Thursday, September 26, 2013

Kisah Mengenai Habib an-Najjar

Siapakah Orang yang Dimaksud dalam Surat Yasin ayat 20?

 

 

Pertanyaan:

Assalamualaikum Syekh,
Siapakah orang yang disebutkan di dalam Surat Yasin ayat 20 dan apakah ada pentingnya mengenai siapa dia? Terima kasih, semoga Allah senantiasa memberkati tim ini.

Jawaban:
wa `alaykum salam,

Kisah Mengenai Habib an-Najjar
Disebutkan di dalam Surat Ya-Sin:

وَجَاء مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ
{Dan datanglah dari ujung kota, seseorang dengan bergegas. Ia berkata, “Wahai kaumku! Patuhilah utusan-utusan itu.”} (Surah Yasin 36:20.)

Nabi Isa mengutus muridnya ke lembah itu, kepada kaum Antiokhia (sebuah daerah di selatan Turki), yang merupakan para penyembah berhala. Ketika orang-orang menolak dan mengutuk para utusan ini, seseorang yang saleh dari kota itu, bernama Habib an-Najjar, ia datang dengan berlari dari pinggiran kota untuk menegaskan orang-orang tentang pesan yang dibawa oleh para utusan tersebut. Orang-orang mulai melemparinya dengan batu ketika ia berkata, “Ya Allah, bimbinglah kaumku karena mereka tidak tahu,” tetapi mereka tetap melemparinya dengan batu, walau demikian, ia tetap berdoa bagi mereka, sampai akhirnya mereka membunuhnya.
Bahkan setelah kematiannya, perhatiannya tetap tercurah pada kaumnya. Allah langsung memasukannya ke dalam Surga sebagai seorang syuhada, setelah ia dibunuh secara keji. Ia tidak mempermasalahkan bagaimana mereka menyakitinya, ia memaafkan mereka, dan lebih dari itu, ia berharap agar kaumnya dapat mengetahui apa yang ia lihat dengan matanya sendiri bagaimana kemuliaan yang Allah berikan kepadanya agar mereka dapat mengubah jalan mereka dan berpaling kepada Allah.

`Abdullah ibn `Abbas, putra paman Nabi (s) al-`Abbas, ditegaskan oleh Nabi (s) sebagai salah satu orang terkemuka dalam memahami dan menafsirkan kitab suci Al-Qur’an, berkata, “Ia adalah orang yang tulus terhadap kaumnya semasa hidupnya, dengan mengatakan:

يقَوْمِ اتَّبِعُواْ الْمُرْسَلِينَ
{‘Wahai kaumku! Patuhilah para utusan itu.‘} (Surah Yasin 36:20.)

dan setelah kematiannya, dengan mengatakan:

قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ  بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَالْمُكْرَمِينَ
{‘Alangkah baiknya jika kaumku mengetahui bahwa Tuhanku telah mengampuniku, dan menjadikanku sebagai orang-orang yang dimuliakan! Karena imanku terhadap Tuhan dan keyakinanku terhadap para Utusan.’} (Surah Yasin, 36:27)

Apa yang ia maksud adalah bahwa jika kaumnya dapat melihat ganjaran yang besar dan berkah yang abadi yang ia dapatkan, itu akan membuat mereka mengikuti para utusan itu.Pengorbanan yang ia buat ini adalah dengan harapan agar kaumnya akan mendapat hidayah.
Nabi (s) memprediksikan bahwa akan tiba suatu masa di mana Mahdi (as) akan muncul di daerah Antiokhia, sebagaimana Dajjal dan Nabi Isa. Dekat lembah Umuq, akan terjadi perang besar di masa Mahdi (as). Itulah sebabnya di dalam kitabnya, Al-`Aqidah Mursyidah, Imam Ibn `Asakir menyebutkan bahwa Nabi (s) mengatakan kepada para Sahabatnya bahwa Dajjal akan muncul dari belakang pohon kurma, dan para Sahabat melihat ke belakang pohon kurma, dengan penuh harapan bahwa Dajjal akan muncul di masa mereka.

Hal ini belum terjadi, tetapi apakah kalian dapat mengatakan bahwa Nabi (s) tidak berkata benar? Orang yang mengatakan begitu benar-benar berada di luar dimensi keimanan. Jika beliau mengatakan bahwa para Sahabat akan melihatnya, maka mereka akan melihatnya; Allah akan mengirim mereka untuk melihatnya. Prediksi yang dibuat oleh Nabi (s) akan selalu menjadi kenyataan.

Grandsyekh (q) mengatakan:
Para Sahabat akan melihat Dajjal, Nabi Isa (as) dan Mahdi (as) melalui mata-mata kita, dan kita adalah anak cucu para Sahabat, kita adalah keturunan mereka. Ketika Nabi (s) berbicara kepada para Sahabat, dengan perintah malaikat Jibril (as), beliau (s) berbicara kepada kita.Kita duduk di belakang para Sahabat, kita mendengarkan Nabi (s) dengan telinga kita, dan itulah sebabnya para Sahabat Allah (awliyaullah), mereka mendengar dan melihat, sebagaimana para Sahabat melihat dan mendengar.

Itu artinya, jika mereka mengatakan kepada kalian bahwa kalian akan melihat Mahdi (as), dan itu tidak terjadi di dalam masa hidup kalian, maka keturunan kalian akan melihatnya. Jangan dipertanyakan atau ragu. Keturunan kalian akan melihat hal-hal ini bahkan jika kalian tidak melihatnya. Prediksi ini dialamatkan untuk seluruh umat manusia: baik di masa lalu, sekarang, maupun di masa depan. Kita juag akan menjumpai peperangan itu dan kita akan mendapatkan balasannya.

[dikutip dari bukuBanquet of the Soul, oleh Shaykh Muhammad Hisham Kabbani, diterbitkan oleh Institute for Spiritual and Cultural Advancement]

(tersedia di Perpustakaan Haqqani Indonesia)

Syekh Muhammad Hisyam Kabbani

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...