Siapakah Namamu?
By Mawlana Syaikh Hisham Kabbani q.s
Sept 2004
By Mawlana Syaikh Hisham Kabbani q.s
Sept 2004
Seperti juga kita tahu nama-nama hewan, seperti keledai atau singa. Maka
seperti Singa, ia memiliki ribuan nama yang sama, di Inggris disebut
Lion, di Perancis Leon, ada berapa banyak bahasa di dunia ini? Bila di
Cina saja ada ribuan bahasa. Maka singa pun memiliki begitu banyak nama.
Begitu pula siapa namamu??!! Ketika orang menanyakan nama kita kita
membuka KTP, Kartu nama, Oo..Sunarto, Suharto, Bambang. Kita bahkan
kadang tak tahu siapa yang memberikan nama kita, siapa yang memberikan
nama kalian, kita tak tahu nama kita sesungguhnya, hanya Allah (swt)
yang tahu nama kita sebenarnya. Allah (swt) memberikan nama hanya kepada
Muhammad (s) dan nabi-nabi yang tercantum di dalam Al-Quran. Tetapi
kita tak mempunyai nama dan identitas itu. Nama kita hanya berasal dari
orang tua kita. Kita tidak memiliki kejelasan status kita di dunia ini,
kita tak memiliki nama, kita adalah bukan apa-apa, tetapi tetap saja
sombong dan membanggakan diri di hadapan mahluk maupun di hadapan- Nya.
“Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya”, bahkan saat ini pun kita tidak tahu apa nama kita. Mereka pikir diri mereka ulama, syekh, politisi. Wahai manusia letakkan dirimu serendah mungkin, janganlah sombong di hadapan mahluk-Nya bahkan di hadapan Allah (swt). Bila kita meletakkan diri kita serendah mungkin, maka Allah (swt) akan mengangkat derajat kita. Ketika Allah (swt) membuka hati hamba tersebut, maka hamba itu menjadi awliya-Nya, maka pada saat itu Allah (swt) memberikan rahmat-Nya kepada para awliya-Nya. Wali-wali Allah (swt) tidak pernah bersedih hati.
“Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya”, bahkan saat ini pun kita tidak tahu apa nama kita. Mereka pikir diri mereka ulama, syekh, politisi. Wahai manusia letakkan dirimu serendah mungkin, janganlah sombong di hadapan mahluk-Nya bahkan di hadapan Allah (swt). Bila kita meletakkan diri kita serendah mungkin, maka Allah (swt) akan mengangkat derajat kita. Ketika Allah (swt) membuka hati hamba tersebut, maka hamba itu menjadi awliya-Nya, maka pada saat itu Allah (swt) memberikan rahmat-Nya kepada para awliya-Nya. Wali-wali Allah (swt) tidak pernah bersedih hati.
No comments:
Post a Comment