Siapakah Orang yang Dimaksud dalam Surat Yasin ayat 20?
Pertanyaan:
Assalamualaikum Syekh,
Siapakah
orang yang disebutkan di dalam Surat Yasin ayat 20 dan apakah ada
pentingnya mengenai siapa dia? Terima kasih, semoga Allah senantiasa
memberkati tim ini.
Jawaban:
wa `alaykum salam,
Kisah Mengenai Habib an-Najjar
Disebutkan di dalam Surat Ya-Sin:
وَجَاء مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ
{Dan datanglah dari ujung kota, seseorang dengan bergegas. Ia berkata, “Wahai kaumku! Patuhilah utusan-utusan itu.”} (Surah Yasin 36:20.)
Nabi
Isa mengutus muridnya ke lembah itu, kepada kaum Antiokhia (sebuah
daerah di selatan Turki), yang merupakan para penyembah berhala. Ketika
orang-orang menolak dan mengutuk para utusan ini, seseorang yang saleh
dari kota itu, bernama Habib an-Najjar, ia datang dengan berlari dari
pinggiran kota untuk menegaskan orang-orang tentang pesan yang dibawa
oleh para utusan tersebut. Orang-orang
mulai melemparinya dengan batu ketika ia berkata, “Ya Allah, bimbinglah
kaumku karena mereka tidak tahu,” tetapi mereka tetap melemparinya
dengan batu, walau demikian, ia tetap berdoa bagi mereka, sampai
akhirnya mereka membunuhnya.
Bahkan setelah kematiannya, perhatiannya tetap tercurah pada kaumnya. Allah langsung memasukannya ke dalam Surga sebagai seorang syuhada, setelah ia dibunuh secara keji. Ia tidak mempermasalahkan bagaimana mereka
menyakitinya, ia memaafkan mereka, dan lebih dari itu, ia berharap agar
kaumnya dapat mengetahui apa yang ia lihat dengan matanya sendiri
bagaimana kemuliaan yang Allah berikan kepadanya agar mereka dapat
mengubah jalan mereka dan berpaling kepada Allah.
`Abdullah
ibn `Abbas, putra paman Nabi (s) al-`Abbas, ditegaskan oleh Nabi (s)
sebagai salah satu orang terkemuka dalam memahami dan menafsirkan kitab
suci Al-Qur’an, berkata, “Ia adalah orang yang tulus terhadap kaumnya
semasa hidupnya, dengan mengatakan:
يقَوْمِ اتَّبِعُواْ الْمُرْسَلِينَ
{‘Wahai kaumku! Patuhilah para utusan itu.‘} (Surah Yasin 36:20.)
dan setelah kematiannya, dengan mengatakan:
قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ – بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَالْمُكْرَمِينَ
{‘Alangkah baiknya jika kaumku mengetahui bahwa Tuhanku telah mengampuniku, dan menjadikanku sebagai orang-orang yang dimuliakan! Karena imanku terhadap Tuhan dan keyakinanku terhadap para Utusan.’} (Surah Yasin, 36:27)
Apa
yang ia maksud adalah bahwa jika kaumnya dapat melihat ganjaran yang
besar dan berkah yang abadi yang ia dapatkan, itu akan membuat mereka
mengikuti para utusan itu.Pengorbanan yang ia buat ini adalah dengan harapan agar kaumnya akan mendapat hidayah.
Nabi
(s) memprediksikan bahwa akan tiba suatu masa di mana Mahdi (as) akan
muncul di daerah Antiokhia, sebagaimana Dajjal dan Nabi Isa. Dekat lembah Umuq, akan terjadi perang besar di masa Mahdi (as). Itulah sebabnya di dalam kitabnya, Al-`Aqidah Mursyidah,
Imam Ibn `Asakir menyebutkan bahwa Nabi (s) mengatakan kepada para
Sahabatnya bahwa Dajjal akan muncul dari belakang pohon kurma, dan para
Sahabat melihat ke belakang pohon kurma, dengan penuh harapan bahwa
Dajjal akan muncul di masa mereka.
Hal ini belum terjadi, tetapi apakah kalian dapat mengatakan bahwa Nabi (s) tidak berkata benar? Orang yang mengatakan begitu benar-benar berada di luar dimensi keimanan. Jika
beliau mengatakan bahwa para Sahabat akan melihatnya, maka mereka akan
melihatnya; Allah akan mengirim mereka untuk melihatnya. Prediksi yang dibuat oleh Nabi (s) akan selalu menjadi kenyataan.
Grandsyekh (q) mengatakan:
Para
Sahabat akan melihat Dajjal, Nabi Isa (as) dan Mahdi (as) melalui
mata-mata kita, dan kita adalah anak cucu para Sahabat, kita adalah
keturunan mereka. Ketika Nabi (s) berbicara kepada para Sahabat, dengan perintah malaikat Jibril (as), beliau (s) berbicara kepada kita.Kita
duduk di belakang para Sahabat, kita mendengarkan Nabi (s) dengan
telinga kita, dan itulah sebabnya para Sahabat Allah (awliyaullah),
mereka mendengar dan melihat, sebagaimana para Sahabat melihat dan
mendengar.
Itu
artinya, jika mereka mengatakan kepada kalian bahwa kalian akan melihat
Mahdi (as), dan itu tidak terjadi di dalam masa hidup kalian, maka
keturunan kalian akan melihatnya. Jangan dipertanyakan atau ragu. Keturunan kalian akan melihat hal-hal ini bahkan jika kalian tidak melihatnya. Prediksi ini dialamatkan untuk seluruh umat manusia: baik di masa lalu, sekarang, maupun di masa depan. Kita juag akan menjumpai peperangan itu dan kita akan mendapatkan balasannya.
[dikutip dari bukuBanquet of the Soul, oleh Shaykh Muhammad Hisham Kabbani, diterbitkan oleh Institute for Spiritual and Cultural Advancement]
(tersedia di Perpustakaan Haqqani Indonesia)
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani
No comments:
Post a Comment