Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q)
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q)
Zawiyah Fenton, MI
8 Desember 2012
(catatan buram dari transkrip suhba)
Allahumma shalli `ala Sayyidina Muhammad (s) wa `alaa aali Sayyidina Muhammad (s)
Allah Allah Allah Allah Allah Allah Subhanallah
Allah Allah Allah Allah Allah Allah Sulthan Allah
Allah Allah Allah Allah Allah Allah Allah Kariim Allah
Ya Rabb ya Allah anta al-Kariim wa nahnu `ibaadik al-`ajiziin.
a'udzu billah mina 'sy-syaythani 'r-rajiim
Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim
Nawaytu 'l-arba'iin, nawaytu'l-'itikaaf, nawaytu'l-khalwah,
nawaytu'l-riyaadha, nawaytu's-saluuk, nawaytu'l-'uzlah, nawytu as-siyam
lillahi ta'ala fii hadza'l-masjid
athi'uullah wa athi'uur-rasula wa uli'l-amri minkum
Alhamdulillah bahwa kita dapat bertemu kembali setelah sebulan atau lebih.
Di Tangan Allah-lah apa yang harus dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.
Allah member ilham pada mereka mengenai apa yang baik dan apa yang
buruk, dan kita bergerak berdasarkan pergulatan kita antara yang baik
dan yang buruk. Bisa saja kita begerak di sisi yang salah, bisa juga
kita bergerak di sisi yang benar, Allah Maha Mengetahui, dan kita selalu
memohon ampunan-Nya.
Grandsyekh, semoga Allah memberkati
ruhnya, berkata bahwa setiap manusia mempunyai 24.000 napas (dalam satu
hari) dari siang hingga malam. Sekarang, mungkin dokter mengatakannya
berbeda, lebih sedikit; tetapi secara spiritual ketika beliau mengatakan
24.000 napas, apa artinya? Orang bisa berpikir bahwa yang dimaksud
napas adalah menghirup dan menghembuskan (udara), itu adalah salah satu
maknanya. Tetapi pada hakikatnya, di dalam ranah makrifat atau di dalam
ranah akidah Islamiah, setiap tarikan napas dan hembusan napas
merupakan suatu mi’raj.
Pada saat menarik napas, bila kalian
berada di jalan yang benar, kalian menarik napas dengan memperhatikan
napas kalian, bahwa ia datang bersama istighfar dan keluar bersama
istighfar, tarikan dan hembusan napas itu mempunyai sebuah mi’raj. Dan
ma`arij, bentuk jamak dari mi`raj, tidak ada seorang pun yang dapat
membatasinya. Apakah menurut kalian bahwa Nabi (s) ketika Allah (swt)
mengundangnya untuk mi’raj, apakah undangan itu telah berhenti? Jika
kalian berada di suatu kelas, di SMA, lalu setelah tamat SMA, kalian
melanjutkan kuliah di akademi dan lulus dari sana, kalian melanjutkan ke
universitas, dan selesai di sana, kalian meneruskannya hingga menjadi
seorang profesor. Jadi, itu tidak pernah berhenti. Dari satu pembukaan
menuju pembukaan lainnya. Kalian selesai pada satu pembukaan, ia
membuka banyak lagi. Jadi mi’rajnya Nabi (s), jika kita membatasinya,
maka itu adalah taqsiir fii haqqi'n-Nabi (s), berarti itu menghilangkan
atau merendahkan derajat Nabi (s).
Itu artinya, Aku
memperlihatkan kepadamu dan Aku menghentikanmu. Tidak, Kemurahan Allah
tidak seperti itu, bila Dia member sesuatu, Dia akan terus memberikannya
lebih dan lebih banyak lagi. Ketika Dia mengangkat Nabi (s), itu
adalah sebuah mi’raj; tetapi pada saat beliau mi’raj, Grandsyekh
mengatakan bahwa Nabi (s) bermi’raj mitslayni mitsylayn dalam setiap
saat. Itu artinya setiap tarikan napas adalah mi’raj dan setiap
hembusan napas adalah mi’raj dan setiap mi’raj mempunyai level dua kali
lebih tinggi dari level sebelumnya.
