Monday, October 14, 2013

Pentingnya Hari `Arafat dan Puasa `Arafat

Pentingnya Hari `Arafat dan Puasa `Arafat
 Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q) 
Burton, Michigan, 11 Oktober 2013    

Bismillahir Rahmaanir Rahim   

Alhamdulillah Allah telah menjadikan kita sebagai Umat Sayyidina Muhammad (s) dan mencerahkan kita dengan cahaya Kekasih-Nya dan cahay kitab suci al-Qur’an. Dan Dia membuat kita sebagai pengikut Nabi (saw).  Allah (swt) berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an, “Jika engkau sungguh mencintai Allah, ikutilah Muhammad (saw).”   Dan Nabi (saw) membawa kita ke dalam Islam, Risalah Allah (swt) di mana Dia berfirman, “inna ad-diina `indallahi al-Islam.” 

Dalam beberapa hari lagi kita akan menjumpai Eid al-Adha dan Nabi (saw) ketika melakukan haji terakhir, itu adalah pada tahun terakhir hidupnya; di mana Allah menurunkan ayat: alyawm akmaltu diinakum wa atmamtu `alaykum ni`amatii wa radhiitu lakum al-Islama diina.  “Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan nikmat-Ku kepadamu dan telah Kuridai Islam menjadi agama bagimu.” [5:3].  Para Sahabat sangat bahagia, karena Allah menyatakan bahwa Dia telah menerima Islam sebagai agama bagi mereka.  Dan Allah mengatakan bahwa Dia telah mencukupkan nikmat-Nya, bukannya “Aku akan menyempurna kan” tetapi “Aku telah menyempurnakan nya.” 

Melalui ayat itu Allah telah menyempurnakan Islam dan menjadikannya sebagai bulan purnama, tidak lebih dan tidak kurang.  Oleh sebab itu jangan terima orang yang datang dan mengatakan kepada kalian bahwa kita harus mereformasi Islam atau membuat Islam ala Barat, atau ala Amerika.  Islam adalah agama yang sempurna dan telah diterima oleh Allah.  Islam adalah agama Allah, ia sudah sempurna, selesai!  Jadi Sahabat sangat bahagia, jika kalian menjadi Sahabat Nabi (saw), kalian akan bahagia, ha?  Semoga Allah menjadikan kita bersama mereka.  [Amiin]  Kita tidak bisa menjadi Sahabat, mereka adalah orang-orang yang telah terpilih oleh Allah untuk menjadi Sahabat Nabi (saw).   Tetapi mereka adalah guru-guru kita, kita belajar dari mereka, kita berharap agar kita dapat bersama mereka di Surga, bersama Nabi (saw).   

Sahabat sangat gembira, kecuali seorang, ia menangis.  Sahabat yang lain bertanya-tanya, mengapa ia menangis.  Para Sahabat bertanya-tanya, “Masya-Allah kita memasuki Mekah, kita memasuki Ka’bah, kita telah menghancurkan berhala-berhala, dan kita pergi ke Arafat untuk melakukan manasik al-hajj, mengapa ia merasa sedih?”   Mereka mendatanginya dan tentu saja kita ingin tahu, siapa orang itu.  Ia adalah Sayyidina Abu Bakr ash-Shiddiq (r).  

Ia berkata, “Ma ba`d al-kamaali illa an-nuqsaan, setelah kesempurnaan hanya ada penurunan.  Dengan Nabi (s) memasuki Mekah dan Allah menurunkan ayat itu, artinya risalah itu telah selesai.  Artinya ia mengatahui dalam hatinya bahwa Nabi (saw) akan meninggalkan dunia ini, sehingga ia menangis.  Dan setelah itu Nabi (saw) hanya hidup selama 80 hari.  Setelah ayat itu turun, hanya ia yang menangis, karena ia mengerti, karena ia adalah Sahabat yang terdekat dengan Nabi (saw).  Ia tahu bahwa Jibril (as) akan berhenti datang, risalah telah selesai dan setelah itu Nabi (saw) hidup hanya 80 hari.    

