Friday, August 23, 2013

Jika Serangan Senjata Kimia di Suriah Benar, Perancis Akan Bereaksi


Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius. | PATRICK KOVARIK / AFP

Kamis, 22 Agustus 2013 | 16:28 WIB


PARIS, KOMPAS.com — Perancis akan bereaksi dengan "kekuatan" jika pembantaian menggunakan senjata kimia di Suriah terbukti benar. Demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, Kamis (22/8/2013), seperti dikutip AFP.

"Jika itu (serangan senjata kimia) terbukti, maka Perancis menyatakan harus ada sebuah reaksi," kata Fabius.

Lebih jauh Fabius mengatakan, reaksi yang dimaksudkannya adalah reaksi dengan "kekuatan", tetapi dia menegaskan sangat tidak mungkin mengirim pasukan militer ke Suriah.

Pada Juni lalu, Fabius sempat memunculkan kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan pusat produksi senjata kimia Suriah, setelah Perancis memastikan Damaskus memiliki senjata kimia.

Namun, dalam pernyataan terbarunya, Fabius tidak menyinggung soal kemungkinan intervensi militer di Suriah terkait kepemilikan senjata kimia.

"Jika Dewan Keamanan PBB tidak mengambil keputusan, maka saat ini keputusan harus diambil dengan cara lain. Bagaimana caranya? Saya tak ingin berbicara lebih jauh lagi," kata dia.

Saat ini, DK PBB tengah mencari kejelasan soal klaim serangan senjata kimia itu. Namun, para diplomat di PBB mengatakan DK PBB tidak akan bisa menghasilkan deklarasi bulat karena tentangan dari China dan Rusia, yang selama dua tahun terakhir mati-matian membela Damaskus.

Dalam kondisi ini, lanjut Fabius, Rusia harus menunjukkan tanggung jawabnya.

"Kita tengah berada dalam fase di mana dunia harus yakin bahwa anggota DK PBB tetap konsisten. Semua mengatakan senjata kimia tak boleh digunakan. Semua negara menandatangani konvensi internasional soal pelarangan senjata kimia, termasuk Rusia," papar Fabius.

Sebelumnya, kelompok oposisi Suriah mengklaim 1.300 orang tewas setelah pasukan rezim Bashar al-Assad menyerang kawasan Ghouta di pinggiran Damaskus dengan menggunakan senjata kimia.


Sumber : AFP
Editor : Ervan Hardoko 
 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...