Jadi para awliyaullah yang
Allah berikan ke dalam kalbunya sebagai pewaris Nabi (s), ketika mereka
memasuki suluk untuk mencapai makrifatullah, mereka bergerak dari satu
level ke level berikutnya dan apa yang diberikan di dalam mi’raj itu
tidak dapat diketahui. Setiap orang mempunyai mi’raj yang berbeda dan
setiap orang mempunyai seseorang di mana ia belajar darinya. Jadi
setiap mi’rajnya Nabi (s) itu adalah qaaba qawsayni aw adnaa. Di dalam
mi’raj itu, beliau (s) mencapai qaaba qawsayni aw adnaa di dalam mi’raj
itu dan beliau masuk ke dalam mi’raj berikutnya, beliau mencapai qaaba
qawsayni aw adnaa dalam mi’raj itu dan itu lebih dekat, kita tidak dapat
menggunakan kata jarak, karena ketika jaraknya menjadi semakin kecil,
dalam perasaan seseorang itu semakin jauh dan semakin jauh, karena Nabi
(s), ketika beliau mendekat, beliau masih melihat, seperti ketika kalian
pergi ke cakrawala, kalian akan melihat cakrawala lainnya.
Karena Nabi (s) adalah `abd dan Allah (swt) adalah Khaliq. Jadi setiap
mi’raj, ada qaaba qawsayni aw adnaa di dalamnya. Dan Allah memberi
tajali apa saja yang Dia inginkan bagi Nabi (s) dan itu adalah qaaba
qawsayni aw adnaa bagi Nabi (s) di dalam level itu, dan di dalam mi’raj
lainnya, ada qaaba qawsayni aw adnaa lainnya sehingga qaaba qawsayni aw
adnaa tidak pernah berakhir. Dan sebagaimana Nabi (s) mengalami mi’raj,
setiap hari Nabi (s) berada dalam mi’raj dan mi’raj ditambah mi’raj
menjadi ma`arij. Para awliyaullah mewarisi tetesan dari ilmu itu, dan
semua awliyaullah membagi tetesan-tetesan dari ma`arijnya Nabi (s).
Jadi awliyaullah hidup 100 tahun, sebagian hidup 70 tahun, sebagian 50,
sebagian 20 tahun menjadi awliya, sebagian sejak lahir sudah menjadi
awliya dan apa yang mereka capai dari Nabi (s), mereka tetap masih
menerima setetes dari Nabi (s). Dan bahkan jika mereka menghabiskan
sepanjang umurnya untuk mengajarkan yang setetes tadi, apa yang mereka
bagi adalah dari ma`arij. Di dalam setetes mi’rajnya Nabi (s), ada
banyak mi`raj, ma`arij, dari mi’raj itu dan mereka mengambil dari mi’raj
itu. Itulah sebabnya kalian tidak bisa menceraiberaikannya ke dalam
berbagai kelompok dan mengatakan bahwa wali ini bertentangan dengan wali
itu.
Kalian tidak bisa membuat fitnah dan mengatakan bahwa
para awliyaullah bertengkar satu sama lain. Orang-orang yang membuat
fitnah di antara awliyaullah, mereka akan merasa malu di Yawmil Hisab.
Orang yang menentang seorang wali, Allah menyatakan perang terhadapnya.
Jadi awliyaullah, mereka tidak peduli, inna Allah yudafi`uu
`anilladziinam aamanuu. Allah akan membela awliyaullah. Dia membela
mereka dan Dia Maha Mengetahui siapa yang membuat fitnah. Sudah
menunggu sebuah tamparan bagi mereka di Yawmil Hisab. Pada hari itu
amal mereka akan lenyap, habaa'an mantsuura, seolah-olah tidak pernah
ada.
Mawlana Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani, semoga Allah
memanjangkan umurnya dan Grandsyekh, semoga Allah memberkati ruhnya,
tidak pernah menerima orang yang datang dan mengeluh mengenai orang
lain. Itu dianggap ghiba dan namiimah. Ghiba adalah berbicara mengenai
keburukan seseorang tanpa kehadiran orang tersebut dan namiima adalah
menciptakan fitnah. Jika kalian ingin masuk ke dalam pintu kami,
masuklah, lakukan salat dan zikir kalian dan jangan mengeluh. Mereka
mengajarkan kepada kita bahwa ada 124.000 wali dan setiap wali menerima
dari satu di antara 124.000 Nabi dan ada 124.000 Sahabat yang mewarisi
dari Nabi (s) dan para awliyaullah mewarisi dari Sahabat Nabi (s).
