Perdagangan Untuk Akhirat
Perdagangan Untuk Akhirat
Shaykh Mehmet Adil qs
25 Agustus 2012 - Lefke Cyprus
Kami akan berbicara tentang perdagangan didunia, ada kalanya kita rugi
dan ada kalanya kita memperoleh keuntungan. Ini semua kehendak Allah.
Seseorang kadang mengklaim bahwa dunia sekarang milikku, aku memliki
rumah mewah, yacht (kapal mewah), bank, mobil, semua berada ditanganku,
tetapi tiga hari kemudian dia bangkrut dan melarikan diri dari
negerinya.
Jika kalian bertanya, bagaimana kita dapat berdagang
tetapi tidak pernah rugi? Ada perdagangan yang tidak pernah merugi,
yaitu berdagang untuk akhirat. Jika dia menjadi seorang mukmin, yaitu
dia mengerjakan seluruh perintah Allah (swt) dan taat kepadaNya dan
kepada nabi (saw), maka dia akan selalu membuat keuntungan. Dan jika
mukmin ini adalah orang yang kaya, maka dia adalah orang yang sangat
beruntung dan jika dia orang miskin, dia tetap beruntung, jika dia dapat
bersabar menerima apa yang Allah berikan kepadanya. Keduanya tak pernah
merugi.
Dunia ini sementara dan akhirat selamanya. Jika kalian
tak pernah beribadah didunia ini sesungguhnya kalian seorang pecundang,
seorang yang merugi. Tetapi zaman ini, banyak manusia yang tidak
memiliki iman, mereka tidak memiliki kepercayaan kepada Allah, meskipun
mereka sangat kaya dan sehat, mereka selalu dalam keadan merugi.
Sementara orang miskin yang memiliki iman, dengan senantiasa beribadah
kepadaNya, meskipun dia sakit dan tidak memiliki harta benda mereka
selalu dalam keadaan beruntung disisi Allah.
Ada keuntungan
dalam segala hal yang kita kerjakan bagi mereka yang beriman, dan orang
yang beriman harus berusaha untuk membuat Allah swt senang dan ridho
kepadanya. Dizaman Nabi (saw) ada seorang sahabat yaitu Abu Talha (ra),
dia salah seorang sahabat besar. Dia memilki seorang anak kecil yang
sedang sakit parah dan dia tak dapat melakukan apapun ketika anaknya
dalam sakaratul maut, sehingga dia keluar sebentar untuk mencari obat
dan ketika malamnya dia kembali anaknya sudah meninggal dunia.
Ketika dia pulang dia bertanya kepada istrinya, "Apa yang terjadi
dengannya?" Istrinya menjawab, "Anak kita telah beristirahat dengan
tenang dan damai, dan tak ada kedamaian dalam istirahatnya yang lebih
sempurna dari kepergiannya". Dan Abu Talha (ra) tidak memahami apa yang
dikatakan istrinya. Istri para sahabat mereka adalah orang-orang yang
tulus dan mereka tak pernah berbohong. Abu Talha (ra) begitu sedih dan
sangat menderita.
Malamnya istrinya memasak makanan dan membuat
pesta selamatan agar suaminya tidak bersedih, dan setelah selamatan
kemudian mereka tidur bersama (berhubungan badan). Istri Abu Talha (ra)
dimalam itu mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad (saw). Keesokan harinya
Abu Talha (ra) menceritakan kronologi kejadian itu kepada Nabi Muhammad
(saw) dan bertanya kepada Nabi (saw), "Bagaimana istriku bisa seperti
itu menghadapi kematian anakku?"
Kemudian Nabi (saw) berdoa
untuk mereka berdua untuk mendapat keturunan lagi yang baik sebagai
pengganti. Dan tak lama kemudian istrinya hamil dan ketika dia
melahirkan anaknya, Abu Talha (ra) berkata kepada istrinya, "Jangan kau
susui dia dahulu sebelum aku membawa bayi ini kepada Nabi (saw).
Kemudian dia membawa bayi lelakinya kepada Nabi (saw) dan juga membawa
beberapa kurma. Dia berkata kepada Nabi (saw), "Ini bayiku yang baru
lahir". Nabi (saw) bertanya kepadanya, "Apa yang kamu bawa? Tentu saja
Nabi (saw) mengetahui bahwa Abu Talha membawa kurma. Nabi (saw)
mengambil satu butir kurma dan mengunyahnya kemudian beliau (saw)
mentalkin dan mengusapkan kebibir si bayi dan memasukkan kurma yang
sudah dikunyahnya kemulut si bayi. Dan memberinya nama Abdullah.
Dan anak itu dikemudian hari menjadi Ulama Besar dan Hafidz Quran dan
darinya kemudian dia memilki 9 anak yang semuanya Ulama Besar Hafidz
Quran. Hafidz adalah seseorang yang hapal seluruh Quran dan mengetahui
ilmu tentang Al-Quran. Jadi ketika kalian memiliki bayi, sebelum kalian
menyusuinya bawalah dahulu kepada Nabi (saw), karena Allah (swt) Dia
adalah Maha Pemberi. Meskipun awalnya tidak mudah bagi Abu Talha (ra)
ketika dia ditinggal mati anaknya yang masih kecil. Tetapi istri Abu
Talha (ra), dia mengetahui keberuntungan yang akan didapatnya kemudian
hari.
Hari ini sangat sulit untuk dapat menerima kematian
seorang anak yang masih muda seperti kesabaran istri Abu Talha (ra)
menghadapinya, karena iman manusia saat ini sangat lemah. Berbagai
penderitaan menimpa manusia, ada yang menderita sakit parah, ada yang
tidak memiliki pekerjaan, perceraian, dan berbagai musibah yang terjadi,
besar atau kecil, semuanya berasal dari Allah swt. Dan jika kalian
bersabar, maka akan ada pahala untuk kesabaranmu. Segalanya telah
tertulis di account kalian, rekening kalian akan bertambah banyak jika
kalian mampu bersabar dan kalian akan mendapat kedudukan yang tinggi di
akhirat kelak. Insya Allah.
Bagi mereka yang memilki banyak
uang dan memilki kekayaan, jika merejka bersyukur kepada Allah dengan
rajin beribadah kepadaNya, maka tentu saja mereka orang yang sangat
beruntung. Keuntungannya akan selalu bertambah dan bertambah. (Syaikh
Mehmet Sultan qs, 25 Agustus 2012).
No comments:
Post a Comment