dan bacalah tiga kali, seolah-olah kalian membaca seluruh al-Qur’an!
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما : كتاب الله وسنة رسوله
Nabi (s) bersabda, “Aku telah meninggalkan dua hal bagi kalian, yang jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, kalian tidak akan tersesat: Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. (Malik dalam Muwatta) “Apapun yang kulakukan, jalan yang kutunjukkan kepada kalian, risalah Islam, di samping segala ketentuan di Islam.” Di samping itu, beliau (s) bersabda,
انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
Innamaa bu`itstu li utammimu makaarim al-akhlaaq.Aku telah diutus untuk menyempurnakan akhlak (perilaku dan karakter kalian). (Bazzaar) “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak kalian.” Itu artinya kitab suci Al-Qur’an menyempurnakan perilaku manusia dan Sunnah Nabi (s) menyempurnakan akhlak manusia, karena beliau bersabda, Tharaqtu fi kitaabi wa sunnati, jadi jika kalian mengikuti keduanya, kalian tidak akan tersesat. Dan kemudian Nabi (s) biasa membaca seluruh Al-Qur’an dalam hadirat Jibril (a) setiap bulan Ramadan dan Sayyidina Jibriil (a) biasa membacakannya kepada Nabi (s). Kami menyebutkan hadits ini sebelumnya:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
iqraau ‘l-qur’ana fa innahu ya`ti yawm al-qiyaama syafi`an li ash-haabihBacalah Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi Sahabatnya. Apa lagi yang kalian inginkan lebih dari itu? Nabi (s) bersabda, “Bacalah al-Qur’an dan ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat; ketika kalian memerlukan syafaat, ia akan datang memberikan syafaatnya bagi kalian,” dan ini berasal dari Imam Muslim, sebuah hadits autentik yang kuat. Sayyida `A’isyah (r) mengatakan bahwa Nabi (s) bersabda, ‘Bacalah al-Qur’an, ia akan memberi syafaat bagimu pada Hari Kiamat.’ Itu artinya semua huruf ini dapat berbicara, karena mereka adalah Kalamullah, mereka tidak diciptakan, kitab suci al-Qur’an bukanlah makhluk, ia tidak diciptakan.
Bagaimana menurut kalian, apa yang akan terjadi ketika kalian membaca Kalamullah? Sekarang id universitas atau sekolah-sekolah, mereka mengajari kalian tentang puisi dan kalian menjadi seorang penyair atau mereka membaca qasidah dan orang-orang menjadi senang ketika mereka melantunkan qasidah. Dan itu adalah syair yang ditulis oleh manusia, itu bukanlah Kalamullah. Orang-orang menjadi senang dengannya dan kalian melihat di mana-mana orang melantunkan qasidah, itu adalah sesuatu yang baik.
Tetapi jangan lupa, qasidah itu mungkin tidak memberi syafaat bagi kalian, tetapi kitab suci al-Qur’an akan memberi syafaat bagi kalian, meskipun melantunkan qasidah adalah melantunkan pujian kepada Nabi (s) dan kalian akan diberi pahala untuk itu, ia akan membersihkan dosa-dosa kalian. Tetapi Sayyida `A’isyah (r) berkata bahwa Nabi (s) bersabda bahwa Al-Qur’an akan memberis syafaat bagimu pada Hari Kiamat dan itulah yang penting! Ketika pemberi syafaat itu datang kepada Allah, Al-Qur’an akan berbicara, “Yaa Rabbii! Orang-orang ini tidak pernah meninggalkan aku, mereka membaca Al-Qur’an. Aku memberi syafaat bagi mereka.” Kalamullah akan memberi syafaat bagi seseorang. Apakah Allah akan menolak Kalam-Nya sendiri? Dia tidak akan menolak Kalam-Nya sendiri.
Jika seseorang memberi kata-katanya kepada kalian, berjanji kepada kalian, apakah ia akan melanggarnya? Hanya orang-orang munafik yang melakukannya. Setiap Muslim bukan munafik, insya Allah. Jadi, Allah berjanji pada kita, apakah Dia akan melanggarnya? Tidak, al-Qur’an adalah Kalamullah, dan ia akan memberi syafaat kepada kita! Semoga Allah (swt) mengampuni kita semua, insya Allah. Suatu hari Nabi (s) mendatangi Ibn Mas`uud (r) dan berkata kepadanya, iqraa `alayya, “Bacakan padaku.” Nabi (s) senang bila orang membacakan Al-Qur’an kepadanya; itu artinya mereka tidak meremehkan Kalamullah.
Dan saya sangat menghargai orang-orang di daerah Sub Kontinen yang mempersiapkan anak-anaknya untuk menghafal al-Qur’an, termasuk orang-orang Pakistan, India, Bangladesh, Timur Jauh, Asia Tenggara; mereka senang anak-anak mereka menghafalkan Qur’an. Bukannya seperti di Timur Tengah di mana mereka mengirimkan kalian ke sekolah-sekolah Kristen, Buddha, dengan mengatakan bahwa pendidikannya lebih baik. Bahkan di sini, saya mendengar bahwa para orang tua mengirimkan anak-anaknya ke beberapa sekolah untuk “pendidikan yang lebih baik,” tetapi di sana mengjarkan Islam sementara di sini tidak!