Jadi, tidak hanya ada satu wali, tetapi ada 124.000 wali. Kalian
mencintai wali kalian, alhamdulillah. Kita mencintai Syekh kita, tetapi
bukan tugas kita untuk menghina Syekh-Syekh lainnya. Masing-masing
mempunyai orang yang menyukainya. Misalnya, saya ingin bersamamu, ia
ingin bersama orang ini, itu bebas saja. Kalian bisa bersama orang yang
kalian sukai. Kalian bisa berkata, “Aku senang dengan apa yang
dikatakannya. Itu cocok buatku.” Sementara yang lain mengatakan,
“Alhamdulillah, (wali) yang itu cocok buatku. Jadi aku mengikuti wali
itu.” Jadi apa yang terjadi? Kita harus saling menghormati.
Sebagaimana kullu min rasuulullah multamisan, setiap orang mengambil
(bagian) dari Nabi (s). Wa kullun, setiap makhluk yang Allah ciptakan
mengambil (bagian) dari Nabi (s). Imam Busayri menyadari hakikat itu,
yaitu bahwa ins dan jin dan malaikat, jika Nabi (s) tidak ada, maka
mereka tidak akan diciptakan. Nabi (s) adalah `Abdullah, tetapi Allah
menciptakannya dan untuknya Allah menciptakan seluruh makhluk. Jika
untuknya Allah menciptakan makhluk, itu artinya setiap orang mengambil
(bagian) dari Nabi (s). Jadi bagaimana mungkin kalian dapat menyerang
orang itu? Itu adalah untuk orang awam, lalu bagaimana menurut kalian
mengenai seorang wali, siapapun ia, wali itu mempunyai level itu, level
itu dan level itu. Allah memberi setiap orang apa yang ia miliki dan
setiap orang mempunyai sesuatu yang bermanfaat bagi umat. Jangan
memecah belah umat sebagaimana yang terjadi di negara-negara Arab di
Timur Tengah. Seperti halnya di Iran, kalian mempunyai ulama yang
mengikuti Syari`ah menurut Mazhab Ja’fari, tetapi ada juga kelompok lain
yang mengikuti Wilayat al-Faqih, mereka menganggap Syekh mereka suci,
bersifat Ilahiah, itu artinya kata-katanya harus dipenuhi tanpa
pertanyaan. Apapun yang ia katakan berarti muzhir, berasal dari langit.
Jika ia mengatakan, “Bunuh orang ini!” Orang harus membunuhnya tanpa
pertanyaan.
Dan kini di Mesir, orang mempunyai yang serupa
dengan Wilayat al-Faqih, untuk Ikhwan al-Muslimiin, mereka mempunyai
al-Mursyid al-`Aam, dan orang harus mematuhi apa yang ia katakan dan
tidak memperhatikan ulama-ulama lainnya. Mereka mengatakan ini adalah
mursyid dan kata-katanya bersifat ilahiah dan mereka mengutuk yang
lainnya, padahal ada awliyaullah di Mesir, karena seluruhnya ada 124.000
awliya.
Jadi mengapa menyerang yang laiinya? Jadi di dalam
spiritualitas, kalian juga mempunyai hal yang sama. Kalian mempunyai
wali kalian. Baiklah kalian mengikuti wali itu, tetapi tidak perlu bagi
kalian untuk mengganggu yang lain. Biarkan mereka. Tetapi Setan tidak
ingin membiarkannya begitu saja.
Saya akan menyatakannya di
depan umum bahwa kami adalah orang-orang moderat, orang-orang yang
mencintai kedamaian, mengikuti syari’ah di jalan yang moderat, jalan
wasatiyya, jalan pertengahan, bukannya di pinggir jalan ini atau jalan
itu, bukannya yang liberal, bukan pula yang ekstrim. Kami berada di
jalan pertengahan. Kami menghormati setiap manusia di bumi dan kami
mengutinya.
Sayangnya sekarang ini setiap orang… dan Allah
berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an, wa la tuzakuu anfusakum, jangan
memuji diri sendiri dan memberikan alasan bagi diri sendiri. Sekarang,
banyak sekali orang yang memuji dirinya. Di dalam jalan Sufi dan di
dalam Islam, kalian harus mengkritik diri kalian, bukannya memuji diri
sendiri. Itu adalah kritik batiniah terhadap diri sendiri.
Dan banyak orang di seluruh dunia berkata bahwa, "Mawlana Syekh
mengatakan ‘Lakukan ini’," tetapi itu adalah bohong. Mawlana Syekh
tidak pernah membolehkan sesuatu yang bertentangan dengan Syaria`tullah.