Sayyidina Abu Hurayrah (ra) berkata, “Untuk membuat kita bahagia, karena Nabi (saw) ingin membuat kita bahagia, beliau (saw) mengatakan kepada Sahabatnya—memberi kita kabar gembira, ‘Kalian ingin bersamaku di `Arafat?—Sabda Nabi (saw) bukan hanya untuk Sahabat, tetapi untuk setiap orang di seluruh dunia—‘Berpuasalah pada hari itu.’  ‘Jika kalian tidak dapat melakukan ibadah Haji, maka berpuasalah pada hari `Arafat. 

Man shawma yawma `Arafa ghafar Allahu maa taqadama min dzanbihi  
Barang siapa yang berpuasa di hari Arafat, Allah (swt) akan mengampuni dosa-dosanya.”   

Jadi, Nabi (s) memberi kita kabar gembira.  Kalian tidak bisa pergi ke `Arafat, tidak apa-apa, berpuasalah pada hari itu.  Allah akan mengampuni dosa-dosamu.  Itulah sebabnya, “al-Hajju `Arafat"  Haji adalah `Arafat.  Jika kalian tidak pergi ke `Arafat, haji kalian tidak sempurna, bukannya tidak sempurna, tetapi hajinya tidak sah, batal.  Jadi yang paling penting adalah untuk berdiri di lembah itu sebagaimana Nabi (saw) berdiri dan Allah (swt) menurunkan Rahmat-Nya kepada mereka.  

Bahkan jika kalian berada di sini, jika kalian berpuasa dan merayakan Ied itu, kalian akan mendapatkan Rahmat itu.   Allah tidak kikir seperti kita.  Kita ini kikir.  Kita ini serakah.  Serakah di dalam Islam adalah baik, untuk minta lebih banyak rahmat, itu adalah baik.  Meminta Rahmat dari Allah, serakah dalam memohon Rahmat Allah, Allah akan memberi kalian.  Jangan menjadi kikir.   Jadi Nabi (saw) meminta, meminta, meminta demi kemaslahatan umat.  Dan al-`Abbas (r) da` li ummatii laylat al-`Arafa.  Nabi (saw) berdoa untuk umatnya pada malam `Arafat, bukan pada hari `Arafat—di dalam hadits itu, tentu saja pada hari `Arafat Nabi (saw) juga banyak berdoa.  Tetapi pada malam sebelum hari `Arafat, beliau (saw) berdoa kepada Allah untuk umatnya. 

Karena Nabi (saw), yang diinginkannya, yang dipikirkannya adalah umatnya.  Selesai.  Kalian termasuk umatnya?  Selesai, kalian selamat.  Barang siapa yang mengucapkan “La ilaha illaAllah” ia akan masuk Surga.  Tetapi tentu saja, “La ilaha ill Allah Muhammadur Rasuulullah (saw).”  Lihatlah betapa mudahnya.   Kami tidak mengatakan bahwa kalian tidak perlu melakukan kewajiban kalian, tetapi Allah (swt) ingin mengatakan kepada kita bahwa mengucapkan “La ilaha illAllah” adalah Maqam at-Tawhiid.  Tidak ada sang pencipta, kecuali Allah (swt).  Mereka katakan, “Tidak ada tuhan, selain Allah.”—di dalam terjemahannya.  Tidak ada sang pencipta, kecuali Allah.   Jadi beliau (saw) berdoa, “Yaa Rabbii…” Apapun yang Allah bukakan ke dalam kalbu Nabi (saw), beliau memintanya.  Allah (swt) menjawab doa Nabi (saw), “Aku telah mengampuni mereka.”  Mereka semua, kecuali satu orang, yang mempunyai akhlak yang buruk, yang lainnya diampuni. 