عن عبد الله قال . قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم
: اقرأ علي قلت : أقرأ عليك وعليك أنزل ؟ قال : إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت عليه سورة " النساء " حتى بلغت فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيدا قال : أمسك فإذا عيناه تذرفان
Sayyidina Ibn Mas`uud (r) berkata,“Bagaimana aku dapat membaca al-Qur’an untukmu sementara al-Qur’an diturunkan kepadamu? Aku merasa tidak enak, aku merasa malu.” Nabi (s) bersabda, “Walaupun begitu, bacalah.”Ibn Mas`uud (r) berkata, “Dan aku membaca Surat an-Nisa hingga aku sampai pada ayat: wa kayfa idza ji'na min kullin ummatin bi syahiid wa ji'na bika `ala haauulaai syahiida, “Bagaimana nanti ketika Kami mendatangkan saksi (rasul) dari setiap umat?” [artinya dari umat Sayyidina Adam (a) dan umat Sayyidina Ibrahim (a) dan umat Sayyidina Nuh (a) dan umat Sayyidina `Isa (a) dan umat Sayyidina Musa (a), dan umat-umat lainnya dari Nabi-Nabi lainnya yang datang sebagai saksi bagi umat mereka.], “dan kemudian Kami mendatangkan kamu, wahai Muhammad, sebagai saksi atas mereka bahwa apa yang mereka katakan adalah benar; [Yakni walaupun mereka adalah Nabi, Kami tidak akan membiarkan segala sesuatunya lolos sebelum engkau menjadi saksi bagi mereka.]”
Dan pada saat itu, Nabi (s) bersabda, Amsik, “Stop, jangan dilanjutkan,” dan dari matanya mengalir air matanya. Karena itu adalah sebuah kehormatan besar bagi Nabi kita (s) dan kehormatan bagi Ummat an-Nabi (s), bahwa Nabi (s) akan menjadi saksi bagi semua Rasul dan umat mereka pada Hari Kiamat.
دم فمن دونه تحت لوائي ولا فخر
Adam faman duunahu tahta liwaa’ii yawm al-Qiyamah wa laa fakhrOleh sebab itu Nabi (s) bersabda, “Adam dan yang lainnya akan berada di bawah benderaku pada Hari Kiamat, dan ini bukannya sombong.” (Ahmad, Musnad) Ibn Mas`uud (r) berkata, “Aku memandangnya dan beliau menangis.” Kehormatan apa yang telah disandangkan Allah kepada Nabi (s)! Kehormatan apa yang telah Allah berikan kepadanya dengan membusanainya dengan al-Qur’an dan menjadikannya sebagai manusia paling utama, yang paling sempurna! Allah telah mengutusnya sebagai Rahmatan li ’l-`Alamiin. Dan hadits ini ada di dalam Bukhari dan Muslim. Dan saya akan mengakhiri dengan hadits ini, bahwa Abu Hurayrah (r) meriwayatkan bahwa Nabi (s) bersabda,
..... وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله و يتدارسونه
بينهم إلا نزلت عليهم السكينة و غشيتهم الرحمة و حفتهم الملائكة و ذكرهم
الله في من عنده
Tidak ada sekelompok orang yang berkumpul di rumah Allah (masjid) membaca Kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka tanpa turun sakiinah, ketenangan kepada mereka, dan rahmat melingkupi mereka, dan para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebutkan mereka kepada mereka yang berada di Hadirat-Nya. “Jika ada sekelompok orang duduk bersama mengingat Allah (swt),” artinya di mana pun kalian melakukan dzikrullah itu adalah ‘Rumah Allah,’ dan setiap kali kalian membaca al-Qur’an, itu adalah dzikrullah, di mana Allah disebutkan, bahkan kalbu kalian menjadi Rumah Allah (swt), sebagaimana Nabi (s) bersabda,
قلب الموءمن بيت الرب
Qalb al-mu'min bayt ar-rabb.Kalbu orang-orang yang beriman adalah Rumah Tuhan. Beliau bersabda, “Jika mereka datang bersama, sekelompok orang,” artinya paling tidak ada tiga orang di antara mereka, “kemudian mereka menunjuk seorang Imam,” sebagaimana dalam hadits Nabi (s):
إذا كنتم ثلاثة فأمروا أحدكم
Idzaa kuntum tsalaatsat fa ammiruu ahadakum.Jika kalian bertiga, maka jadikanlah seorang sebagai pemimpin. “Jika kalian bertiga, tunjuk seorang pemimpin untuk memandu kalian.” Jadi jika orang-orang akan duduk bersama, bahkan jika seorang pria dengan istrinya dan anak-anaknya, dan mereka duduk membaca al-Qur’an dan berzikir, apa yang akan terjadi? Allah akan menurunkan sakiinah, ketenangan, kedamaian akan membusanai mereka, dan rahmat akan bersama mereka dan para malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah akan mengingat mereka dalam Hadirat-Nya. Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim.
Wahai Muslim! Ada banyak penjelasan yang indah dan mulia terhadap ahadits Nabi (s) dan ayat-ayat suci al-Qur’an untuk membuat orang-orang bahagia! Jangan membuat orang menjadi sedih dengan perkataan kalian, jadikanlah orang-orang cinta kepada Allah (swt) dan Nabi-Nya (s). Sebagaimana Nabi (s) cinta kepada Allah (swt) dan sebagaimana orang-orang yang saleh dan ikhlas cinta kepada Allah dan Nabi-Nya (s)! Kita harus membuat keluarga kita, anak-anak kita bahagia dan mencintai Allah dan Nabi-Nya (s)!
Wa min Allah at Tawfiq
http://www.sufilive.com/The_Quran_Will_Intercede_For_You-5494.html
© Copyright 2014 Sufilive. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Transkrip ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta Internasional. Mohon untuk menyebutkan Sufilive ketika membagi tulisan ini. JazakAllahu khayr.