Ambillah apa yang kalian dapat melakukannya tetapi jangan
mencampurkannya dengan imajinasi kalian. Apa yang terjadi di Singapura
tidak bisa kita terima dan apa yang terjadi di negeri lain, kita tidak
terima. Kita harus sangat berhati-hati. Kita harus mengikuti Syari`ah.
Mawlana Syekh memisahkan orang-orang menurut (aturan) Islam. Ketika
mereka salat, pria dan wanita salat terpisah, tidak bisa bercampur.
Jadi kita tidak bisa mencapuradukan dalam agama, apakah kalian seorang
Muslim atau campuran sup, mencampur aduk dengan jalan yang salah. Nabi
(s) tidak memperbolehkannya. Dan kita mempunyai hak untuk bertanya,
mengapa kegiatan yang terjadi di Timur Jauh ini diperbolehkan oleh
orang-orang yang bertanggung jawab atas tempat-tempat ini? Dan orang
yang melakukan whirling itu mengaku bahwa Mawlana telah member izin, itu
adalah bohong!
Orang-orang menggunakan Mawlana Syekh sebagai
alasan untuk berbagai hal. Tidak ada orang yang dapat menjumpai Mawlana
Syekh. Saya adalah menantunya dan saya tahu bahwa tidak ada orang yang
bisa naik (ke ruang Mawlan) dan menjumpainya. Dan kita harus
menghormati orang-orang yang telah Mawlana tunjuk (untuk daerah itu) dan
mereka adalah orang-orang di jalan yang benar, bukannya datang dengan
sup dan mencapuradukkan segala hal, dan menjadikannya sebagai sup.
Al-haraam bayyin wal-halaalu bayyin, yang haram adalah jelas dan Nabi
(s) telah menjelaskannya dan yang halal juga jelas. Dan kita bisa
mengatakan bahwa kita berada dalam perjuangan. Ada kelompok yang
berjuang, mereka berusaha untuk melakukan apa yang halal, tetapi
kemudian Setan menarik mereka untuk melakukan apa yang haram. Itu adalah
perjuangan antara yang haqq dan yang batil, dan itu sudah terjadi sejak
zaman Sayyidina Adam (as), ketika anaknya, Haabil dan Qaabil berselisih
satu sama lain dan akhirnya Qaabil membunuh Haabil. Juga anak-anak
Nabi Ya’qub (as), mereka bersaudara tetapi mereka melemparkan
saudaranya, Yusuf (as) ke dalam sumur, walaupun mereka semua adalah
nabi. Jadi jangan membuat kelompok-kelompok lain di dalam tarekat.
Jangan membuat ahzaab. Dan hentikan kebiasaan yang mengatakan bahwa
“Mawlana mengatakan ini.” Mawlana tidak mengatakan apa-apa. Mawlana
berada dalam kepasarahan sepenuhnya, dan dalam muraqabah. Mawlana hanya
mengatakan, “salam 'alaykum” dan beberapa kata. Tetapi kebanyakan
beliau menasih, dan setiap tetes air matanya adalah atas nama umat.
Jadi jangan menyebarkan rumor yang mengatakan “Mawlana mengatakan untuk
melakukan ini,” dan itu adalah bohong.
Saya bersama Mawlana
Syekh selama 50 tahun dan saya mengenal Mawlana. Ada orang-orang di
Timur Jauh dan di Barat, di mana mereka bekerja keras dan melakukan yang
terbaik untuk Mawlana. Di lain pihak, ada orang yang melakukan
kesalahan dan ketika ditanya mereka berkata, “Mawlana mengatakan untuk
melakukannya”, jangan melepaskan tanggung jawab pada Mawlana, itu tidak
benar. Itu adalah haram.
Semoga allah mengampuni kesalahan
kita. Dan hormat saya pada para perwakilan di mana mereka mengizinkan,
orang-orang yang diberi otoritas di beberapa tempat, orang-orang yang
mengizinkan untuk mencampur apel dengan jeruk dan membuat sup,
membolehkan mereka melakukan hal ini di zawiyah, atau masjid, atau
khaniqah atau ribat mereka. Semoga Allah mengampuni kita dan
memanjangkan umur Mawlana Syekh dan memberi kita umur panjang untuk
mencapai Mahdi (as).
No comments:
Post a Comment