“Ya Habibi, ya Muhammad (saw), Aku ampuni mereka untukmu.”  “Syafaatku adalah untuk para pendosa besar di antara umatku.” (Sabda Nabi (saw)).  Allah (swt) akan memberikan syafaat kepada Nabi (saw) di Hari Kiamat, dunya dan akhirat.  Untuk memberikan syafaat, atas perintah Allah.  Tidak ada yang dapat mengatakan hal itu syirik, karena Allah memberikannya kepadanya.  Dia berfirman bahwa, “Aku menerima mereka semua, kecuali orang yang zalim.”  Dia berfirman, “Orang yang zalim, tidak termasuk, bahkan jika ia seorang Muslim.”  “Orang yang zalim, Aku tidak akan mengampuninya.”  Karena apapun dosa yang diperbuat manusia kepada-Ku, Aku dapat mengampuninya, tetapi bagi orang-orang yang zalim, di sana ada hak bagi orang lain. 

Orang yang menzalimi dan orang yang dizalimi.  “Bagaimana Aku akan mengampuni orang yang berbuat zalim, sementara orang yang dizalimi berkata, ‘Yaa Rabbii, apa ini?’”  “Aku menuntut hakku dari orang itu.”   Jadi apa jawaban Allah kepada Nabi (saw), “kecuali orang-orang yang berbuat zalim, Aku tidak akan mengampuninya.”  “Pertama Aku ingin mengambil hak orang yang dizalimi dari orang yang telah berbuat zalim.”  Nabi (saw) menjawab, “Yaa Rabb, Engkau adalah Yang Maha Penyayang, Engkau Yang Maha Pemurah.  Kau dapat memberi orang-orang yang dizalimi dari Surga-Surga-Mu.  Berikan dia sebanyak-banyaknya sesuai dengan yang Kau inginkan.  Kau adalah Yang Maha Pemurah, sementara dia adalah orang yang dizalimi. 

Apa yang akan diberikan oleh orang yang berbuat zalim ini? Tidak ada.  Sejak awal, jika Engkau memberikan kepadanya di dunia, ia tidak akan menzaliminya. Jadi apa yang akan dia berikan?  Tidak ada, jadi Yaa Rabbi, berikan orang yang dizalimi dari Surga-Surga-Mu.”  “Dan Engkau dapat mengampuni orang yang berbuat zalim.  Berikan orang yang dizalimi dari Surga-Surga-Mu dan ampuni orang yang berbuat zalim.”Allah tidak menjawab.  Jawabannya tidak muncul.  Dia tidak menjawabnya.  Doa itu di malam `Arafat.  Allah meninggalkannya, tidak ada jawaban.  (Keesokan harinya) `Arafat tiba, mereka pergi ke `Arafat hingga sore. 

Lalu setelah `Arafat, ke mana mereka harus pergi?  Muzdalifa.  Mereka pergi ke Muzdalifa dan mereka tinggal semalam dan setelah Fajar, ke mana mereka harus pergi?  Ke Mina.  Orang-orang yang telah pergi haji, kalian pasti mengingatnya.   Jadi apa yang terjadi?  Pagi itu Nabi (saw) mengulangi lagi doanya.  Dan Allah mengabulkan doanya, yaitu untuk memberikan orang yang dizalimi dari Surga-Nya dan mengampuni orang yang berbuat zalim.  Nabi (saw) sangat bahagia, beliau (saw) tersenyum, tertawa di hadapan Sahabat. 

Sayyidina Abu Bakr (ra) dan Sayyidina `Umar (ra) tahu pasti ada sesuatu.  Jadi mereka bertanya kepadanya, “Yaa Rasuulallah (saw), mengapa engkau tertawa, mengapa engkau tersenyum?”  Ketika Iblis tahu bahwa Allah (swt) mengabulkan doa Rasulullah (saw), dan mengampuni orang yang berbuat zalim, dan memberi orang yang dizalimi dari Surga-Nya, Iblis menjadi gila, dia mengambil pasir, mengambil debu dan mengambil tanah lalu melemparkannya ke wajahnya sendiri.  “Aku tertawa melihat Iblis gemetar, dan merasa takut, mengomel, melakukan sesuatu yang tidak semestinya, lalu ia pergi.  Itulah yang membuatku tertawa.”   

Jadi, kalian lihat betapa pentingnya `Arafat.  Betapa pentingya ini semua, dari `Arafat, Muzdalifa, Mina dan Mekah, semuanya penting dalam kehidupan umat Muslim.  Karena doa Nabi (saw) di `Arafat dan Muzdalifa, Allah telah mengampuni semua orang dari ummatun Nabi (saw).  Dan Nabi (saw) menganjurkan pentingnya melakukan puasa `Arafat.Sekarang, kita tahu bahwa bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampuni dosa-dosanya sebelumnya.  Tetapi hari yang mana kita harus berpuasa?  Karena jika kita melihat pada umat Muslim, kalian melihat mereka terpecah, terbagi-bagi. 

Para hujjaj, orang yang pergi haji, berdiri di `Arafat, tetapi ada juga orang di beberapa negeri yang melihat Ied jatuh pada keesokan harinya, atau `Arafat jatuh pada keesokan harinya.   Tetapi pada kasus manapun, saya ingin mengatakan, bahkan jika mereka terbagi-bagi, secara  umum mereka mengatakan bahwa `Arafat jatuh pada hari Senin, Ied pada hari Selasa; ada juga yang mengatakan bahwa `Arafat pada hari Selasa dan Ied pada hari Rabu menurut negeri mereka, menurut bulan, menurut apa yang menurut mereka benar, apapun itu, puasa kalian adalah berdasarkan niat.  Niatnya adalah berdasarkan apa yang kalian yakini.  Jadi ada dua pendapat, satu yang mengatakan `Arafat pada hari Senin, satu lagi pada hari Selasa. 

Kalian tidak boleh berpuasa pada hari Selasa, karena itu adalah Ied; tetapi bagi mereka yang Iednya hari Rabu, mereka dapat berpuasa pada hari Selasa.  Jadi, kalian melakukannya berdasarkan niat kalian dan menurut apa yang kalian benar, Allah (swt) akan memberi pahala karena puasa itu niatnya adalah untuk `Arafat.  Bahkan mungkin `Arafat bukan jatuh pada hari Senin atau Selasa.  Mungkin bagi Allah (swt) jatuh pada hari yang lain.  Kita berpuasa karena `Arafat, kita bukan puasa karena harinya (Senin atau Selasa).  Karena terlalu banyak pendapat pada hari apa jatuhnya `Arafat.   Tetapi apapun itu, bagi mereka yang ingin berpuasa menurut (ketetapan waktu di) negerinya atau bagi yang ingin berpuasa menurut waktu para hujjaj di `Arafat dan Ied di Muzdalifah dan Mina.   Semoga Allah (swt) memberi kita berkah dari hari `Arafat. 

Beberapa orang mungkin bertanya, mengapa ia disebut `Arafat?  `Arafat dalam bahasa Arab merupakan kata kerja yang artinya “untuk mengatahui”.  Dari kata kerja itu diturunkanlah kata `Arafat, sebuah tempat di mana Allah (swt) memberitahu Sayyidina Ibrahim (as) untuk menyembelih Sayyidina Ismail (as).  Jadi itu seperti itu.  Kisah mengenai Sayyidina Ibrahim (as) dan Sayyidina Ismail (as) insya Allah akan disampaikan pada hari Ied.   Allah memerintahkan untuk berpuasa `Arafat, dan pada hari itu Allah memberi dengan Kemurahan-Nya kepada empat Anbiya apa yang mereka inginkan.  Dia memberi pengampunan kepada Adam (as) pada hari `Arafat, dan Dia menjadikan Sayyidina Musa (as) sebagai Kalimullah pada hari `Arafat dan Allah memberi kepada Sayyidina Muhammad (as) kesempurnaan agama Islam bagi seluruh umat. 

Dan untuk Sayyidina Ibrahim (as), Dia menggantikan Sayyidina Ismail (as) dengan seekor domba untuk dikurbankan.   Semoga Allah (swt) mengampuni kita dan memberkati kita pada hari itu, yang jatuh pada hari Senin, dan orang-orang yang dapat berpuasa, dianjurkan untuk berpuasa, hari itu tidak terlalu panjang (di Amerika), pukul 19.00 sudah Maghrib.  Semoga Allah mengampuni kita  Aquulu qawli hadza…

Wa min Allah at Tawfeeq

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...